Mohon tunggu...
KHAERUL FATH CHOERINALDI
KHAERUL FATH CHOERINALDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Rakyat Biasa, Mahasiswa Akhir Zaman, Penulis Jadi-jadian (asal nulis yang penting ketulis), suka minum teh anget (kalo kopi kadang-kadang soalnya udah kena asam lambung) 😅

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Rindu, Wanita yang Ku Rindukan, Lebaran, Bunga Cinta yang Pergi, dan Rakyat Mati

27 April 2024   21:25 Diperbarui: 5 Mei 2024   07:54 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamulaikum wr.wb salam sejahtera dan sehat untuk kita semua izinkan saya disini membagikan sebuah puisi karya saya sendiri, karya ini dibuat secara orisinil dan tidak ada campur tangan pihak ketiga maupun seterusnya asli dan original hehehe. Semoga adik-adik SD, SMP, Kaka SMA dan Kuliah, Bapak-Bapak, Ibu-ibu, Encang, Encing , Aki, Nini, dan seluruh warga Indonesia Khususnya semoga suka dengan hasil karya yang saya buat. 

Sebelumnya terimakasih Wassalamualaikum wr.wb

PUISI

Karya : Khaerul Fath C

Malam Rindu

Malam hari yang semu

Dihiasi sebuah rindu

Aku selalu berpikir tentang dirimu

Apakah engkau rindu padaku

Atau hanya diam terpaku dan membisu

Setiap malam ku menghayal dirimu

Ingin selalu ada dalam dekapanku

Perasaan hati yang tak menentu

Bagai jiwa yang dirundung pilu

Aku memohon kepada tuhanku

Agar engkau selamanya jadi milik ku

Wanita Yang Ku Rindukan

Duhai wantia yang ku rindu

Ingin aku kembali menatapmu

Setiap malam terbayang selalu wajahmu

Rasa hati bergetar bila didekatmu

Ingin sekali ku sampaikan rindu

Rindu yang selalu ada dalam kalbu

Wahai wanita yang ku rindu

Kau akan selalu ada dalam hatiku

Dan aku selalu jatuh cinta padamu

Titip rindu hanya untukmu

Lebaran

30 hari sudah menunggu penantian

Penantian yang panjang dan penuh perjuangan

Perjuangan atas melawan nafsu dan godaan syaitan

Setan yang dibelenggu dan dipenjarakan selama sebulan

Menjadikan ibadah fokus dan penuh kenikmatan

Tak terasa kemenangan sudah berada didepan

Hilal pun sudah nampak penuh kelihatan

Menandakan sebuah perayaan yang penuh ke khidmatan

Hari suci melahirkan sebuah kesucian

Kesucian yang fitri dan memaafkan

Tangan-tangan mulai saling bersalaman

Dan mulut pun mengucapkan kebaikan

Kebaikan yang ditanam selama sebulan...

Mendoakan agar bisa lebaran di tahun depan

Seraya mengucapkan takbir yang diagunggkan

Allahu akbar, allahu akbar wallilahilam

 

Bunga Cinta Yang Pergi

Indah bunga bagai purnama

Dihiasi daun lentik nan muda

Mengingatkanku pada seorang wanita

Wanita yang pernah aku jumpa

Tapi sayang dan kecewa

Kasih pergi tanpa jejaknya

Bagai bunga layu yang tua

Di hempaskan oleh angin lara

Ku coba entah cari kemana

Pada akhirnya tak bertemu jua

Aku harap dia menunggu setia

Setia sampai menemukan cintanya

Rakyat Mati

 

Rakyat hidup seperti mati

Bersuara namun tak berarti

Dipaksa terus untuk berdiri

Bagi mereka yang tinggi

Rakyat mati mengubur diri

Diatas tanah yang tirani

Tidak mampu membela diri

Hanya tau hidup dan mati

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun