Mohon tunggu...
Ari Santosa
Ari Santosa Mohon Tunggu... wiraswasta -

*Aku adalah aku, yang akan tetap menjadi aku. Tak mau, serta tak akan menjadi siapapun. Aku bangga menjadi aku.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

(FFA) Cincin Wasiat Kakek Pengemis

20 Oktober 2013   16:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:16 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Alan menukik ke bawah. Sebuah perkebunan mangga menjadi tempatnya mendarat. Ia menuruni jalan setapak sebelum sampai di ujung jalan menuju rumahnya.


Setelah menyelinap jalan tembus, ia sampai di samping rumahnya. Sepi. Kemana Ayah dan Ibu? Alan duduk menyadar di kursi rotan beranda, pikiranya sedang merancang sesuatu...

***


"Sudah dicek ke gudang, Pah?"


"Sudah. Sepedanya di sana. Sama persis dengan sepeda yang ditemukan di kampung sebelah"


"Banyak keanehan. Kok, sudah tertidur di kamarnya. Bagaimana Alan masuk rumah, bukankah semua pintu terkunci?"


"Kita tanya nanti. Kalau Alan sudah bangun"


"Yang penting, dia baik-baik saja. Aku sudah panik tadi siang, mendengar sepeda jatuh dari langit"

Dua orang itu masih terlibat pembicaraan, setelah menutup pintu kamar Alan.

****


Nb. Untuk melihat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun