Mie instan telah menjadi teman setia dalam setiap kesempatan. Saat ngumpul bareng keluarga, ketika stok makanan di kulkas habis, kehabisan ide masakan, menghangatkan suasana di kala hujan, nongkrong di warung, bekal sekolah anak dan lain-lain.
Meski kita sama-sama tahu banyak bahaya mengancam jika mengonsumsinya secara berlebihan. Karena mengandung banyak kandungan berbahaya seperti tinggi sodium, MSG, zat lilin dan zat addiktif lain sehingga bisa mengakibatkan gangguan kesehatan semacam gangguan metabolisme, hormonal, obesitas hingga meningkatkan resiko kanker.Â
Namun rasanya mie instan masih menjadi makanan primadona bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, apalagi "Ind*** goreng yang bahkan sudah terkenal seantero dunia.
Sebenarnya ada banyak jenis mie instan, namun yang paling popular adalah mie berbahan terigu. Menanggapi issue kenaikan harga gandum dunia pastinya mempengaruhi pola konsumtif masyarakat akan mie instan. Berikut beberapa alternatif sebagai pengganti mie instan berbahan terigu
1. Mie Sorgum
Merupakan tanaman biji-bijian serbaguna yang bersifat non gluten dan popular di negara-negara benua Afrika.
2. Bihun beras
Salah satu jenis makanan sejenis mie namun teksturnya lebih tipis dan lembut, berasal dari Tiongkok yang mengandung makna "Bi" berarti beras dan "hun" artinya tepung.
3. Bihun jagung
Adaptasi dari bihun aslinya yang berbahan tepung beras, bihun jagung memiliki bentuk dan tekstur yang mirip namun berbahan dasar tepung jagung
4. Mie mocaf
Terbuat dari tepung mocaf, yakni pengganti tepung terigu yang berasal dari fermentasi singkong
5. Mie kwetiau
Berasal dari negari Tiongkok, kwetiau berbentuk pipih tebal dengan tekstur lembut karena terbuat dari tepung beras
6. Sohun
Serupa dengan bihun namun sohun adalah jenis mie halus yang terbuat dari pati lain seperti kacang hijau, tepung tapioka, maupun tepung ubi jalar.
7. Mie Shirataki
Shirataki terbuat dari glukomanan, bahan yang mirip dengan serat yang ditemukan dalam akar tanaman konjak yang tumbuh di Tiongkok, Jepang, dan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara.
Bahan-bahan alternatif tersebut justru dinilai menguntungkan dari segi kesehatan karena lebih bersifat non-gluten. Gluten merupakan sejenis protein yang terkandung dalam pati serealia terutama gandum, yang paling tinggi kandungan glutennya.Â
Makin tinggi kadar protein pada tepung, makin tinggi juga gluten yang terkandung di dalamnya. Ketika tepung bercampur dengan air, maka akan membentuk konsistensi seperti lem yang lengket. Sifat gluten ini yang membantu adonan menjadi kenyal, elastis, dan mengembang.
Gluten diyakini dapat menyebabkan berbagai gangguan Kesehatan seperti gangguan pencernaan, radang tenggorokan, sesak napas, masalah kulit dan malnutrisi.Â
Gluten berbahaya bagi orang yang memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu, yaitu Celiac, Intoleransi gluten, autoimun maupun radang usus. Ada baiknya juga bukan, jika harga Mi instan naik hingga memaksa kita untuk beralih ke pilihan lain.
Sepertinya Nah..selanjutnya tugas bagi para produsen memutar otak berkreasi menciptakan mie instan unggulan berbahan dasar pengganti gandum.Â
Begitupun masyarakat harus mulai membiasakan diri untuk mengurangi dan jika memungkinkan meninggalkan mie instan berbahan terigu. Meski bukanlah hal yang mudah untuk merubah mindset yang sudah terpatri secara turun temurun. *deeja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H