Dan apakah itu berarti mencintai manusia?
Ia yang baik dan ia yang jahat?
Ia yang tahu dan ia yang tak tahu?Toleransi adalah ketika kau lihat saudarimu
berpakaian berbeda, berbicara berbeda,
dan tetap kau rangkul tanpa perlu memintanya berubah.Karena apakah itu hidup tanpa kasih?
Hanya butiran pasir di padang gersang,
yang terbang tanpa arah. (Anaknya Manusia, Kahlil Gibran)
Pentingnya Ekskursi untuk Memahami Toleransi
Ekskursi bukan sekadar perjalanan rekreasi, melainkan kesempatan emas untuk memperluas wawasan, memperkaya pengalaman, dan memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai sosial dan budaya. Ekskursi 2024 ke Pondok Pesantren Bismillah adalah contoh nyata bagaimana kegiatan ini dapat menjadi medium pembelajaran lintas budaya yang mendalam.Â
Di tengah dinamika Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman, toleransi sering kali menjadi tantangan. Banyak orang yang cenderung terjebak dalam prasangka terhadap kelompok yang berbeda keyakinan, budaya, atau gaya hidup.Â
Namun, pengalaman langsung di lingkungan pesantren ini memberikan pelajaran bahwa perbedaan tidak seharusnya menjadi hambatan. Justru, melalui interaksi langsung, dialog yang terbuka, dan saling memahami, perbedaan dapat menjadi kekuatan yang mempererat hubungan antarindividu.Â
Pesantren, sebagai pusat pembelajaran agama Islam, membuka pintu bagi kami untuk melihat nilai-nilai kedisiplinan, kebersamaan, dan kesederhanaan yang menjadi dasar kehidupan santri sehari-hari. Lebih dari itu, seminar tentang perbedaan agama yang menjadi bagian dari ekskursi ini semakin mempertegas bahwa toleransi tidak hanya tentang menerima keberadaan orang lain, tetapi juga tentang menghormati dan menghargai keyakinan serta cara hidup mereka.Â
Dengan memahami hal ini, kita menyadari bahwa harmoni dalam keberagaman bukanlah utopia, melainkan tujuan yang dapat dicapai melalui empati dan keterbukaan hati.
Hari Pertama: Adaptasi di Lingkungan Bar
Hari pertama dimulai dengan perjalanan yang membawa kami tiba di Pondok Pesantren Bismillah pada siang hari. Begitu masuk ke area pesantren, suasana terasa sangat berbeda dari kehidupan sehari-hari di perkotaan. Lingkungan yang sederhana namun penuh dengan nilai-nilai disiplin membuat saya merasa tertantang sekaligus penasaran. Saya menyaksikan para santri menjalani aktivitas dengan teratur, mulai dari belajar hingga beribadah.Â
Meski terasa asing, perlahan saya mulai beradaptasi dengan suasana ini. Keinginan untuk mengetahui lebih jauh kehidupan pesantren tumbuh seiring waktu. Hari itu menjadi kesempatan pertama untuk memahami bahwa gaya hidup yang sederhana bisa menjadi cerminan kedalaman spiritual dan rasa kebersamaan. Malamnya, kami beristirahat, memberikan waktu bagi tubuh dan pikiran untuk bersiap menghadapi kegiatan esok hari.
Hari Kedua: Belajar Bersama dan Merajut Persahabatan
Hari kedua dimulai dengan mengikuti kegiatan sekolah bersama para santri. Ini adalah pengalaman baru yang sangat berkesan. Duduk di kelas yang sama, berbagi pelajaran, dan berinteraksi dengan santri membuat saya merasa diterima dengan hangat.Â
Mereka tidak hanya ramah, tetapi juga antusias berbagi cerita tentang kehidupan mereka di pesantren. Perasaan senang dan nyaman semakin tumbuh seiring berjalannya waktu.Â
Kemudian, siang harinya, kami mengikuti seminar tentang perbedaan agama di Indonesia. Seminar ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana berbagai keyakinan di Indonesia dapat hidup berdampingan. Narasumber seminar menekankan bahwa toleransi lahir dari pemahaman dan penghormatan terhadap perbedaan, bukan sekadar menerima keberadaan pihak lain. Hari itu ditutup dengan kegiatan bernyanyi bersama, menciptakan momen kebersamaan yang penuh tawa dan harmoni.
Hari Ketiga: Wisata Alam dan Refleksi Diri
Hari terakhir ekskursi menjadi waktu untuk melepas penat sekaligus merayakan kebersamaan. Kami diajak berenang di tempat mandi alami yang segar dan indah. Kegiatan ini menjadi pelepas lelah setelah dua hari penuh belajar dan beradaptasi.Â
Meski sederhana, pengalaman ini memberikan kebahagiaan yang mendalam. Saat perjalanan pulang, saya merenungkan banyak hal yang telah dipelajari selama tiga hari ini. Pemahaman tentang perbedaan agama, persahabatan baru, dan pengalaman hidup di pesantren memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana keberagaman bisa menjadi jembatan untuk mempererat persaudaraan.
Mengambil Hikmah dari Ekskursi 2024
Pengalaman ekskursi ini memberikan pelajaran mendalam tentang arti toleransi dan keberagaman, yang sering kali hanya dipahami secara teori tanpa disertai praktik nyata. Di Pondok Pesantren Bismillah, saya belajar bahwa toleransi bukan hanya tentang menerima keberadaan pihak lain, tetapi juga tentang menghormati dan menghargai mereka dengan sepenuh hati.Â
Interaksi langsung dengan para santri yang penuh keramahan, mengikuti kegiatan sekolah bersama, serta mendalami materi dalam seminar tentang perbedaan agama membuka mata saya bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus dirawat, bukan dipertentangkan. S
eperti yang pernah diungkapkan Gus Dur, "Tidak penting apa agamamu atau sukumu. Selama kamu bisa berbuat baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah bertanya apa agamamu." Kutipan ini terasa semakin relevan setelah melihat bagaimana kehidupan di pesantren menjadi bukti nyata bahwa perbedaan bisa menjadi jembatan, bukan jurang pemisah.
Selain itu, pengalaman bernyanyi bersama di malam hari dan berenang di tempat mandi alami pada hari terakhir memberikan makna bahwa kebersamaan dapat terjalin dengan indah meski berasal dari latar belakang yang berbeda.Â
Ketika perbedaan tidak lagi menjadi penghalang, kebahagiaan dan harmoni dapat dirasakan oleh semua pihak. Ekskursi ini mengajarkan bahwa toleransi bukanlah sikap pasif, tetapi sebuah usaha aktif untuk mendekatkan diri kepada orang lain, mendengar cerita mereka, dan saling memahami dengan tulus.
Saat perjalanan pulang, saya menyadari bahwa pengalaman tiga hari ini bukan hanya memperkaya wawasan saya, tetapi juga membentuk cara pandang baru tentang pentingnya kehidupan yang saling menghargai. Ekskursi ini menjadi pengingat bahwa di tengah dunia yang terus berkembang, nilai-nilai toleransi harus tetap dijaga sebagai dasar untuk menciptakan masyarakat yang damai.Â
Lebih dari sekadar kegiatan sekolah, Ekskursi 2024 menjadi pengalaman yang membekas di hati dan akan terus menjadi inspirasi untuk menjunjung tinggi semangat kebersamaan dalam keberagaman. Dengan belajar dari pengalaman ini, saya berharap semua orang dapat menjadi individu yang lebih terbuka, bijaksana, dan berkontribusi dalam menjaga harmoni di tengah kebhinekaan bangsa Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI