Banyak sekali kita jumpai kekerasan fisik yang terjadi pada perempuan dalam film ini. Salah satunya yaitu ketika Novi di tampar oleh suaminya karena mendebat suaminya yang percaya mitos anak sungsang merupakan anak yang lahir dari perselingkuhan. Ia merasa terhina karena dianggap selingkuh dan tidur dengan lelaki lain.Â
Dalam film ini diperlihatkan bagaimana suami Novi memperlakukan Novi dengan buruk, salah satunya menamparnya berkali-kali sampai Novi terjatuh ke tanah. Hanya karena mitos tersebut suaminya menuduh Novi macam-macam dan melakukan kekerasan fisik kepadanya. Selain itu, banyak sekali dijumpai adegan perempuan yang ditarik secara kasar bahkan sampai mencekik dan memiting leher perempuan.
5. Kekerasan nonfisik
Kekerasan nonfisik adalah perbuatan menyerang psikis atau rohani perempuan dengan tujuan untuk meredusir mental perempuan sehingga menjadi takut, sakit hati, sedih, menangis, dan lain sebagainya. Banyak sekali dalam film ini yang memperlihatkan kekerasan nonfisik yang dialami oleh perempuan, dimulai dari menakut-nakuti perempuan dengan ancaman akan diperkosa, ditodong dengan parang bahkan diancam dibunuh. Hal ini dapat kita lihat dalam adegan anak buah Markus yang mencari keberadaan Marlina kemudian menyandra teman-teman Marlina untuk membuat Marlina menyerahkan diri kepada mereka.
Selain itu, mereka juga melakukan pelecehan seksual kepada Marlina dengan memaksa Marlina untuk memegang bagian tubuh mereka padahal Marlina tidak mau dan menolak hal tersebut. Bahkan Marlina dipaksa membuka baju dan diperkosa saat itu juga padahal ia sudah menolak dan memberontak, sampai akhirnya ia tidak tahan lagi dan membunuh Markus dengan parang yang ada di laci mejanya.
6. Beban kerja dosmetik
Beban kerja dosmetik adalah beban kerja dimana semua urusan rumah tangga dan dapur diserahkan kepada perempuan. Hal ini terlihat dalam adegan dimana Marlina dan Novi memasak di dapur dan juga mengantarkan makanan setelah mereka masak. Ada juga adegan Novi mengangkat jemuran baju setelah sampai di rumah Marlina karena langit sudah mulai gelap.
KESIMPULAN
Pada film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak penulis membagi ketidakadilan gender ke dalam enam bentuk, yaitu Pertama, terjadi marginalisasi terhadap kaum perempuan. Kedua, adanya diskriminasi terhadap kaum perempuan baik itu di dalam rumah tangga, maupun masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah terkonstruksi dengan label bahwa perempuan tugasnya adalah di ranah domestik sedangkan laki-laki di ranah publik. Ketiga, pelabelan negatif terhadap perempuan. Keempat, kekerasan fisik yang terjadi pada perempuan. Kelima, kekerasan nonfisik yang menyebabkan perempuan menjadi takut, sedih, dan merasa terancam. Keenam, karena peran gender yang diterima oleh perempuan adalah mengelolah rumah tangga, maka banyak perempuan yang menanggung beban domestik lebih banyak dan lebih lama dari laki-laki.
REFERENSI
Prahastiwi, Niken. (2019). Wacana Perlawanan Perempuan pada Film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta.