Mohon tunggu...
Khadijah Sima Murti
Khadijah Sima Murti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

KKN Tim II Undip

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tindak Pidana dan Kesehatan, Mahasiswa KKN Tim II Undip Beri Edukasi Seputar Dua Hal Ini

6 Agustus 2021   12:11 Diperbarui: 6 Agustus 2021   12:14 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vaksinasi adalah upaya yang paling digalakkan oleh pemerintah sebagai jalan untuk menurunkan resiko kematian serta mengurangi resiko penularan. Namun, vaksinasi belum dapat dikatakan optimal dan juga belum menjangkau seluruh masyarakat. Terlebih bagi mereka yang terkonfirmasi positif covid-19 tidak bisa langsung divaksinasi dan harus menunggu kurang lebih 3 (tiga) bulan setelah dinyatakan negatif atau sembuh.

Seseorang yang terkonfirmasi positif covid-19 memiliki kemungkinan untuk mengalami lebih dari satu gejala penyerta. Beberapa masyarakat Kelurahan Kandri menyatakan bahwa mereka mengalami demam dan sakit tenggorokan. Ada pula warga yang mengaku mengalami demam dan sesak napas. Gejala-gejala tersebut bervariasi. Meskipun telah ada bantuan obat-obatan gratis dari Puskesmas Gunungpati, tanaman obat keluarga (toga) masih memiliki peran dalam mengatasi gejala-gejala tersebut. 

Terlebih karena toga murni berasal dari alam dan minim efek samping, serta aman dikonsumsi anak-anak dan tidak ada resiko mempengaruhi organ apabila dikonsumsi secara rutin atau jangka Panjang. Toga juga berguna untuk menjaga imun tubuh serta membuat badan fit dan tetap sehat. Oleh karenanya, toga juga bisa dimanfaat bukan hanya oleh mereka yang positif covid-19, namun juga untuk sehari-hari.

Oleh karenanya, edukasi mengenai manfaat dan penggunaan tanaman obat keluarga sangat diperlukan sebagai alternatif menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat. Terlebih karena sampai hari ini (06/08/2021), total sejumlah 48 warga Kelurahan Kandri terkonfirmasi positif Covid-19.

Dok. Pribadi 
Dok. Pribadi 

Kedua program tersebut dilakukan secara daring melalui grup whatsapp, dikarenakan melonjaknya angka positif Covid-19 di Kelurahan Kandri, serta keluarnya kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Semarang, membuat sosialisasi hanya bisa dilakukan melalui media daring, lebih tepatnya menggunakan platform WhatsApp yang disebarkan melalui grup RW 1 Kelurahan Kandri. Selain itu, sosialisasi juga menggunakan platform instagram agar lebih menjangkau kelompok usia remaja dan dewasa muda. Sejauh ini, respon masyarakat cukup baik.

Harapannya, agar masyarakat menjadi lebih tahu mengenai tindak pidana yang berhubungan dengan harta benda serta dapat melaporkan apabila tindak pidana tersebut terjadi padanya. Pun dengan edukasi mengenai tanaman obat keluarga, harapannya agar masyarakat dapat memanfaatkan taman toga yang tersebar di seluruh RT di RW 1 untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh di masa pandemi Covid-19.

Penulis            : Khadijah Sima Murti / Fakultas Hukum

DPL                 : Rosa Amalia, S.Pi., M.Si.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun