Aku membuka mata, dan kali ini dia sudah berdiri lebih dekat, tepat di samping tempat tidur.
 Hari-hari setelah kejadian itu tidak pernah sama lagi. Setiap malam pukul 03:00, aku selalu terbangun dan mendapati dia berdiri di sudut kamar, memperhatikanku. Dia tidak melakukan apa-apa, hanya diam, tapi tatapannya seakan terus mengawasi setiap gerak-gerikku.
  Bukan hanya itu. Di siang hari pun, saat aku di rumah, aku mulai merasa ada yang mengikuti. Saat aku berjalan ke dapur, aku bisa mendengar langkah kaki lain di belakangku. Saat aku mandi, aku merasakan seseorang mengintip dari balik pintu.
  Dan yang paling membuatku ketakutan adalah ketika aku bercermin. Bayanganku di kaca seringkali tidak sendirian. Ada dia di belakangku, tersenyum tipis dengan wajah yang kini jelas terlihat---wajah pucat dengan mata hitam yang kosong dan mulut yang sobek lebar.
  Aku mencoba mengabaikannya, berpura- pura tidak melihat. Tapi semakin aku berusaha, semakin dia menjadi-jadi.
  Puncaknya terjadi beberapa malam yang lalu. Aku terbangun seperti biasa di jam 03:00, tapi kali ini suasana terasa lebih mencekam. Sosok itu tidak lagi di sudut kamar. Aku mencari-cari dengan mata yang setengah mengantuk, dan tiba-tiba kudengar suara langkah kaki dari bawah tempat tidurku.
  Pelan-pelan, aku menunduk untuk melihat ke bawah, dan di sana dia merangkak keluar dengan gerakan aneh yang membuat bulu kudukku berdiri.
"Jangan takut... aku cuma mau menemanimu," katanya sambil menyeringai.
  Aku langsung melompat dari tempat tidur dan berlari keluar kamar. Tapi di ruang tamu, aku melihat sesuatu yang membuatku ingin pingsan.
  Dia sudah ada di sana, duduk di sofa, dengan kepala yang menoleh tajam ke arahku.
  Sejak saat itu, aku tahu satu hal yang pasti: Dia tidak akan pergi. Dia akan terus memperhatikanku, kapan saja, di mana saja. Terutama di jam 03:00 pagi.