Mohon tunggu...
Kevin Siki
Kevin Siki Mohon Tunggu... Editor - 😜😜😜

suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Beda tapi Satu

28 Januari 2024   20:16 Diperbarui: 1 Februari 2024   08:11 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di bawah langit cerah, kami, seluruh siswa kelas 10, berkumpul di pendopo sekolah. Suasana haru biru memenuhi ruang begitu kami diberitahu tentang proyek P5 yang istimewa. Ternyata, kami memiliki tanggung jawab untuk menampilkan adat dari Sulawesi pada acara puncak lustrum ke-7.

 Dari situ kami mulai bekerja sama untuk mempersiapkan segala hal yang akan ditampilkan saat acara puncak lustrum hal pertama yang kami lakukan adalah mencari tahu apa saja tarian daerah dari daerah Sulawesi dan baju adat setelah itu kami mulai melakukan pembagian tugas siapa ketua p5 siapa wakilnya terus siapa yang menjadi perkap, menari, fashion show, sutradara dan lain sebagainya.

 Saat hari berikutnya kegiatan p5 saya tiba-tiba menjadi sangat malas untuk ikut kegiatan p5 karena sangat membosankan jadi saya putuskan untuk pergi tidur di ruang ganti tetapi kemudian saya dicari dan dibangunkan oleh teman saya yaitu Asep, Domi, Perri, Demison, dan Minison. 

Asep: "Eh, kenapa tadi kamu langsung pergi tidur di ruang ganti saat latihan P5?"

Saya : "Bosan banget, guys, latihan P5nya terlalu membosankan."

Domi: "Kamu tiba-tiba hilang, kita semua cariin kamu, loh!"

Saya: "Iya, Asep yang bangunin aku. Terpaksa deh balik ke kelas dan ikutan latihan P5 lagi."

 Saya malas mengikuti latihan P5 bukan tanpa alasan. Teman-teman dari bagian sutradara memiliki terlalu banyak permintaan, padahal kami belum begitu mahir dalam gerakan dasar. Oleh karena itu, saya menjadi malas untuk ikut latihan P5.

 Pada saat itu, saya sempat mengeluh kepada teman-teman yang bertugas di bagian sutradara. Saya menyampaikan kepada mereka, "Kita bahkan belum mahir dalam gerakan dasar, mengapa kalian memberikan begitu banyak tuntutan pada kami? Yang dasar saja belum kalian latih dengan baik."

 Tetapi untungnya, teman-teman sutradara mampu menerima kritik, sehingga kami dapat berlatih dengan baik. Pada suatu hari, saat latihan di aula sekolah, saya bertengkar dengan teman bernama Nathan dari bagian pemain musik. 

"Kamu harus turun sekarang juga!" Ujar Nathan kepala saya.

"Tenang, teman. Kita bisa berbagi waktu. Tidak perlu menggebrak-gebrak seperti ini." Saya pun membalas.

"Aku tidak suka jika orang main-main dengan alat musik kami!"

"ya ko santai saja bicaranya."

Aku tidak mau mendengar itu! Kamu seharusnya tidak main-main di sini!"

"ko mau dapat pukul kah?."Ujar saya karena sudah emosi

*Saya pun mengejar dan ingin memukul dia*

*Saat sa sudah tidak marah sa pun datang ke kelas*

Saya: "Nathan, mari bicarakan masalah ini dengan tenang. Kita tim yang solid, dan kritik itu untuk kebaikan kita bersama."

Nathan: "Mungkin aku agak berlebihan tadi. Maaf ya, teman."

S: "Tidak masalah. Kita harus bisa saling mendengarkan dan memahami. Mari fokus pada latihan kita dan bangun kerjasama yang lebih baik."

Kami terus berlatih dengan tekun, namun saat geladi kotor tiba, semangatku meredup. Saya memutuskan untuk tidak ikut latihan P5 dengan memberi tahu guru bahwa saya sedang sakit dan tidak enak badan. Setelah tiba di kelas, saya terbuai oleh permainan game, tanpa sadar bahwa wali kelas mencari saya. Sungguh sial, saya ketahuan, dan akibatnya, hp saya disita selama 3 hari.

"Kamu ngapain?"

Ujar wali kelas kepada saya

"Sakit kepala, Bu. Jadi saya tidak ikut geladi bersih." Sambil menyembunyikan hp dibawah kaki.

"Kenapa ada hp di bawah kaki kamu?" Wali kelas sambil berjalan kearah saya.

"Gak dipakai main, Bu." Ujar saya pada wali kelas tetapi wali kelas saya sudah melihat hp saya.

"Ini kenapa ada game?" Ujar wali kelas kepada saya saat sudah membuka 

"Itu sudah dari pagi, Bu, lupa saya close." Tetapi saya sudah tidak bisa berbohong hp saya pun disita.

Setelah itu, saya melanjutkan tidur di kelas dengan perasaan sangat marah dan sedih. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur, saya harus mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. Setelah beberapa menit di dalam kelas, setelah hp saya disita, saya pun keluar dan memutuskan mengikuti kegiatan geladi kotor P5. Saya mulai berlatih bersama teman-teman kelas saya.

Kami mulai berlatih setiap Kamis dan Jumat hingga acara lustrum ke-7 SMA Stella Duce 2 tiba. Meskipun beberapa teman sekelas tidak ikut tampil karena beberapa kendala, kami berhasil tampil dengan sangat baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun