Mohon tunggu...
Khaidir Asmuni
Khaidir Asmuni Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Alumnus filsafat UGM

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Artificial Intelligence dan Perubahan Cara Pandang Riset

11 Januari 2022   04:13 Diperbarui: 11 Januari 2022   04:56 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia pertanian, misalnya. Karena merupakan sektor penting kini berpaling pada otomatisasi. Cara-cara tradisional yang digunakan oleh para petani tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan ke depan. Metode otomatis terus diperkenalkan.

AI di bidang pertanian telah membawa revolusi pertanian. Teknologi tidak saja melindungi hasil panen tapi juga membentum produk pertanian lebih berkualitas. Aplikasi AI di bidang pertanian seperti untuk irigasi, penyiangan, penyemprotan dengan bantuan sensor dan sarana lain yang tertanam dalam robot dan drone. Teknologi ini menghemat penggunaan air yang berlebihan, pestisida, herbisida, menjaga kesuburan tanah, juga membantu efisiensi penggunaan tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas dan kualitas.

Baru baru ini, di China, Alibaba menerapkan AI untuk petani memangkas biaya dan meningkatkan hasil panen. Dari ponsel cerdas mereka, petani kini dapat memantau apakah serangga sedang mengunyah apel di ladang mereka, atau apakah anggur sudah siap dipetik. Alibaba Cloud, cabang komputasi awan dari grup e-niaga, memulai debutnya dengan inisiatif ET Agricultural Brain.

Perubahan cara pandang manusia terhadap kehidupan terus terjadi di semua bidang sebagai implikasi AI.

Yang tidak kalah menonjol adalah Nasionalisme. Karena ini terkait langsung dengan perdamaian di masa depan.

Nasionalisme sangat diperlukan dalam riset karena menyangkut eksistensi bangsa mempertahankan sumber daya alam (SDA) dan kekayaan alam.  Namun Nasionalisme memiliki batas ketika berbenturan dengan nilai universal.

Elon Musk saja yang biasanya jauh dari pesimis teknologi.l, saat bicara soal AI dia jadi sangat serius. Berbicara di MIT pada tahun 2014, dia menyebut AI sebagai "ancaman eksistensial terbesar". Dia mengulangi ketakutan itu dalam sebuah wawancara dengan menyebut AI mungkin jauh lebih pintar daripada manusia.

Menurut Elon Musk, saat ini orang yang bekerja mengembangkan software AI posisinya akan aman di masa depan. Tapi ia menekankan bahwa AI suatu saat bisa membuat software sendiri, dan pekerjaan pembuat software bisa saja diambil alih oleh AI.

Sejauh ini, perkembangan AI terus terjadi. Otak AI terus berkembang. Penelitian menarik yang dilakukan oleh sejumlah ahli di Oxford dengan mengajak Transformer yang telah diisi AI tingkat tinggi berdebat di sebuah seminar, membuktikan sejumlah penemuan yang mencengangkan.

Ceritanya, seperti dirilis IFL Science, University of Oxford menggelar debat dengan memasukkan peserta dari Megatron Transformer.

Tema debat: Apakah AI bisa beretika. Peserta Megatron Transformer yang dibuat oleh tim Applied Deep Research dari pembuat chip komputer Nvidia ini telah dilatih melalui sekumpulan data yang disebut "tumpukan", yang mencakup keseluruhan Wikipedia, 63 juta artikel berita berbahasa Inggris, dan 38 gigabita percakapan yang dinilai lebih dari cukup untuk ikut berdebat dan mengalahkan pikiran manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun