Mohon tunggu...
Kevin Saputra
Kevin Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Merupakan mahasiswa aktif di jenjang strata 1 Universitas Negri Jakarta Pendidikan Sosiologi

Hobi menikmati masyarakat terutama dalam lingkup kendaraan umum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Flexing dalam Lingkup Kalangan Remaja

24 Oktober 2023   07:40 Diperbarui: 24 Oktober 2023   07:46 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

   Dikaji dari bagaimana mereka melakukan flexing, dapat diketahui jika orang tersebut melakukan pamer terutama dengan ia selalu membicarakan hal yang ia miliki. Selain membicarakannya, ia akan terus menerus menunjukan kepada orang lain atas kebanggaanya memiliki hal yang dianggap spesial.

   Kendati demikian, tak hanya dilakukan secara blak-blakan dalam melakukan flexing. Ada yang hanya sekedar diam, namun ia menampilkan kepunyaan miliknya tanpa menyinggungnya. Permainan psikologis yang membuat orang merasa ia adalah orang yang tidak sombong namun di lain sisibia berusaha menampilkan kepunyaannya dengan berusaha menutupi perasaan pamernya itu.

 Flexing di Kalangan Remaja

   Fenomena flexing hampir tak mengenal batasan kalangan, dari anak-anak hingga orang tua pun dapat melakukan hal ini, tak terkecuali remaja. Remaja yang berada dalam masa pertumbuhan memiliki emosi yang tidak stabil. Dikarenakan ketidak-stabilan itu dapat memicu mereka mengikuti bagaimana cara pandang masyarakat terhadap mereka sehingga flexing dapat terjadi.

  Tak jarang demi agar bisa flexing mereka melakukan segala macam cara untuk mendapatkan kepuasan terhadap agar bagaimana masyarakat memandang tinggi mereka. Mulai dari meminta uang kepada orang tua dengan memaksa. Ataupun berusaha mencari penghasilan sendiri.

Penyebab Peristiwa Flexing

   Segala sesuatu hal tentu ada akibatnya, begitu juga dengan flexing ini. Flexing diakibatkan oleh hal-hal yang positif maupun negatif bagi individu itu sendiri maupun masyarakat di sekitarnya. Sebab dari flexing sendiri juga terpengaruh dari bagaimana mental dan pola pikir seseorang itu berupaya meraih sesuatu.

   Dalam banyak kajian, peristiwa flexing utamanya dilakukan karena adanya perasaan ingin dipandang. Manusia sebagai mahkluk sosial memiliki keinginan kuat untuk mendominasi sekitarnya. Salah satunya ialah dengan flexing, dengan flexing mereka dapat lebih menonjolkan eksistensi dan seberapa berpengaruhnya mereka terhadap lingkup ruang sosial mereka masing-masing.

   Selain dari untuk mendapatkan eksistensi, flexing juga dilakukan sebagai bentuk usaha dalam meraih kekuasaan dalam suatu lingkup. Misalnya saja dalam pemilu, flexing suatu pemerintah dapat menuai dukungan dari pihak lain dengan pencitraan. Semisalnya saja berbagi sembako kepada masyarakat, tentu masyarakat akan menganggap calon pemimpin itu ialah orang yang memiliki banyak harta dan berkuasa sehingga masyarakat tertarik untuk memilih calon tersebut.

   Disisi lain juga, flexing ini juga dapa dilaksanakan sebagai penguat rasa kepercayaan diri dalam lingkup sosialnya. Peningkatan percaya diri ini bisa didapat dari flexing. Dengan melakukam flexing akan meningkatkan derajat orang tersebut terhadap orang lain yang tentu saja akan memunculkan sikap yang merasa bahwa dirinya dipandang tinggi terhadap orang-orang yang melihat bagaimana flexing yang dilakukan olehnya.

Akibat Dari Flexing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun