Meskipun begitu Karina tetap merasa penasaran, seketika itu dia langsung bertanya pada Hana.
"Hana, apakah Aku boleh menanyakan sesuatu?" Tanya Karina dengan muka serius.
"Apa yang ingin Kamu tanyakan?"
"Apakah Kamu mengenal Chris?" Rasa penasaran Karina semakin membesar.
"Tentu Aku mengenalnya, bahkan semua orang pasti mengenalnya." Jawab Hana dengan sedikit tertawa.
Karina menjadi sedikit lega, tetapi masih ada sesuatu yang terasa mengganjal dihatinya.
"Tring.." Bel kembali berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba. Suasana hati Karina langsung berubah, dia terburu -- buru membawa buku diarynya dan lekas menuju ke ruang siaran. Selain menjadi seorang siswi berprestasi Karina memiliki kegemaran lain yaitu menjadi seorang penyiar di Radio Sekolahnya. Saat itu Suasana hati Karina sangat gembira, namun tiba tiba dia merasa berdebar, seakan -- akan seperti ada alaram yang berbunyi dihatinya. Sosok remaja laki -- laki berbadan tinggi dengan rambut hitam lebatnya sedang berdiri tepat di depan ruang siaran. Ternyata yang Karina lihat adalah Chris, bagaimana hati Karina tidak berdebar kalau yang dia lihat adalah Chris?.
Karina langsung melangkahkan kakinya perlahan menuju ke sosok remaja yang dia lihat itu. Tanpa ragu---ragu Karina langsung bertanya "Permisi, apa yang sedang kamu lakukan disini?". Chris langsung menoleh dan berkata "Aku sedang menunggu seseorang". Selama beberapa detik mereka saling berkontak mata, namun tidak berselang lama pandangan Karina beralih ke sebuah buku yang Chris bawa. Dia merasa penasaran namun tidak berani bertanya untuk apa buku itu. "Sepertinya kamu ingin memberikan sesuatu kepada orang yang kamu tunggu, kalau boleh tau siapa orang itu?"Kata Karina dengan hati yang masih berdebar berharap orang yang Chris tunggu adalah dirinya.
"Apakah kamu mengenal Hana? Temanku bilang sahabatnya menjadi anggota penyiar di sekolah ini." Kata Chris kepada Karina. Pertanyaan yang terlontar dari Chris membuat Karina sedikit kecewa, "Tentu saja dia tidak mencari aku, jangan terlalu berharap Karina!" Batin Karina. Dalam waktu yang cukup lama mereka hanya diam tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut mereka. "Jadi, apakah kamu mengenal orang yang kucari?" Suasana hening terpecah saat Chris kembali bertanya. "Ya, tentu saja karena orang yang kamu cari adalah aku." Sahut Karina dengan sedikit nada marah. Tanpa basa -- basi Chris langsung memberikan buku yang dari tadi dia bawa kepada Karina. Dengan terburu -- buru Chris sedikit berteriak "Tolong berikan buku itu pada Hana!". Karina hanya mengangguk dengan wajahnya yang sedikit cemberut.
"Tring..." Bel kembali berbunyi, bel kali ini menandakan saatnya pulang. Karina hendak bergegas memberikan buku pemberian Chris tadi kepada Hana, namun sahabatnya itu menghilang entah kemana. 1 jam berlalu, Karina belum juga menemukan Hana di sepanjang lorong kelas, di kantin, dan di seluruh bagian sekolahnya. Karina menyerah dan memutuskan untuk pulang.
Karena rasa penasarannya yang besar dengan keberadaan buku itu, dia akhirnya memaksakan dirinya itu mengetahui apa isi buku yang Chris berikan. Hal pertama yang dia lihat adalah sebuah pertanyaan yang bahkan membuat Karina bertanya tanya sebenarnya apa maksud dan niat dari Chris. Dibuku itu tertulis "Bolehkah aku mengenalmu lebih jauh lagi? Aku harap kita bisa menjadi teman dekat!". Rasa penasarannya bertambah, tetapi Karina berpikir dia tidak berhak untuk menuliskan sepatah dua kata untuk menjawab pertanyaan itu. Tentu saja karena buku itu Chris tujukan untuk Hana bukan dirinya. Karina malas untuk berpikir tentang isi buku itu, dia lebih memilih untuk belajar. Tidak diragukan lagi Karina adalah murid berprestasi, pastinya dia lebih memprioritaskan waktunya untuk belajar daripada untuk memikirkan hal hal yang membuat dia kecewa.