Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan harus dilakukan untuk menentukan sebuah kasus dalam kondisi benar lawan benar (dilema etika) atau benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang diambil haruslah berpihak dan mengutamakan kepentingan anak berdasarkan nilai moral, agama, dan norma yang ada. Sehingga keputusan yang dihasilkan akurat dan mengakomodir kuebuthan anak untuk menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan kebenaran.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Demikian juga sebaliknya, keputusan yang diambil hanya berdasarkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu akan menciptakan lingkungan yang negatif, ricuh, dan tidak nyaman. Maka sangat penting pengambilan keputusan itu diambil dengan berbagi pertimbangan yang berasal dari semua stakeholder sekolah agar kebutuhan orang banyak terpenuhi.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan adalah adanya pihak yang merasa kurang puas akan keputusan diambil. Untuk itu sebelum diambilnya keputusan perlu menghadirkan kedua belah pihak untuk diidentifikasi, pengumpulan fakta yang ada dan saran dari berbagai pihak. Keputusan yang diambil tentunya tidak semua dapat menyenangkan semua pihak, namun berusaha mengambil keputusan seadil dan sebijaksana mungkin dengan berpikir berdasarkan hasil akhir, rasa peduli, dan peraturan yang ada.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengajaran yang memerdekakan murid dalam belajar sehingga terciptanya merdeka belajar itu sendiri. Dimana anak belajar sesuai dengan gaya belajar yang diminatinya dan dengan metode yang beragam sesuai dengan materi yang terkait. Setiap anak memiliki kebutuhan yang bebeda, maka setiap anak memerlukan perlakuan yang berbeda pula baik dari segi konten, proses, maupun asesmen. Pembelajaran yang berpihak pada anak, menyenangkan, menumbuhkan kreatifitas dan mengembangkan pemikiran yang kritis sesuan dengan perkembangan zaman. Guru memfasilitasi anak untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sosial emosional dengan pembelajaran yang terpusat pada anak dan menggunakan berbagai sumber pembelajaran.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Guru dikatakan berhasil, apabila murid dapat mewujudkan kebahagian yang setinggi-tingginya. Hal tersebut dapat terwujud, apabila guru sudah dengan tepat mengambil keputusan di dalam pembelajaran. Ada lima pengujian yang dapat dilakunakan agar menghasilkan keputusan yang yang tepat, benar, akurat dan bijaksana yakni uji legal, uji regulasi, uji institusi, uji publikasi, dan uji panutan atau idola.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat saya ambil dalam pembelajaran mudul ini adalah pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan tidak mudah, perlu memperdalam pemahaman dan banyak berlatih sehingga terampil dalam membuat keputusan yang bijaksana. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki skill pengambilan keputusan berdasarkan nilai kebajikan, norma, agama dan budaya positif menggunakan alur BAGJA. Metode coaching dengan alur TIRTA dapat diterapkan untuk membangun potensi anak dalam menemukan sendiri solusi permasalahannya. Sedangkan mindfullness dengan teknik STOP dapat digunakan sebelum mengambil keputusan baik pada dilema etika maupun bujukan moral. Jangan mengambil keputusan dengan terburu-buru dan emosional, semua harus diakukan dengan pikiran sehat dan tenang. Guru menerapkan pembelajaran yang berdiffrensiasi sesuai dengan pemikiran filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yakni pembelajaran yang berpusat dan berpihak kepada anak, sehingga anak dapat mengembangkan karakter baik pada dirinya dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.