Vaksinasi adalah upaya yang paling digalakkan oleh pemerintah sebagai jalan untuk menurunkan resiko kematian serta mengurangi resiko penularan. Namun, vaksinasi belum dapat dikatakan optimal dan juga belum menjangkau seluruh masyarakat. Terlebih bagi mereka yang terkonfirmasi positif covid-19 tidak bisa langsung divaksinasi dan harus menunggu kurang lebih 3 (tiga) bulan setelah dinyatakan negatif atau sembuh.
Seseorang yang terkonfirmasi positif covid-19 memiliki kemungkinan untuk mengalami lebih dari satu gejala penyerta. Beberapa masyarakat Kelurahan Kandri menyatakan bahwa mereka mengalami demam dan sakit tenggorokan. Ada pula warga yang mengaku mengalami demam dan sesak napas. Gejala-gejala tersebut bervariasi. Meskipun telah ada bantuan obat-obatan gratis dari Puskesmas Gunungpati, tanaman obat keluarga (toga) masih memiliki peran dalam mengatasi gejala-gejala tersebut.Â
Terlebih karena toga murni berasal dari alam dan minim efek samping, serta aman dikonsumsi anak-anak dan tidak ada resiko mempengaruhi organ apabila dikonsumsi secara rutin atau jangka Panjang. Toga juga berguna untuk menjaga imun tubuh serta membuat badan fit dan tetap sehat. Oleh karenanya, toga juga bisa dimanfaat bukan hanya oleh mereka yang positif covid-19, namun juga untuk sehari-hari.
Oleh karenanya, edukasi mengenai manfaat dan penggunaan tanaman obat keluarga sangat diperlukan sebagai alternatif menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat. Terlebih karena sampai hari ini (06/08/2021), total sejumlah 48 warga Kelurahan Kandri terkonfirmasi positif Covid-19.
Kedua program tersebut dilakukan secara daring melalui grup whatsapp, dikarenakan melonjaknya angka positif Covid-19 di Kelurahan Kandri, serta keluarnya kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Semarang, membuat sosialisasi hanya bisa dilakukan melalui media daring, lebih tepatnya menggunakan platform WhatsApp yang disebarkan melalui grup RW 1 Kelurahan Kandri. Selain itu, sosialisasi juga menggunakan platform instagram agar lebih menjangkau kelompok usia remaja dan dewasa muda. Sejauh ini, respon masyarakat cukup baik.
Harapannya, agar masyarakat menjadi lebih tahu mengenai tindak pidana yang berhubungan dengan harta benda serta dapat melaporkan apabila tindak pidana tersebut terjadi padanya. Pun dengan edukasi mengenai tanaman obat keluarga, harapannya agar masyarakat dapat memanfaatkan taman toga yang tersebar di seluruh RT di RW 1 untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh di masa pandemi Covid-19.
Penulis       : Khadijah Sima Murti / Fakultas Hukum
DPL Â Â Â Â Â Â Â Â : Rosa Amalia, S.Pi., M.Si.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H