Mohon tunggu...
Kezia FetnajLarasati
Kezia FetnajLarasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana

Hobi saya adalah menggambar

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Upaya Kolaboratif Jaga Kualitas Udara: Peran Greenpeace, Pemerintah, Masyarakat

11 Oktober 2023   08:20 Diperbarui: 11 Oktober 2023   08:35 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar billboard yang dipasang di Jalan Jendral Gatot Subroto, Menurut Bondan Andriayu tujuan pemasangan untuk mengenalkan Air Quality index di Jakart

Pemerintah kurang merespon aksi di atas berkaitan dengan kualitas udara ini, sehingga mereka melakukan aksi protes dengan misi untuk menyampaikan pesan kepada pemerintah terkhusus kementrian Kesehatan agar dapat bertindak demi Kesehatan Masyarakat. Greenpeace berharap Kementerian Kesehatan dapat merekomendasikan pengetatan emisi pembangkit listrik termal di Indonesia, yang regulasinya masih lebih longgar dibandingkan mayoritas negara lain. Upaya ini untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kehidupan yang lebih berkelanjutan.

2. Aksi Kampanye Billboard

Gambar billboard yang dipasang di Jalan Jendral Gatot Subroto, Menurut Bondan Andriayu tujuan pemasangan untuk mengenalkan Air Quality index di Jakart
Gambar billboard yang dipasang di Jalan Jendral Gatot Subroto, Menurut Bondan Andriayu tujuan pemasangan untuk mengenalkan Air Quality index di Jakart

Pada tahun 2018 greenpeace mulai kembali melakukan aksi , aksi kampanye kali ini greenpeace memasang pesan dalam bentuk billboard atau poster dengan ukuran raksasa dengan hashtag #WebreatheTheSameAir. Poster ini dipasang di Jalan Jendral Gatot Subroto. Dalam sebuah wawancara juru kampanye greenpeace, bondan andriaynu pemasangan billboard bertujuan menginformasikan air quality index di Jakarta kepada Masyarakat. Beliau menambahkan arti dari Hahstag mengingatkan kita semua menghirup udara yang sama, dari data kualitas udara yang kami pantau selama satu bulan, 22 hari di antaranya dikategorikan tidak sehat. Ini menjadi perhatian kami karena udara yang kita hirup berasal dari berbagai sumber, seperti transportasi, industri, dan rumah tangga dengan persentase yang signifikan. Greenpeace berharap dengan adanya kampanye ini permasalahan kualitas udara menjadi hal yang dapat diperhatikan bersama.

3. Aksi Kampanye Greenpeace Bersama Beberapa Tokoh

Di tahun 2019 pada bulan Maret greenpeace kembali melakukan kampanye terbaru. Kali ini para aktivis greenpeace melakukan aksi kampanye di depan Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) upaya merespon hasil penelitian yang dilakukan oleh IQ AirVisual bersama Greenpeace Asia Tenggara. Laporan tersebut memaparkan mengenai kualitas udara di kota-kota besar di seluruh dunia, dan didapati bahwa Jakarta berada diperingkat pertama dengan PM2.5 paling buruk di Asia Tenggara selama kurun waktu 2018. Dari laporan tersebut dapat dilihat bahwa kualitas udara di Jakarta melampaui batas WHO,PM 2.5 dan juga melampaui baku mutu pemerintah Indonesia yang pada dasarnya berada dibawah baku mutu yang ditetapkan WHO.

Pada kampanye ini hadir juga tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta. Agenda mereka dalam kampanye ini, memberikan apresiasi pada KLHK atas informasi mengenai tentang konsentrasi rata-rata tahunan PM 2.5 di Jakarta yang berada jauh melampaui baku mutu udara ambien nasional. Kampanye tersebut membawa pesan kepada pemerintah agar segera mengambil tindakan nyata terkait pencemaran udara.

Greenpeace, sebagai organisasi non-pemerintah (NGO), berupaya untuk meningkatkan kesadaran semua pihak terhadap masalah polusi udara, terutama mengingat Jakarta saat ini menjadi kota yang masuk dalam tingkat polusi udara terburuk di Asia Tenggara. Ketiga aksi kampanye yang dilakukan merupakan strategi NGO sekaligus kontrobusinya upaya mereka menyelamatkan lingkungan. Dari strategi-strategi yang telah dilakukan greenpeace dalam bentuk aksi kampanye dari tahun ke tahun telah memberikan peringatan untuk pemerintah bertindak lebih tegas dan bertanggung jawab dalam mengatasi isu polusi udara untuk kemudian hari. Terlebih lagi aksi tersebut seharusnya sudah ditindaklanjuti karena telah jadi alarm peringatkan bagi kita(masyarakat, pemerintah, dan organisasi ) untuk tidak kembali lalai atau menyepelekan isu tersebut. Pemerintah Jakarta menggunakan uji emisi sebagai salah satu alternative untuk mengurangi polusi. Lalu bagaimana peran masyarakat? Masyarakat juga dapat berkontribusi dalam mengurani polusi udara dan emisi karbon dengan mengurangi pembakaran sampah, mengurangi kendaraan bermotor jika hanya berjarak dekat. Semua tindakan yang diambil juga untuk mencapai Net Zero Emission 2060 yang diresmikan dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to the United Nation Framework Convention Climate Change.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun