Melihat ketiga golongan diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap negara memiliki kepentingannya masing-masing.
Tidak hanya itu, perkembangan jurnalistik Indonesia terbagi menjadi 5 masa yakni :
1. Jurnalistik pemerintahan Belanda
Pada saat itu ditandai Yee dengan hadirnya surat kabar yaitu Memories der Nouvelles.
Tahun 1688, Belanda beranjak dari surat kabar manual atau yang ditulis dengan tangan ke media cetak dan disebarkan kepada penduduknya.
Kemudian terbitnya surat kabar kedua yang diterbitkan oleh orang-orang keturunan Tionghoa di Indonesia, surat kabar ini memiliki kemajuan karena melampirkan berbagai bahasa seperti bahasa Belanda, cina, Jawa dan lain sebagainya.
2. Jurnalistik Pemerintahan Jepang
Pada pemerintahan Jepang surat kabar di Indonesia di paksa untuk menjadi satu dan isinya harus berdasarkan pada kepentingan dan tujuan Jepang dalam Dai Toa Senso atau perang Asia Timur Raya. Sehingga surat kabar yang disajikan pun menunjukkan kekuasaan dan dominannya negara Jepang.
3. Jurnalistik Pasca Kemerdekaan
Surat kabar di Indonesia digunakan sebagai media untuk mendukung semangat para pahlawan Indonesia yang sedang berjuang untuk melawan para penjajah. Sempat mengalami jatuh bangun pada masa Paskah kemerdekaan dan banyak jurnalis yang ditangkap Karena menyuarakan kebenaran mengenai dunia politik Indonesia hingga akhirnya dapat di simpulkan bahwa surat kabar pada masa Paskah kemerdekaan itu belum stabil dan netral.
4. Masa Kepemimpinan Soeharto