Pemimpin merupakan kata yang sangat familiar dengan maskulinitas, dimana kebanyakan pemimpin di dunia dalam berbagai ranah didominasi oleh pria. Menurut Lublin (2010) dalam Purtanto dan Perdhana (2018) pada 2008, dari 500 perusahaan Fortune hanya terdapat 30% perempuan yang menempati kursi jajaran atas, dan hanya terdapat 12 orang perempuan yang berhasil menjadi CEO (Chief Executive Oficer). Akan tetapi, pembaca jangan dulu kaget. Terdapat penelitian yang memiliki persentase lebih rendah. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Indonesia Stock Exchange (IDX200) menunjukkan bahwa hanya terdapat 4% CEO perempuan di perusahaan tersebut (Indonesia Business Coalition for Women Empowerment, 2022). Meskipun begitu, pada zaman yang semakin maju ini, potensi perempuan dalam kepemimpinan sudah mulai dipertimbangkan. Di Indonesia sendiri, sudah terbukti bahwa bahkan perempuan bisa memimpin sebuah negara. Lebih lanjut, berdasarkan data BPS, proporsi perempuan yang ada pada posisi manajerial di Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 35,03%. Jumlah ini meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2022 sebanyak 32,26% dan 2021 sebanyak 32,50%.
Kepemimpinan perempuan dapat terjadi dalam berbagai ranah, tak hanya dalam ranah nasional. Kelompok, sebagai representasi ranah yang kecil, dapat menjadi objek untuk kepemimpinan perempuan. Kelompok Wanita Tani Mandiri (KWT) Rancabungur menjadi saksi kepemimpinan perempuan yang membawa pada kecemerlangan eksistensi kelompok tersebut. Adanya kecemerlangan dibuktikan dengan melejitnya ekonomi lokal dari produk kaya inovasi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahkan membantu mengatasi polemik stunting. Tak hanya itu, KWT ini pernah meraih penghargaan yang cukup bergengsi.Â
Mengenal KWT Mandiri Rancabungur - KWT Kaya Produk Inovasi
Peran ekonomi lokal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Mulyana et al. (2019). Penelitian tersebut mendapat hasil bahwa pengembangan ekonomi lokal melalui pemanfaatan potensi lokal yang mempunyai nilai ekonomi tinggi menjadi produk khas dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. Hasil penelitian ini sejalan dengan realitas yang terjadi di Desa Rancabungur, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam desa tersebut, terdapat sekelompok ibu rumah tangga yang kemudian membentuk diri menjadi sebuah Kelompok Wanita Tani. Berawal dari perkumpulan biasa ibu rumah tangga menjadi kelompok wanita tani merupakan sebuah transformasi yang diinisiasi oleh Ibu Y. Bu Y merupakan seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak. Bu Y menjalani kesehariannya dengan berada di rumah, menjalani peran sebagai penyokong kegiatan reproduktif rumah tangga, dan bersosialisasi bersama para ibu rumah tangga lainnya untuk sekadar bersenda gurau dan bertukar informasi. Namun, Bu Y merasa bahwa kelompok perkumpulan mereka seharusnya bisa menjadi lebih bermanfaat.
Sejak saat itu, dibentuklah KWT Mandiri Rancabungur yang beranggotakan lima belas orang. KWT ini didirikan dengan landasan mencipta produk yang diminati untuk dijual dan memberi manfaat bagi anggota. KWT Mandiri Rancabungur merupakan sebuah kelompok wanita tani yang berfokus pada produk olahan hasil pertanian dan perikanan. Produk pertama yang tercipta adalah pastel mini dengan isian parutan kelapa. Tidak berpuaskan diri, KWT Mandiri Rancabungur mencoba terus berinovasi dengan membuat berbagai olahan produk yang kini memiliki peminatnya tersendiri. Peminat produk KWT Mandiri tentunya terdiri dari berbagai macam kalangan mengingat inovasi produk unggulan mereka seperti Ramile (Rengginang Mini Lele). Berfokus pada potensi lokal budidaya ikan lele di desa setempat, Bu Y memiliki ide untuk membuat berbagai macam olahan produk berbahan dasar lele. Produk unggulan dari KWT Mandiri ini sendiri adalah Ramile, Chatty Pastel (pastel mini berisi parutan kelapa atau abon), lele bumbu frozen, pempek lele, dan masih banyak lagi variasi olahan berbahan dasar ikan lele.
Ikan lele yang dipilih menjadi bahan dasar utama untuk membuat produk olahan khas KWT Mandiri memiliki keunikan tersendiri. Selain karena ikan lele merupakan salah satu komoditas unggul dari Desa Rancabungur, ikan lele juga mengandung protein yang bisa bantu mencegah stunting dengan dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Aryani et al. (2023) dimana ditemukan sebanyak empat puluh orang (93,0%) responden yang tidak stunting adalah responden yang mengonsumsi protein ikan lele dengan baik, sedangkan sebanyak lima belas orang (71,4%) responden yang stunting adalah responden yang mengonsumsi protein ikan lele dengan kurang baik yang bisa mencukupi gizi anak yang sedang dalam proses tumbuh kembang. Hal ini dikarenakan sosialisasi program stunting yang diadakan di Desa Rancabungur membuat KWT Mandiri yang digerakkan oleh Bu Y ini, berinisiatif untuk mengolah ikan lele menjadi olahan yang bisa dinikmati anak-anak dan berbagai kalangan.
Peran Pemimpin Wanita dalam KWT Mandiri Rancabungur - Karismatik, Genetik, dan Expert Power
Keputusan yang diambil oleh KWT untuk ikut serta mengembangankan potensi daerah, terutama ekonomi lokal dan membantu mengatasi stunting di daerah sekitar KWT, tentu tak terlepas dari kepemimpinan Bu Y selaku Ketua dari KWT Mandiri Rancabungur. Sebagai seorang Ketua, Bu Yuli berperan besar dalam inovasi yang ada di produk olahan KWT Mandiri. Berkat kepemimpinannya juga, Bu Y berhasil membawa KWT Mandiri menerima berbagai penghargaan hingga tingkat Kabupaten. Â Juara 3 Gelar Inovasi Daerah Kabupaten Bogor tahun 2022 pun berhasil diraih oleh KWT Mandiri Rancabungur.Â
Pencapaian penghargaan yang diraih oleh KWT Mandiri Rancabungur tentu saja tidak terlepas dari kepemimpinan Bu Y yang karismatik, dimana menurut Weber dalam Rahmalina et al. (2023) gaya kepemimpinan karismatik mengacu pada daya tarik pribadi individu yang membuat orang lain ingin mengikuti serta mendukung visi dan misi yang orang tersebut anut. Daya tarik pribadi yang dimiliki Bu Y merupakan hal yang bersifat genetik sehingga membuat Bu Y memang terlahir untuk menjadi seorang pemimpin. Hal ini bisa terlihat dari para anggota yang digerakkan oleh aspirasi Bu Y yang ingin membangkitkan potensi lokal dan membantu mengatasi stunting. Bu Y sendiri dipilih oleh anggotanya untuk menjadi seorang pemimpin karena pembawaanya yang mengayomi, membersamai anggota, serta memiliki pengetahuan yang luas terutama terkait olahan lele dimana menurut French dan Raven (1960) Bu Y merupakan seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan berdasarkan pengetahuan (expert power).Â