Mohon tunggu...
Khairani Hasibuan
Khairani Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 4 Ranto Peureulak

Saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Kabupaten Aceh Timur Tahun 2023. Salam Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-Nilai Kebajikan

25 September 2023   20:43 Diperbarui: 25 September 2023   20:44 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Koneksi antar Materi Modul 3.1

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran


Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya adalah Khairani Hasibuan, Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 8 dari Kabupaten Aceh Timur. Saya bertempat tugas di SMP Negeri 4 Ranto Peureulak dengan bidang studi yang diampu Bahasa Inggris.

Pada kesempatan kali ini saya membahas tentantang Koneksi antar Materi Modul 3.1.a.8 terkait Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin.

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Kutipan diatas dapat ditafsirkan penting membuat anak menjadi pintar dengan mentransfer berbagai bidang ilmu dan pengetahuan dengan berbagai upaya dan strategi. Tetapi Lebih penting lagi menumbuh kembangkan karakter baik yaitu akhlakul karimah pada diri anak. Generasi yang berbudi pekerti baik dan berpengetahuan akan menjadi generasi penerus bangsa yang handal dan membangun bangsa menjadi bangsa yang kuat dan mampu memenuhi kebutahannya sendiri. Sebaliknya generasi pintar tanpa adab dapat menimbulkan kerusakan alam dan kehancuran bangsa itu sendiri. Peserta didik harus ditanamkan nilai-nilai baik dan bermakna dalan dirinya sehingga dapat menghargai orang tua, guru dan sesamanya. Sikap adalah hal yang utama, tanpa sikap yang baik hanya menimbulkan kekacauan. Sebagai seorang pendidik harus mampu mengambil keputusan yang berpihak kepada peserta didik dengan dilandasi nilai-nilai kebajikan. Pendidik berkewajiban menyampaikan hal yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pendidik membantu anak menembangkan potensi yang ada pada dirinya agar terbangun karakter pribadi unggul yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan. Untuk itu pendidik menjadi acuan bagi anak baik di sekolah dan lingkungan masyarakat dalam penerapan nilai dan sikap yang baik.

Hal yang sejalan dengan kalimat bijak berikut:

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Memahami kalimat bijak tersebut pendidikan merupakan wadah menciptakan generasi penerus yang memiliki karakter yang kuat dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku sehingga menjadi generasi yang memiliki moral, nilai kebajikan dan kebenaran dalam menjalani kehidupan. Guru memiliki peran penting dalam pendidikan yang diibaratka sebagai seorang pelukis yang dengan berbagai keterampilan dan seni berupaya membentuk generasi penerus yang miliki sikap dan prilaku yang baik.

Setelah memahami makna dari kedua ungkapan bijak tersebut, berikut jawaban untuk pertanyaan pemantik:

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Pratap Triloka Bapak Ki Hajar Dewantara terkenal sebagai semboyan pendidikan Indonesia yaitu yang pertama,  Ing Ngarso Sung Tuludho yang memiliki makna seorang pemimpin khususnya seorang pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang memberi teladan/ contoh bagi peserta didik. Keputusan tersebut juga diterapkan pada diri sendiri sehingga dapat menjadi role model bagi orang lain. Pendidik harus bersikap, bertingkah laku, dan melakukan praktik baik dalam kehidupan sehari-hari yang di gugu dan di tiru. Kedua, Ing Madyo Mangun Karso dimana guru menuntun peserta didik agar dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah yang dihadapi secara mandiri. Guru membangun nilai-nilai kebajikan universal, sehingga menimbulkan potensi peserta didik dalam pengambilan keputusan yang benar dalam kehidupannya. Dan yang ketiga, Tut Wuri Handayani memposisikan pendidik sebagai fasilitator yang memunculkan motivasi dari dalam diri peserta didik untuk mengambil keputusan yang tepat dalam mewujudkan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang guru meliputi mandiri, kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid dan reflektif. Yang artinya guru mampu membuat keputusan yang bijak dari dirinya sendiri berdasarkan nilai kebajikan universal yang diyakini dan menjadi prinsip hidup. Dalam pengambilan keputusan terlebihan dahulu mendengarkan permasalahaan dari kedua belah pihak lalu mendiskusikan dengan pihak-pihak yang bersangkutan dan berkompeten agar dapat mendengarkan saran dan gagasan secara objektif sebelum membuat sebuah keputusan. Dengan kolaborasi akan terwujudnya keputusan berdasarkan kepentingan orang banyak. Pemimpin dapat mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta yang dipaparkan dan ide gagasan yang terbaik dari dalam diri pemimpin. Setiap keputusan dalam pembelajaran berdasarkan kepentingan murid untuk mengembangkan minat dan bakat yang ada pada diri murid. Tidak lupa setelah mengabil keputusan, guru melakukan refleksi dan umpan balik untuk mengetahui masih relevan atau tidak keputusan yang telah diambil atau harus ada pembaharuan kebijakan karena ada faktor- faktor yang mungkin juga berubah. Nilai-nilai kebajikan yang sudah menjadi kebiasaan sehingga membentuk karakter diri akan berubah menjadi prinsip sebagai tolak ukur dalam pengambilan sebuah keputusan.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pengambilan keputusan dengan menerapkan coaching dapat diterpakan di dalam pembelajaran. Metode coaching membangun kedekatan emosional guru dengan peserta didik dengan prinsip kemitraan, menggali hal-hal terbaik dari diri peserta didik sehingga potensi peserta didik munsul dan dapat menemukan sendiri keputusan yang tepat untuk diambil dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dapat melahirkan keputusan yang sesuai dengan hambatan dan menciptakan kondisi yang kondusif. Kegiatan terbimbing dalam pembelajaran, sangat membantu sekali mengarahkan guru pada pengambilan keputusan yang tepat sebagi coach dan guru sebagai coachee daapt menganalisa keputusan yang diambil, dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengembangkan metakognisi/pemikiran kritis terhadap keputusan sehingga coachee daapt mengeksplor diri dan menghasilkan keputusan yang berpihan pada murid. Dimana murid juga dapat mengembangkan potensi secara optimal melalui pembinaan daalm pengambilan keputusan.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Membuat keputusan dengan akal sehat dan tidak dalam keadaan marah. Hal tersebut dapat terjadi apabila guru memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari nilai-nilai sosial emotional yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Keputusan yang di ambil pada kasus dilema etika berdasarkan kondisi benar lawan benar dengan 4 paradigma yaitu individu vs masyaarkat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan, dan jangka panjang vs jangka pendek. 3 prinsip pengambilan keputusan dapat berbasis hasil akhir, peraturan, dan rasa peduli. Guru mengambil keputusan yang seadil-adilnya yang tidak merugikan salah satu pihak.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan harus dilakukan untuk menentukan sebuah kasus dalam kondisi benar lawan benar (dilema etika) atau benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang diambil haruslah berpihak dan mengutamakan kepentingan anak berdasarkan nilai moral, agama, dan norma yang ada. Sehingga keputusan yang dihasilkan akurat dan mengakomodir kuebuthan anak untuk menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan kebenaran.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Demikian juga sebaliknya, keputusan yang diambil hanya berdasarkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu akan menciptakan lingkungan yang negatif, ricuh, dan tidak nyaman. Maka sangat penting pengambilan keputusan itu diambil dengan berbagi pertimbangan yang berasal dari semua stakeholder sekolah agar kebutuhan orang banyak terpenuhi.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan adalah adanya pihak yang merasa kurang puas akan keputusan diambil. Untuk itu sebelum diambilnya keputusan perlu menghadirkan kedua belah pihak untuk diidentifikasi, pengumpulan fakta yang ada dan saran dari berbagai pihak. Keputusan yang diambil tentunya tidak semua dapat menyenangkan semua pihak, namun berusaha mengambil keputusan seadil dan sebijaksana mungkin dengan berpikir berdasarkan hasil akhir, rasa peduli, dan peraturan yang ada.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengajaran yang memerdekakan murid dalam belajar sehingga terciptanya merdeka belajar itu sendiri. Dimana anak belajar sesuai dengan gaya belajar yang diminatinya dan dengan metode yang beragam sesuai dengan materi yang terkait. Setiap anak memiliki kebutuhan yang bebeda, maka setiap anak memerlukan perlakuan yang berbeda pula baik dari segi konten, proses, maupun asesmen. Pembelajaran yang berpihak pada anak, menyenangkan, menumbuhkan kreatifitas dan mengembangkan pemikiran yang kritis sesuan dengan perkembangan zaman. Guru memfasilitasi anak untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sosial emosional dengan pembelajaran yang terpusat pada anak dan menggunakan berbagai sumber pembelajaran.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Guru dikatakan berhasil, apabila murid dapat mewujudkan kebahagian yang setinggi-tingginya. Hal tersebut dapat terwujud, apabila guru sudah dengan tepat mengambil keputusan di dalam pembelajaran. Ada lima pengujian yang dapat dilakunakan agar menghasilkan keputusan yang yang tepat, benar, akurat dan bijaksana yakni uji legal, uji regulasi, uji institusi, uji publikasi, dan uji panutan atau idola.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat saya ambil dalam pembelajaran mudul ini adalah pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan tidak mudah, perlu memperdalam pemahaman dan banyak berlatih sehingga terampil dalam membuat keputusan yang bijaksana. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki skill pengambilan keputusan berdasarkan nilai kebajikan, norma, agama dan budaya positif menggunakan alur BAGJA. Metode coaching dengan alur TIRTA dapat diterapkan untuk membangun potensi anak dalam menemukan sendiri solusi permasalahannya. Sedangkan mindfullness dengan teknik STOP dapat digunakan sebelum mengambil keputusan baik pada dilema etika maupun bujukan moral. Jangan mengambil keputusan dengan terburu-buru dan emosional, semua harus diakukan dengan pikiran sehat dan tenang. Guru menerapkan pembelajaran yang berdiffrensiasi sesuai dengan pemikiran filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yakni pembelajaran yang berpusat dan berpihak kepada anak, sehingga anak dapat mengembangkan karakter baik pada dirinya dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Setiap keputsan yang diambil tentu ada resiko, pro dan kontra di dalamnya. Untuk itu diperlukan keberanian dan tanggungjawab dalam mengambil keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Seorang pemimpin yang baik harus mampu mengambil keputusan berdasarkan kebenaran, meredam konfil yang ada, dan menghindari resiko yang merugikan orang bamyak.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya sudah pernah mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaarn dalam situasi moral dilema. Saya mengambil keputusan berdasarkan nilai yang ada dan untuk mencapai tujuan bersama. Namun saya melakukannya berdasarkan pemahaman dan dukungana dari pihak lain. Setelah mempelajari modul ini, saya lebih memahami berbaagi kasus dan dilema yang ada, paradikma, prinsip, langkah pengambilan serta pengujian sebuah keputusan.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Perubahan yang saya sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaarn modul ini adalah sebelum mengambil sebuah keputusan terlebih dahulu mengidentifikasi masalah dengan mendengarkan pernyataaan pihak yang ada, mengumpulkan fakta yang terjadi, meminta masukan dan saran, kemudian baru mengambil keputusan yang terbaik yang tidak berat sebelah. Setelah memperlaari modul ini tentunya lebih runut lagi dengan terlebih dahulu mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, siapa saja yang terlibat, menguak fakta yang relevan, melakukan pengujian benar vs salah atau benar vs benar, prinsip pengambilan keputusan, investigasi opsi trilema, membuat keputusan, dan tinjau lagi keputusan serta refleksi.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sengai seorang pendidik yang menuntun murid mengembangkan bakat dan minat murid, sangat penting, bermakna, dan bermanfaat memaahmi dan terampil dala materi modul 3.1 ini. Setiap hari sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru harus mengambil keputusan yang berdasarkan nilai kebajikan baik dalam berbicara, bersikap, dan berbuat selalu menjadi contoh untuk murid maupun masyarakat. Saya merasa perlu banyak berlatih lagi terkait pengambilan keputusan berdasarkan nila-nilai kebajikan agar setiap keputusan yang saya ambil dapat menjadi solusi yang membuat kondusif, aman dan nyaman.

Semoga pemaparan koneksi antar materi ini dapat bermanfaat dan menabah pemahaman. Saya menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu mohon masukanya agar menjadi motivasi bagi saya untuk selalu tergerak belajar dan melakukan aktivitas bermanfaat untuk orang lain. Salam tergerak, bergerak, dan menggerakkan.


Wassalamualikum Wr. Wb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun