Mohon tunggu...
Ari Santosa
Ari Santosa Mohon Tunggu... wiraswasta -

*Aku adalah aku, yang akan tetap menjadi aku. Tak mau, serta tak akan menjadi siapapun. Aku bangga menjadi aku.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

(FFA) Cincin Wasiat Kakek Pengemis

20 Oktober 2013   16:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:16 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Pas banget! Cocok dijariku, Kek" ucap Alan dengan riang.


Merekapun bersalaman. Alan meneruskan pulang ke rumah. Sementara si Kakek berbelok arah, menuju jalan berbeda. Dan benar. Sejak saat itu, Kakek pengemis tak pernah muncul lagi. Alan Pernah menunggu ditempat biasa mereka bertemu. Sia-sia belaka. Pengemis tua tidak muncul di sana.


"Kakek yang aneh. Tapi baik padaku" gumam Alan.


Alan beranjak masuk, saat Ibu memanggilnya. Ia bergegas dan mendapati Ibunya di ruangtengah.


"Alan, anterin bingkisan ini pada Tante Harin. Kamu sekalian potong rambut. Sudah panjang tuh. Kayak anak perempuan aja" suruh Ibu sambil mengemas di tas plastik.


"Ya, Bu. Nanti ambil sepeda dulu" Alan melangkah menuju gudang.


Setelah menerima ongkos buat potong rambut, Alan menaruh bingkisan di keranjang sepedanya. Tak menunggu lama. Sepeda onthel Alan, sudah melaju di jalanan.


Rumah Tante Harin, tidaklah jauh. Berada di kelurahan yang sama dengan dirinya. Namun ada yang membuatnya sebal. Jalananya banyak yang rusak berlubang. Alan menjadi tak leluasa disaat harus melewatinya.


Benar saja. Alan tampak ragu dan bimbang, saat di depanya jalanan penuh lubang di kanan-kiri.


"Huuffh! Coba kayak difilm, sepedaku bisa terbang. Weeerr.."ucap Alan. Ber-andai-andai.


Tak disangka. Sepeda dan Alan melesat terbang, melewati puluhan lubang di bawahnya. Mendarat pada jalanan yang mulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun