Mohon tunggu...
Kezia Quintania Sutedja
Kezia Quintania Sutedja Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswi SMK Negeri 7 Semarang

Siswi SMK Negeri 7 Semarang Jurusan Konstruksi Irigasi dan Jembatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta dan Rahasia - Cerpen oleh Kezia

31 Oktober 2024   21:04 Diperbarui: 3 November 2024   09:52 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesan singkat dari Cerpen 

"Cinta dan Rahasia"

oleh Kezia Quintania Sutedja


Maximilian Chris, seorang siswa yang cukup populer di Evergreen Academy karena ketampanan yang dia miliki. Meski begitu sampai saat ini dia belum juga mendapatkan kekasih, menurutnya kehidupan sekolahnya menjadi sedikit sepi dan kurang berwarna. Suatu hari Chris menulis sesuatu di secarik kertas, lalu dia meletakkan kertas itu dibawah laci meja yang dia gunakan. Sesuatu hal yang terlalu konyol untuk dilakukan oleh siswa kelas 12, menurutnya belajar hanya menghabiskan waktu untuk bersenang -- senang bersama teman -- temannya.

"Tringgg..." Bel pun berbunyi. Seorang siswi langsung menempatkan dirinya di bangku yang biasa dia gunakan. Ivanora Karina, seorang siswi yang memiliki senyum manis itu merupakan salah satu murid teladan dan tentu dia sering menjadi peringkat teratas di Evergreen Academy. Sesaat setelah dia menempatkan dirinya di meja tersebut ia menemukan sesuatu dibawah laci mejanya.

Secarik kertas yang bertuliskan "Apa yang harus Aku lakukan dengan masa depanku?" dan di kertas itu juga tertuliskan nama penulis dari kertas itu. Tentu saja siapa lagi kalau bukan Chris. Karina pun terheran heran melihat tulisan dalam kertas itu, meskipun dia sedikit bingung pada akhirnya Karina tetap memberikan balasan surat kecil itu.

Keesokan harinya Chris kembali menggunakan kelas tepat dimana dia meninggalkan surat kecil itu. Dia langsung meraba laci mejanya dan langsung melihat isi dari surat kecil yang dia buat. Ternyata surat yang Chris buat mendapat balasan. Disana tertuliskan "Kamu harus mencoba hal yang selalu kamu inginkan dan jangan menyerah karena Aku tahu Kamu pasti bisa mencapainya." Chris pun terkejut dengan balasan yang dia terima.

Singkat waktu bel sekolah pun mulai berbunyi menandakan pergantian kelas. Saat Chris hendak meninggalkan kelas itu, dia secara tidak sengaja melihat ada seorang gadis yang duduk di bangku tepat dimana Chris mendapatkan surat balasan itu. Chris tersenyum lebar karena dia berpikir sudah menemukan pengirim dari surat balasan itu. Dia pun bertanya kepada temannya siapa gadis yang dia lihat saat itu. Dan ternyata gadis yang Chris lihat adalah sahabat dari Karina yaitu Hana.

Beberapa hari kemudian Karina kembali menempati kelas yang Chris gunakan beberapa waktu lalu. Dia sedikit terkejut saat melihat ada surat untuk yang kedua kalinya, namun isi dari surat itu sedikit mengecewakan hati Karina. Disana terdapat tulisan "Senang dapat mengenalmu Hana, kata -- katamu sangat memotivasiku". Dia pun bingung mengapa Chris mengira Hana yang mengirim balasan dari surat itu.

Rasa penasaran Karina menjadi pecah saat mendengar suara Hana sahabatnya

"Hei, apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Hana yang bingung dengan sikap sahabatnya.

"Tidak apa -- apa, Aku hanya memikirkan ulangan yang akan datang" kata Karina dengan santai.

Meskipun begitu Karina tetap merasa penasaran, seketika itu dia langsung bertanya pada Hana.

"Hana, apakah Aku boleh menanyakan sesuatu?" Tanya Karina dengan muka serius.

"Apa yang ingin Kamu tanyakan?"

"Apakah Kamu mengenal Chris?" Rasa penasaran Karina semakin membesar.

"Tentu Aku mengenalnya, bahkan semua orang pasti mengenalnya." Jawab Hana dengan sedikit tertawa.

Karina menjadi sedikit lega, tetapi masih ada sesuatu yang terasa mengganjal dihatinya.

"Tring.." Bel kembali berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba. Suasana hati Karina langsung berubah, dia terburu -- buru membawa buku diarynya dan lekas menuju ke ruang siaran. Selain menjadi seorang siswi berprestasi Karina memiliki kegemaran lain yaitu menjadi seorang penyiar di Radio Sekolahnya. Saat itu Suasana hati Karina sangat gembira, namun tiba tiba dia merasa berdebar, seakan -- akan seperti ada alaram yang berbunyi dihatinya. Sosok remaja laki -- laki berbadan tinggi dengan rambut hitam lebatnya sedang berdiri tepat di depan ruang siaran. Ternyata yang Karina lihat adalah Chris, bagaimana hati Karina tidak berdebar kalau yang dia lihat adalah Chris?.

Karina langsung melangkahkan kakinya perlahan menuju ke sosok remaja yang dia lihat itu. Tanpa ragu---ragu Karina langsung bertanya "Permisi, apa yang sedang kamu lakukan disini?". Chris langsung menoleh dan berkata "Aku sedang menunggu seseorang". Selama beberapa detik mereka saling berkontak mata, namun tidak berselang lama pandangan Karina beralih ke sebuah buku yang Chris bawa. Dia merasa penasaran namun tidak berani bertanya untuk apa buku itu. "Sepertinya kamu ingin memberikan sesuatu kepada orang yang kamu tunggu, kalau boleh tau siapa orang itu?"Kata Karina dengan hati yang masih berdebar berharap orang yang Chris tunggu adalah dirinya.

"Apakah kamu mengenal Hana? Temanku bilang sahabatnya menjadi anggota penyiar di sekolah ini." Kata Chris kepada Karina. Pertanyaan yang terlontar dari Chris membuat Karina sedikit kecewa, "Tentu saja dia tidak mencari aku, jangan terlalu berharap Karina!" Batin Karina. Dalam waktu yang cukup lama mereka hanya diam tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut mereka. "Jadi, apakah kamu mengenal orang yang kucari?" Suasana hening terpecah saat Chris kembali bertanya. "Ya, tentu saja karena orang yang kamu cari adalah aku." Sahut Karina dengan sedikit nada marah. Tanpa basa -- basi Chris langsung memberikan buku yang dari tadi dia bawa kepada Karina. Dengan terburu -- buru Chris sedikit berteriak "Tolong berikan buku itu pada Hana!". Karina hanya mengangguk dengan wajahnya yang sedikit cemberut.

"Tring..." Bel kembali berbunyi, bel kali ini menandakan saatnya pulang. Karina hendak bergegas memberikan buku pemberian Chris tadi kepada Hana, namun sahabatnya itu menghilang entah kemana. 1 jam berlalu, Karina belum juga menemukan Hana di sepanjang lorong kelas, di kantin, dan di seluruh bagian sekolahnya. Karina menyerah dan memutuskan untuk pulang.

Karena rasa penasarannya yang besar dengan keberadaan buku itu, dia akhirnya memaksakan dirinya itu mengetahui apa isi buku yang Chris berikan. Hal pertama yang dia lihat adalah sebuah pertanyaan yang bahkan membuat Karina bertanya tanya sebenarnya apa maksud dan niat dari Chris. Dibuku itu tertulis "Bolehkah aku mengenalmu lebih jauh lagi? Aku harap kita bisa menjadi teman dekat!". Rasa penasarannya bertambah, tetapi Karina berpikir dia tidak berhak untuk menuliskan sepatah dua kata untuk menjawab pertanyaan itu. Tentu saja karena buku itu Chris tujukan untuk Hana bukan dirinya. Karina malas untuk berpikir tentang isi buku itu, dia lebih memilih untuk belajar. Tidak diragukan lagi Karina adalah murid berprestasi, pastinya dia lebih memprioritaskan waktunya untuk belajar daripada untuk memikirkan hal hal yang membuat dia kecewa.

Susana kelas yang selalu ramai itu kembali, remaja laki laki itu tidak lain adalah Chris sedang melamun melihat keluar jendela. Sepertinya dia sedang memikirkan apakah buku itu sudah sampai pada Hana. Sudah 3 hari sejak dia memberikan buku itu pada Karina. Chris tiba -- tiba terpikirkan sesuatu, pada saat itu Chris belum berkenalan dengan sahabat Hana. Chris memutuskan untuk mengunjungi ruang siaran, karena dia hanya mengetahui tempat itu untuk bertemu dengan Karina.

Waktu yang dinantikan pun tiba, saat bel berbunyi Chris langsung berlari untuk menemui Karina. Sesuai dugaan Chris, gadis cantik dengan seragamnya itu sedang berada di depan ruang siaran. "Haii" Sapa Chris. Sontak Karina terkejut dan hatinya mulai berdebar lagi, dia bingung. "Apa yang dia lakukan di sini? Apakah dia akan betanya tentang Hana lagi?". Namun apa yang dipikirkan Karina diluar dugaannya. "Maaf jika aku mengejutkanmu, sebenarnya aku datang kesini untuk berkenalan denganmu." Mendengar itu wajah Karina langsung merah. "Te -- ten -- tentu, namaku Karina dan aku adalah ketua dari club penyiar di sekolah ini". Chris tersenyum sambil menatap Karina, setelah itu Chris langsung pergi begitu saja tanpa sepatah kata. Tentu saja karina kebingungan dengan sikap Chris itu.

Seminggu telah berlalu, namun Karina belum juga dapat memberikan buku itu pada Hana. "Bagaimana aku harus memberikan buku ini pada Hana?" Pikir Karina dalam benaknya. Saat itu tepat pada hari libur dan Karina berniat untuk mengunjungi rumah Hana hanya sekedar untuk memberikan buku itu. Namun sesuatu yang tidak teduga terjadi secara tiba -- tiba, sesaat setelah dia sampai di rumah Hana, Karina membunyikan bel rumah Hana itu dengan maksud agar Hana dapat keluar menemuinya. Namun 1 kali, 2 kali, dan 3 kali, dia sudah membunyikan bel itu namun tidak ada seorang pun yang keluar. "Ting.." Suara notifikasi dari ponsel Karina, tanpa pikir panjang dia langsung mengecek pesan yang dia terima. Ternyata itu adalah Hana "Jangan mengunjungiku hari ini, Aku sedang pergi bersama dengan keluargaku ke suatu tempat." Setelah membaca pesan itu, Karina memutuskan untuk pergi ke perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan dia langsung duduk dan mulai mengeluarkan buku buku untuk dia pelajari. "Karina?" Sapa sesorang kepada Karina. Sontak Karina menoleh dengan raut muka sedikit terkejut, seorang remaja laki -- laki dengan hoodie birunya berdiri tepat di sampingnya. "Chris! Apa yang sedang kamu lakukan disini?" Tanya Karina.

Kehadiran Chris di perpustakaan tentunya hal yang mengejutkan, mengetahui Chris bukanlah sesorang yang suka belajar. Chris hanya berkata "Aku bosan, ternyata benar kata orang -- orang kamu memang anak berprestasi.". Karina hanya menangguk dengan raut wajah sedikit tersenyum, namun keadaan hatinya saat itu masih kebingungan. Chris ingin memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin, jadi tanpa berpikir panjang Chris langsung melontarkan banyak pertanyaan kepada Karina.

Percakapan mereka berlangsung cukup lama, namun Karina hampir muak tentang hal yang mereka bicarakan. Karina muak karena Chris hanya bertanya tentang Hana, rasa cemburu memenuhi hatinya. Walau begitu Karina tetap menjawab satu per satu pertanyaan yang Chris lontarkan dengan suaranya yang lembut itu.

Keadaan diluar mulai gelap, Karina memutuskan untuk membereskan semua bukunya dan kembali pulang. Tiba -- tiba Chris menawarkan dirinya untuk mengantar Karina pulang, mengingat waktu sudah mulai malam dan turun hujan. Awalnya Karina sedikit ragu, namun akhirnya dia menerima tawaran Chris. Dalam perjalanan, mereka berdua hanya diam dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Akhirnya mereka sampai, "Terima kasih untuk hari ini maaf jika aku terlalu banyak merepotkanmu dan maaf jika aku mengganggu waktu belajarmu tadi" kata Chris dengan lembut. Karina juga berterima kasih kepada Chris karena sudah mengantarkannya dengan selamat sampai ke rumahnya. Namun sesaat sebelum Chris pergi, Chris sempat menyampaikan sesuatu kepada Karina. Sungguh membuat hati Karina menjadi sedikit kecewa, karena hal yang disampaikan Chris yaitu bahwa Chris ingin setelah buku itu mendapat balasan dari Hana, Chris berharap Karina dapat memberi tahu Hana untuk meletakkan buku itu di kotak tepat didepan ruang siaran. Karina hanya mengangguk, setelah itu bergegas memasuki rumahnya karena hujan yang semakin deras.

Bagi Karina waktu yang mereka habiskan saat itu sangatlah berharga. Karina teringat buku itu, akhirnya dia memeberanikan membuka buka itu lagi dan dengan tekadnya yang kuat dia menuliskan jawaban dari setiap pertanyaan yang ada dalam buku itu. Meski buku itu ditujukan untuk Hana bukanlah Karina, tetapi Karina tetap menjawab semua pertanyaan itu dan berpura -- pura menajdi sahabatnya, Hana. Dia melakukan itu karena tidak dapat menahan kecemburuan yang sudah menyala -- nyala di hati kecilnya.

Waktu yang ditunggu tiba dan sesuai pesan yang sudah Chris berikan, Karina meletakkan buku itu di kotak tetap di depan ruang siaran. Setelah dia meletakkan buku itu, Karina bergegas memesuki ruang siaran seperti biasanya. Kali ini dia membawakan sebuah cerita dari seorang anonim yang menceritakan bahwa kehidupan cintanya sangat menyedihkan. Dan tanpa Karina sadari, cerita yang dikirimkan oleh anonim itu mirip seperti kisah yang Karina alami.

Waktu siaran sudah selesai, Karina siap -- siap untuk keluar dan menuju kembali ke kelasnya. Saat dia membuka pintu sudah ada seseorang yang berdiri di depan ruang siaran. Siapa lagi kalau bukan Chris yang siap untuk mengambil buku yang sudah lama dia nantikan. Chris tersenyum kepada Karina dan langsung pergi tanpa berbicara apapun.

Hati Chris sangat menggebu -- gebu saat menerima buku itu, dia mulai membuka lembaran demi lembaran, melihat balasan yang sudah tertuliskan di buku itu. Namun Chris merasa ada hal yang sedikit meragukan hatinya, tidak berselang lama rasa ragu itu sedikit menghilang dan perlahan rasa bahagianya memenuhi hatinya.

Sudah seminggu semenjak Chris menerima balasan di bukunya itu, tentu banyak yang ingin Chris tulis dibukunya. Kalau bukan pertanyaan, Chris tentu akan menuliskan sesuatu tentang dirinya sendiri. Di salah satu lembar, Chris juga sempat menuliskan pertanyaan yang sama, seperti saat dia menuliskan sesuatu pada secarik kertas. "Apa yang harus Aku lakukan dengan masa depanku?" itulah pertanyaan yang kembali dia tuliskan disana.

Selama berhari -- hari Chris dan Karina bertukar cerita lewat buku itu. Tanpa Chris ketahui selama ini dia bertukar cerita bukan dengan Hana namun Karina. Meskipun begitu Chris sering pergi ke kelas Hana untuk bertemu dan bercanda tawa bersama. Bahkan Chris juga sering terlihat belajar bersama Hana, orang seperti Hana lah yang sudah merubah sikap dan perilaku Chris. Melihat hubungan Chris dan Hana semakin dekat, Karina merasa cemburu.

Suatu hari Chris menghampiri Karina untuk menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Saat itu Karina sedang berada di taman di dekat lapangan sekolahnya, tanpa basa -- basi Chris langsung memanggil Karina dengan nada yang sedikit tinggi. Sontak Karina langsung tahu siapa yang memanggil namanya itu, dia langsung enoleh ke arah suara itu datang.

"Aku butuh bantuanmu!" Kata Chris dengan nafas yang terengah -- engah.

"Apa yang kamu butuhkan?Apakah itu sesuatu yang sulit?" Tanya Karina penasaran.

"Bantu aku untuk mengajak Hana pergi ke Taman bermain besok, pastikan kamu juga ikut bersamanya!" Kata Chris

"Apakah hanya kita bertiga? Aku merasa tidak nyaman untuk mengganggu kalian." Ucap Karina dengan raut wajah yang sedikit cemberut.

"Tentu tidak, aku juga mengajak Matt temanku." Sahut Chris.

"Baiklah, akan kusampaikan kepada Hana" Jawab Karina sambil sedikit mengangguk.

"Terima kasih, sampai bertemu besok" Ucap Chris dengan penuh semangat.

Setelah pertemuan itu Karina merasa heran, kenapa Chris tidak langsung menyampaikan hal itu kepada Hana? Mengapa harus melalui dia? Setelah itu Karina langsung menyampaikan ajakan dari Chris kepada Hana. Sebenarnya Hana kebingungan dengan ajakan karena dia merasa itu terlalu tiba -- tiba, tetapi tanpa pikir panjang langsung menyetujui ajakan tersebut, karena Hana berpikir akan bosan jika besok hanya berdiam diri hanya didalam rumah, mengingat besok adalah akhir pekan.

Keesokan harinya Karina dan Hana berangkat bersama menuju ke Taman Bermain, disana Karina melihat sudah ada Chris dan temannya Matt berdiri sambil melambaikan tangan mereka. Mereka bergegas masuk dan menikmati berbagai wahana yang ada disana. Namun hati Karina sedikit cemburu saat melihat kedekatan Chris dengan Hana, bahkan mereka baru pertama kali bertemu saat ini. Tiba -- tiba Chris membahas tentang buku yang selalu mereka gunakan untuk bercertita satu sama lain. Karina terkejut dan takut jika Chris mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Karina langsung mengalihkan pembicaraan ke hal lain. Akan sangat gawat jika Chris tau jika selama ini Hana bukanlah orang yang berbagi cerita dengannya.

Selang beberapa waktu mereka berempat pergi ke sebuah permainan menembak, saat itu Karina menatap sebuah boneka beruang besar yang membuat hatinya tertarik. Chris menyadari hal itu dan langsung memainkan permainan itu untuk memenangkan boneka beruang itu. Karina terkagum -- kagum Chris berhasil memenangkan permainan itu hanya dengan sekali coba. Tentu Chris langsung memilih boneka beruang itu sebagai hadiah, setelah dia mendapatkan boneka beruang itu dia langsung memberikan boneka itu ke Karina. Hati Karina berdebar sangat kencang hingga merasa sesak, hal yang baru pertama kali didapatkan dari Chris dan itu membuat hatinya sangat senang.

"Itu ungkapan terima kasihku karena mau membantuku!" Kata Chris dengan senyum lebar diwajahnya. Tiba -- tiba Chris bertanya kepada Karina, "Menurutmu apa yang harus Aku lakukan dengan masa depanku?". Karina menjawab dengan raut muka yang serius namun senyuman manisnya itu tetap ada seperti biasa, " Kamu harus mencoba hal yang selalu kamu inginkan dan jangan menyerah karena Aku tahu Kamu pasti bisa mencapainya." Dan percakapan mereka berhenti disitu, kemudian mereka memilih untuk pulang karena hari sudah mulai gelap.

Hari mulai gelap dan mereka memutuskan untuk Pulang. Keesokan harinya Karina melihat Chris sedang meletakkan buku itu seperti bias di kotak tepat didepan ruang siaran. Setelah Chris meninggalkan tempat itu, Karina langsung terburu -- buru untuk mengambil buku yang Chris letakkan sebelumnya. Dia langsung membuka buku itu, namun apa yang ada di dalam buku itu membuat Karina sedikit bertanya tanya dan terkejut.

"Sepertinya aku akan mengungkapkan perasaanku kepada seseorang,"

Sebenarnya perasaan Karina menjadi bercampur aduk setelah melihat kalimat itu, perasaan sedih dan cemburu. Namun, dia tetap berpura -- pura tersenyum saat berada didekat Hana. Sahabatnya itu merasa ada yang aneh dengan Karina. Lalu Hana mengajak Karina ke rooftop, suatu tempat yang lebih tenang untuk mengajak bicara.

"Karina, aku hanya ingin memastikan sesuatu. Apakah sesuatu terjadi padamu?" Tanya Hana dengan wajah khawatir tentang keadaan sahabatnya itu.

"Ti -- tidak terjadi apa -- apa, aku baik -- baik saja jangan khawatirkan aku!" Jawab Karina dengan sedikit gagap, namun raut wajah Karina tidak dapat menyembunyikan perasaan yang sedang dia pendam.

Hana tetap merasa bahwa Karina menyembunyikan sesuatu yang sangat besar, dan Hana bertanya sekali lagi "Apakah kamu menyembunyikan sesuatu dariku? Jika memang ada ceritakan saja aku siap mendengarnya dan aku berjanji aku tidak akan marah." Kata Hana dengan suara lembutnya. Mendengar itu Karina akhirnya berani jujur kepada Hana dan menceritakan semua yang terjadi, mulai dari dia mendapatkan surat kecil di laci mejanya sampai kenyataan bahwa Karina berpura -- pura menjadi Hana saat bertukar cerita dengan Chris.

"Aku adalah pembohong Hana" Sambil sedikit menahan tangis.

Hana dengan lembut mencoba menenangkan sahabatnya itu dan mencoba menyampaikan bahwa dia tidak marah namun hanya sedikit kecewa dengan apa yang dilakukan Karina. Karena sebenarnya Hana tidak memiliki perasaan terhadap Chris dan Hana berkata kepada Karina bahwa dia menyukai teman Chris, yaitu Matt dan Chris juga sudah tau mengenai hal itu. Sontak Karina kaget mendengarkan ucapan dari Hana.

"Lalu, siapa sebenarnya orang yang Chris suka? Bagaimana kamu akan menjelaskan tulisan yang kutemukan di bukunya?" Ucap Karina dengan nada yang sedikit tinggi.

"Bagaimana kamu tidak bisa menyadarinya Karina? Apakah memang kamu tidak sepeka itu?" Tanya Hana sambil tersenyum manis melihat wajah kebingungan sahabatnya itu.

"Karina sepertinya aku juga harus memberitahumu sesuatu yang sangat penting dan mungkin bisa menjadi petunjuk untukmu." Ucap Hana mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi dengan Chris.

Beberapa hari yang lalu tepat saat Chris, Matt, Karina dan juga Hana pergi ke Taman Bermain, Chris tidak dapat melepas pandangannya dari seorang gadis, ya benar gadis itu ternyata adalah Karina, gadis dengan senyum manis diwajahnya. Tanpa Chris ketahui, sejak awal Hana sudah memperhatikan gerak gerik Chris. Saat Matt dan Karina pergi berdua, Hana dan Chris juga pergi dan duduk di kursi taman yang ada disana. Hana memulai percakapan dengan Chris dan topik pertama yang mereka bahas adalah ketertarikan Chris kepada Karina. Tentu saja Hana bertanya -- tanya tentang itu, karena orang yang menarik perhatian Chris adalah Karina tidak lain adalah sahabatnya sendiri.

Hana mengatakan "Jadi, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu tentang Karina."

"Baiklah, jadi apa yang ingin kamu bicarakan tentangnya?" Tanya Chris perlahan.

"Sejak kapan kamu tau bahwa yang selama ini bertukar cerita lewat buku itu bukan aku? Apakah kamu tidak marah bahwa Karina berpura -- pura menjadi aku untuk bertukar cerita denganmu?" Tanya Hana yang sudah lama penasaran dengan tanggapan Chris.

Selama beberapa detik suasana menjadi hening yang terdengar hanyalah keramaian di Taman Bermain itu. Namun tidak lama setelah itu Chris tersenyum dan mulai menjawab pertanyaan dari Hana.

"Sebenarnya aku sudah mengetahuinya sejak tadi, aku merasa jawaban dari pertanyaan yang kuberikan berbeda dengan jawabanmu." Yang Chris maksud adalah saat Chris melontarkan pertanyaan tentang apa yang harus dia lakukan dengan masa depannya?. Dan benar saja itu menjadi sebuah kunci jawaban untuk Chris. Setelah kejadian itu Chris dan Karina masih saling bertukar pesan dan cerita lewat buku itu dan sebenarnya selama Chris dan Karina saling bertukar cerita dan pesan, Chris sudah mengetahui sosok pengirim, sosok penulis balasan dari setiap pertanyaan -- pertanyaan yang telah dia tulis dibukunya.

Dia juga menyadari perasaannya yang sebenarnya, Chris terlalu memendam perasaannya itu hingga tidak dapat jujur dengan dirinya sendiri. Kenyataannya adalah cinta Karina tidak bertepuk sebelah tangan, namun itu adalah cinta dua arah. Chris juga sangat menyukai Karina semenjak surat kecilnya itu mendapat balasan. Tanpa Karina sadari hal itu selalu membekas di hati Chris.

Raut wajah Karina tidak dapat dikendalikan, begitu juga perasaannya senang, sedih dan juga terkejut bercampur menjadi satu. Suatu fakta yang tidak Karina sadari dan tidak dia duga tentang Chris.

"Bagaimana bisa aku tidak menyadari hal itu?" Ucap Karina dengan sedikit air mata menetes di pipinya.

Hana berkata kepada Karina untuk dapat jujur dengan perasaannya sendiri dan Hana meminta Karina untuk segera menemui Chris secepat mungkin. Namun saat itu Karina harus memulai siaran seperti biasa. Mengetahui hal itu Hana langsung bergegeas untuk mencari Chris, pada waktu yang tepat Hana melihat Chris di kelasnya.

"Chris!!" Teriak Hana saat memanggil Chris.

Teriakan Hana membuat Chris terkejut dan heran, mengapa Hana berteriak -- teriak seperti itu. "Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" Tanya Chris pada Hana.

"Kamu harus segera menuju ke ruang siaran. Secepat mungkin Aku tidak ingin kamu kehilangan kesempatamu kali ini!" Perintah Hana dengan wajah yang penuh semangat. Chris terheran -- heran dengan perkataan Hana itu, namun tanpa pikir panjang Dia segera berdiri dan menuju ke ruang siaran.

Disisi lain, Karina berdiri melamun didepan ruang siaran, dia masih memikirkan semua perkataan Hana sebelumnya tentang Chris. Lamunan Karina terhenti ketika dia mulai menyadari dia harus segera melakukan siaran sebelum waktunya habis. Sesaat setelah itu, Karina masuk ke ruang siaran dan mulai mempersiapkan sesuatu untuk siaran nanti.

"Dragg..!!" Suara kencang yang terdengar dari arah pintu. Karina terkejut melihat Chris sudah berdiri didepannya, "Chris? Aku minta maaf sudah berbohong selama ini, maaf bila aku tidak jujur pada perasaanku sendiri. Jangan membenciku Chris!" Kata Karina secara tiba tiba. Perlahan -- lahan Chris mulai mendekati Karina, tanpa disengaja Chris menjatuhkan barang dan membuat tombol mic di ruang siaran menyala. Tanpa menyadari itu mereka melanjutkan percakapan mereka.

"Nginggg..." Suara keras terdengar dari seluruh pengeras suara di Evergreen Academy, seluruh warga disekolah bertanya -- tanya tentang suara itu. Tidak dengan Hana sepertinya dia tahu apa yang sedang terjadi di ruang siaran. Suara lainnya pun mulai terdengar, kali ini suara Chris terdengar jelas.

"Apa maksudmu? Mengapa aku harus membencimu?" Kata Chris dengan nada yang sedikit tinggi.

"Kamu tahu bukan selama ini aku membohongimu dan bertingkah seperti Hana dan maaf aku tidak bisa membantu hubunganmu dengan Hana lagi" Ucap Karina dengan tersendu -- sendu.

"Karina, apa kamu tahu selama ini aku sudah tahu jika itu kamu. Aku tahu kamu yang selama ini bertukar cerita lewat buku itu" Chris berkata dengan serius.

"Dan apakah kamu tahu bahwa selama ini itu adalah kamu." Lanjut Chris sambil sedikit tersenyum.

Tanya Karina pada Chris, "Apa maksdumu Chris?". "Aku menyukaimu Karina!" Teriak Chris. Karina tersenyum dan akhirnya berkata "Aku juga menyukaimu Chris"

"Waaaa...Wooo" Suara teriakan heboh dari teman teman Chris dan Karina yang mendengar hal itu. Mereka terkejut dan ikut bergembira akan hal itu. Sama halnya dengan Matt dan Hana yang saat itu duduk bersebelahan, mereka juga sikut senang karena akhirnya Chris dan Hana tidak membohongi perasaan mereka sendiri, akhirnya mereka berani mengungkapkan isi hati mereka tanpa memikirkan perkataan orang lain.

"Dokk..Dokk.. buka pintunya! Anak -- anak nakal" Teriak seseorang dari balik pinu ruang siaran. Karina dan Chris terkejut dan meskipun mereka terheran -- heran dengan suara teriakan itu, mereka dapat tersenyum karena akhirnya mereka dapat mengetahui isi hati mereka masing -- masing. Mereka menjadi pasangan yang sangat romantis dan saling mencintai satu sama lain, mereka telah belajar dari diri mereka untuk dapat jujur dengan diri mereka sendiri, tanpa ada kejujuran dari hati hubungan yang terjalin tidak akan menjadi hubungan yang terbaik.

Pesan singkat dari Cerpen 
Pesan singkat dari Cerpen 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun