Dalam membahas multikultural, penting untuk diakui bahwa kesadaran tentang pentingnya multikulturalisme telah meningkat diantara para ulama, aktivis, dan pembuat kebijakan. Multikulturalisme dipandang sebagai sebuah konsep yang penting, pendekatan yang relevan, ideologi yang perlu diperjuangkan, keyakinan yang dikawal, dan juga sebagai objek studi dan penelitian. Ini mencerminkan cara kita memahami budaya dan nilai-nilai yang dihadirkan oleh multikulturalisme (Ali, 2011).
Program yang Dilakukan ASEAN
ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) memiliki sejumlah program dan kegiatan yang dilakukan untuk memperkuat jejaringan budaya di Asia Tenggara. Program ini dilakukan dengan upaya untuk memperkuat jejaring budaya di Asia Tenggara, mempertahankan keberagaman budaya, dan meningkatkan pemahaman serta kerjasama antara negara-negara anggota dalam bidang budaya dan seni.
ASEAN Cultural Heritage Digital Archive (ACHDA) adalah proyek yang memiliki tujuan menjaga dan melestarikan budaya Asia Tenggara dengan cara mengumpulkan dan mengubah materi budaya dari negara-negara ASEAN menjadi format digital. Sebagai kawasan yang terdiri dari negara-negara yang memiliki kesamaan budaya, ASEAN membuat museum digital berisi benda-benda bersejarah dari negara anggotanya (B. Riyanto, 2023)
ASEAN Cultural Festival adalah perayaan keragaman budaya di Asia Tenggara. Â Banyaknya festival tradisional membuat para ilmuan dan peneliti tertarik akan budaya ini. Upaya ini merupakan kesempatan untuk menampilkan keunikan sejarah, kepercayaan, dan nilai masing-masing negara.
Kelima negara di Asia Tenggara yang mengenali kebaya sebagai busana tradisional perempuan adalah Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam. Negara-negara yang telah mengusulkan kebaya sebagai nominasi bersama untuk dimasukkan dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Manusia oleh UNESCO pada tahun 2023. Keberhasilan dalam pengajuan ini akan memberikan pengakuan internasional terhadap pentingnya kebaya sebagai warisan budaya yang bernilai di wilayah Asia Tenggara.
Melalui program-program tersebut, ASEAN berupaya untuk memperkuat kerjasama antar-negara anggota dan membangun identitas multikultural di Asia Tenggara.
Pembentukan Identitas ASEAN
Proses yang terus berlangsung dan melibatkan upaya yang berkelanjutan untuk membangun kesatuan dan solidaritas diantara negara-negara anggota ASEAN. Meskipun negara-negara ini memiliki perbedaan dari budaya, agama, bahasa, dan sistem politik, ada beberapa faktor yang memainkan peran penting dalam membentuk identitas kolektif ASEAN. Proses inilah yang merupakan sebuah usaha yang kompleks dan berkelanjutan.
Identitas dan perhatian regional ini melibatkan konsep komunitas yang dibayangkan dengan wilayah tertentu dan mengabaikan yang lain. Hal ini mengarah pada persepsi bahwa kepemilikan bersama terhadap komunitas tersebut berdasarkan kesamaan budaya, sejarah, tradisi, agama, serta adanya persepsi ancaman yang sama dari luar kawasan.
Pendekatan "ASEAN Way" juga memainkan peran penting dalam membentuk identitas ASEAN. Pendekatan ini mencakup konsensus, diplomasi, kerjasama, dialog terbuka, dan penghormatan terhadap perbedaan. ASEAN Way telah diterapkan sebagai pendekatan utama dalam upaya penyelesaian konflik di kawasan Asia Tenggara, termasuk sengketa di Laut China Selatan (Lardo, 2021). Beberapa sarjana percaya bahwa ASEAN Way telah berhasil dalam menjaga stabilitas kawasan dengan menghindari konflik militer langsung dan memfasilitasi pembicaraan damai. Pendeketan ini memungkinkan negara-negara ASEAN untuk membahas secara terbuka dan mencari solusi yang saling menguntungkan.