Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa, dan agama. Karena adanya perbedaan tersebut, untuk menyatukannya dapat menggunakan prinsip integrasi nasional. Integrasi merupakan suatu proses penyatuan berbagai suku, agama, budaya dan daerah yang berbeda di Indonesia menjadi satu kesatuan bangsa yang utuh dan berdaulat. Integrasi nasional di Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip Pancasila sebagai ideologi negara dan lima sila Pancasila yang meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Upaya mencapai suatu integrasi nasional dalam mencakup berbagai aspek yang ada, contohnya yaitu pendidikan, kebijakan politik, pemerintahan, dan pembangunan ekonomi yang merata. Upaya membangun integrasi nasional dapat dilakukan oleh generasi muda. Generasi muda memiliki peran penting yaitu sebagai agen perubahan, di mana generasi muda memiliki energi, kreativitas, dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan integrasi nasional di Indonesia.
Implementasi dari integrasi nasional dapat melalui pendidikan yaitu membangun bangsa dari sekolah. Pendidikan sebagai pilar utama pembangunan karakter manusia mempunyai peran strategis dalam mewujudkan integrasi nasional. Melalui pendidikan, nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan semangat persatuan dapat ditanamkan sejak dini pada generasi muda. Salah satu contohnya yaitu melalui kegiatan pembelajaran di Fakultas Farmasi Universitas Islam Sultan Agung Semarang (Unissula). Kegiatan pembelajaran di Fakultas Farmasi Unissula meliputi SGD (Small Grup Discussion), praktikum, skill lab, dan kegiatan kuliah pakar. Hal tersebut dapat menjadi contoh dari implementasi integrasi nasional dalam dunia pendidikan. Metode pembelajaran tersebut menjadikan mahasiswa/mahasiswi berinteraksi antara satu dengan yang lainnya karena didasarkan pada prinsip PBL (Problem Based Learning) dan sesuai dengan prinsip Ten Star Of Pharmacist.
1. Kuliah Pakar
Kegiatan kuliah pakar merupakan salah satu kegiatan pembelajaran terutama di Fakultas Farmasi Unissula sebagai platform yang sangat baik untuk mendalami konsep integrasi nasional secara mendalam. Kuliah pakar mempunyai peran yang signifikan dalam proses terwujudnya integrasi nasional, dalam konteks penyampaian pengetahuan, pembentukan karakter, dan peningkatan kesadaran di kalangan mahasiswa. Dalam kuliah pakar menghadirkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, sehingga memberikan perspektif yang lebih luas dan kompleks mengenai tantangan dan peluang dalam membangun persatuan dan kesatuan. Ketika kuliah pakar akan muncul berbagai perspektif dalam memahami suatu materi, perbedaan pandangan ini menjadikan mahasiswa dapat menghargai dan menyatukan perspektif mereka agar mencapai sebuah kesepakatan.
Kuliah pakar dapat menanamkan nilai-nilai toleransi yaitu dengan cara memberikan informasi yang akurat mengenai pentingnya hidup berdampingan dalam keberagaman. Karena dalam kuliah pakar di suatu ruangan, mahasiswa yang hadir tidak hanya satu suku, agama, bahasa dan budaya yang sama, tetapi banyak keberagaman suku, agama, bahasa dan budaya yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Sehingga melalui diskusi yang efektif saat kuliah pakar dengan melihat berbagai perspektif dapat lebih mudah menerima perbedaan dan berperan dalam menjaga integrasi nasional.
2. Praktikum dan Skill Laboratorium      Â
Selanjutnya, kegiatan pembelajaran di Fakultas Farmasi Unissula yaitu praktikum dan skill laboratorium. Dalam praktikum melibatkan pengamatan langsung terhadap kekayaaan alam di Indonesia sehingga dapat menumbuhkan rasa bangga dan cinta tanah air terhadap Indonesia. Misalnya, praktikum di modul Senyawa Bahan Alam maupun Mikrobiologi yang merupakan salah satu modul pembelajaran di Fakultas Farmasi Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).
Praktikum dan skill lab berorientasi pada kegiatan kerja kelompok, di mana mahasiswa dari berbagai latar belakang berkolaborasi untuk mengerjakan perlakuan saat praktikum. Dengan terjadinya interaksi ini, mahasiswa belajar untuk bekerja sama dan menghargai perbedaan. Dalam kegiatan praktikum serta skill lab mahasiswa juga sering kali dihadapkan pada situasi yang memerlukan toleransi dan empati, contohnya terjadi diskusi dan debat. Diskusi dan debat terjadi ketika mahasiswa mendiskusikan terkait cara perlakuan, hasil praktikum dan metode yang digunakan. Mahasiswa dituntut untuk belajar dan mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. Mahasiswa juga harus menghargai asisten laboratorium terkait materi yang mereka sampaikan, meskipun materi yang disampaikan berbeda perspektif dengan kita. Mahasiswa juga dilatih untuk bertanggung jawab atas tugas dan perannya dalam kelompok. Praktikum dan skill lab juga mengajarkan mahasiswa tentang etika profesi, seperti kejujuran, integritas, dan profesionalisme, di mana nilai-nilai ini digunakan untuk membangun integrasi nasional dan masyarakat yang adil dan beradab.
3. SGD (Small Grup Discussion)
SGD atau Small Grup Discussion juga merupakan salah satu kegiatan pembelajaran di Fakultas Farmasi Unissula. SGD (Small Grup Discussion) yaitu suatu metode pembelajaran yang melibatkan interaksi langsung antara peserta dalam sebuah kelompok-kelompok kecil. Metode ini sangat efektif dalam mengembangkan berbagai ketrampilan, termasuk dalam kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, dan bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah. SGD (Small Grup Discussion) menjadi alat yang efektif dalam menciptakan suatu integrasi nasional. Karena dapat mendorong mahasiswa mendorong pemahaman, rasa menghargai terhadap keberagaman, dan memperkuat rasa persatuan antar mahasiswa.
SGD atau Small Grup Discussion diterapkan sebagai suatu kegiatan pembelajaran di Fakultas Farmasi Unissula karena di Unissula terutama di Fakultas Farmasi menerapkan metode pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Problem Based Learning (PBL) yaitu metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dan berorientasi pada pemecahan suatu masalah. Mahasiswa diberi suatu kasus atau skenario yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, lalu mendiskusikannya pada saat kegiatan SGD berlangsung. Saat kegiatan SGD muncul berbagai perspektif dalam memaknai kasus atau skenario yang diberikan. Mahasiswa dituntut untuk saling menghargai berbagai padangan dan menerima kritik dan saran ketika pendapat kita di sanggah oleh mahasiswa yang lain. Dengan mendengarkan pendapat dari orang lain, mahasiswa dapat mengembangkan rasa empati, di mana hal itu penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis untuk membangun integrasi nasional. Â Kegiatan SGD juga menerapkan prinsip Ten Star Of Pharmacist yang meliputi beberapa yaitu:
- Communicator, dengan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, pendapat kita dapat tersampaikan secara jelas dan dapat menjembatani perbedaan bahasa sehingga meningkatkan pemahaman antar mahasiswa.
- Researcher, dalam konteks integrasi nasional penelitian dapat membantu mengembangkan solusi yang ingin dicapai.
- Collaborator, dalam hal ini saat SGD dapat berkolaborasi dengan mahasiswa yang lainnya dalam menyelesaikan kasus atau skenario yang ada sehingga tercipta lingkungan yang terintegrasi dan responsif.
- Life long learner, mahasiswa dituntut untuk belajar terus menerus karena ilmu pengetahuan tiap tahunnya selalu berkembang. Sehingga saat SGD dalam menyelesaikan kasus atau skenario dapat terpecahkan sesuai dengan ilmu penelitian yang terbaru dan dapat memberikan perspektif yang berbeda untuk mahasiswa yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H