Nah keterombang-ambingan (inkonsisten atau kontigensi) inilah yang juga penting untuk manusia. Dimana ketika manusia masuk dalam situasi keterombang-ambingan dan dapat keluar dari situasi tersebut dan bertanggung jawab atas pilihan yang ia pilih dalam keterombang-ambingan maka, ia dapat menjadi dirinya yang otentik.
Sartre telah melewati itu yang dimana pada masa kecil dan masa kematangannya ditandai oleh kisah cinta yang rumit dengan banyak wanita dan perubahan-perubahan pandangan politis dan filosofis. Itulah proses yang dilalui Sartre hingga menjadi salah satu tokoh besar eksistensialisme, yang dimana sari pati dari eksistensialisme.
Jadi, berbicara tentang  konsisten dan inkonsisten merupakan kata yang kontradiksi namun perlu untuk diterapkan dalam kehidupan kita. Terlepas dari penilaian baik dan buruk dari kata tersebut.
Hal yang paradox merupakan suatu kewajaran yang terjadi  pada manusia dengan maksud menjadikan manusia otentik dan yaaa seperti penjelasan awal tadi yaitu mencapai kesuksesan.
Baca juga : Konsisten Membangun Personal Branding di Sosial Media
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H