Mohon tunggu...
KEYZA CINTA AULIA
KEYZA CINTA AULIA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

saya mempunyai hobi yang saya sukai yaitu membaca,entah itu cerpen maupun novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia yang Ingin di Perhatikan

22 November 2024   13:30 Diperbarui: 22 November 2024   13:41 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu, ruang keluarga yang semula penuh dengan gelak tawa tiba-tiba berubah hening. Suara napasku terdengar begitu jelas, berat, seolah menggambarkan segala beban yang selama ini aku tahan. Aku tidak tahu bagaimana cara melanjutkan, tapi aku tahu, ini saatnya.

Mamah masih diam. Wajahnya menunduk pertanda sedih, seperti mencari sesuatu di dasar piringnya yang kosong. Kakakku pun ikut terdiam. Aku menunggu. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, dan mataku mulai memanas.

"Mamah..." Suaraku hampir patah. "Kenapa Mamah selalu menjauh saat aku butuh? Apa aku nggak cukup penting buat Mamah?"

Mamah akhirnya mengangkat wajahnya. Matanya menatapku, namun tidak dengan tatapan yang aku harapkan. Di sana ada kelelahan, tapi juga ada sesuatu yang selama ini aku tidak mengerti kesedihan.

"Nina..." suara Mamah pecah.

 "Bukan maksud Mama seperti itu."

Aku terdiam. Tidak tahu harus bagaimana merespons kalimat itu, hatiku tak kuasa melihat Mamah memanggilku dengan suara lirihnya.

"Apa Mamah tahu, betapa aku ingin menjadi anak yang Mamah dengarkan? Aku ingin sekali Mamah ada, walau hanya sekali, seperti Mamah ada untuk Kakak." Air mataku tidak bisa lagi aku tahan. Kata-kata itu meluncur begitu saja, tanpa kendali.

Kakakku hanya menatap Mamah, lalu menatapku, seakan ingin memecah ketegangan tapi tidak tahu caranya.

"Nina..." Mamah akhirnya berbicara lagi. Kali ini suaranya lebih tegas, meski masih terdengar goyah. "Mamah minta maaf."

Aku terkejut. Kata itu jarang sekali keluar dari mulut Mamah. Ini yang aku inginkan, permintaan maaf dari Mamah yang sekian lama belum terucap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun