Sang Pengadu Domba.
Seakan kehabisan amunisi, satu per satu jurus 'bencilah dia!' diluncurkan. Slogan-slogan sederhana, ungkapan ungkapan singkat tanpa makna, dari cara halus sampai terang-terangan, semua tertuju pada satu tujuan, 'bencilah dia!'
Ada sebuah pertanyaan, ada yang bisa bantu jawab? Karena pertanyaan ini adalah pertanyaan yang juga sama, pertanyaan milik jutaan bahkan ratusan warga Indonesia.
'Kalau Prabowo memang terbukti terlibat sebagai penculikan kasus 98, mengapa PDIP tahun 2009 mau menggandeng beliau dan menyatakan dia adalah sosok bersih, bersih dari isu 98?'
'Kalau Prabowo memang terbukti terlibat dalam kerusuhan 98, lalu mengapa ia ketika negara sangat kacau malah ditolak saat meminta bantuan pesawat Hercules pada Panglima TNI saat itu, dan akhirnya Prabowo mencarter pesawat sendiri?'
'Kalau Prabowo terlibat kasus HAM 98, mengapa saat negara chaos kerusuhan di Jakarta, Panglima TNI saat itu malah plesir ke Malang untuk menghadiri upacara yang bisa diwakilkan?'
'Kalau Prabowo terlibat kasus penembakan 98, lalu kenapa peluru kaliber yang digunakan adalah milik Polri? Satu-satunya yang memiliki garis komando dengan Polri hanyalah Panglima TNI!
'Kalau Prabowo memang terbukti terlibat dalam isu 98, apa bukti otentik secara hukum yang memutuskan secara sah Prabowo bersalah?'
Sebenarnya banyak orang yang sudah tahu!
Sebenarnya mereka, orang-orang PDIP juga sudah tahu!
Mereka tahu siapa dalang sebenarnya, yang kini justru jadi mitra koalisi mereka sendiri.
Mereka tahu, Prabowo karir gemilangnya dihancurkan karena ambisi sang Panglima TNI saat itu!
Mereka tahu Prabowo sosok bersih. Dan layak menjadi pemimpin negeri, makanya mereka senang berkoalisi dengan Prabowo 2009 lalu.
Lalu, mengapa kini, isu-isu basi penuh rekayasa itu ditiupkan lagi?
Apa karena Capres kalian tak punya kelebihan?
Saat bahasa inggris yang berantakan dan jadi bahan tertawaan orang asing dikatakan merakyat.
Sudah gila! Ini terkait martabat bangsa!
Soekarno begitu berapi-apinya berbicara bahasa inggris sampai asing pun ciut! Kini jadi bahan tertawaan!
Saat begitu tegang dan kaku nya gaya bicara dikatakan 'Bukan jago pidato, tapi jago kerja!'
Oh ya? Kerja? Ada pertanyaan lain tentang kerja.
Bantu kita warga negara Indonesia untuk menjawab,
Apa kinerja prestasi yang sudah diberi selama menjabat jadi Gubernur DKI?
Belum ada? Ngeles, ya wajar masih 2,5 tahun. Kalau menyadari itu, kenapa kutu loncat?
Tuntaskan kerjaan baru bicara prestasi!
Ya, kami kecewa saat tokoh-tokoh, public figur dengan santainya berbicara
Memutarbalikan fakta,
Dengan puasnya membodohi masyarakat Indonesia
Untungnya, Tuhan tak bisa kau bodohi juga.
Berkampanye dengan cara 'bencilah dia!'
Tokoh yang Berkampanye Halus tapi Hitam
Anies Baswedan : 'Kami hanya ingin membantu orang baik, Kalau kita memilih pemimpin yang bermasalah nanti kita akan ikut kena masalahnya, '
[caption id="attachment_327806" align="alignnone" width="680" caption="tribunnews.com"][/caption]
Sungguh halus cara kampanyemu wahai Anies, seorang Rektor yang berpendidikan tinggi. Anda pintar atau sangat pintar sebenarnya? Pura-pura tidak paham politik atau memang tidak paham sebenarnya?'
Wanda Hamidah : 'Nanti punya anak terus hilang engga pulang2 krn mengkritisi pemerintahan.. baru nyesel..'
'Gerakan hari ini sekedar mengingatkan.. kita pernah menentang sistim otoriter.. engga enak hidup dizaman itu'
Sungguh cerdas ucapanmu wahai artis cantik, seorang kader PAN yang kini bukan hanya menukik, tapi juga menghujam partai yang sudah membesarkannya.
Dan fitnah yang membawa nama pasangan capresnya juga ikut dibahas
Budiman Sudjatmiko : 'Pantas kita tak bisa berdaulat di bidang energi:( "@ rahung: @ killthedj Hatta Radjasa Diduga Terlibat Mafia Migas!'
Sungguh cerdas engkau Budiman, bukumu sudah 2 jilid dan tebal-tebal, tapi komentarmu yang ringan dan mulus menunjukkan siapa engkau, mudahnya berkicau meski kental dengan fitnah.
Fadjroel : 'Urusan lain belakangan, yang penting culik dulu! tangkap dulu!'
Sungguh jujur engkau wahai mantan aktifis yang kini lalu lalang di televisi, sunggu mencerahkan kata-katamu, padahal kamu dulu yang mengalami langsung juga tahu, kalau aktor sebenarnya adalah orang itu yang berada di koalisimu.
Bisakah,
Bisakah kalian berkampanye dengan menunjukkan
APA KEHEBATAN CALON PRESIDEN KALIAN?
Apa kalian ingin berkampanye dan mengatakan,
'Aku takut dengan dia! Karena banyak desas desus, makanya aku tak pilih dia!'
Kalian memilih presiden hanya sebagai pelarian? Urusan sanggup atau tidak urusan belakangan?
Apa kalian ingin memenangi pertandingan dengan cara 'diving' dan meminta-minta agar wasit memberi penalti? Kemanangan dari titik putih hasil diving, kemenangan yang najis! Relakah dipimpin oleh kemenangan hasil dusta dimana-mana?
Berkampanye dengan sikap ksatria.
[caption id="attachment_327809" align="alignnone" width="630" caption="lensaindonesia.com"]
Tunjukkanlah keunggulannya. Berhenti membodohi masyarakat, kalian orang-orang yang katanya pintar.
Karena Tuhan tidak bisa kau bodohi.
Salam Damai. Wassalamualaikum Wr Wb.
PENJELASAN
Suara dalam tulisan ini bertujuan untuk memberi ajakan. Ajakan agar berkampanye dengan menunjukkan, kenapa pasangan Capres Cawapres yang Anda semua dukung layak dipilih. Berhenti kampanye halus tapi hitam.
Semakin kesini, komentar-komentar yang ditujukan semakin melenceng. Yang lucunya justru dijadikan ajang kampanye hitam. (Sudah tahu tulisan ini untuk menyatakan berhenti kampanye hitam dan berkampanye tentang kelebihan).
Jujur juga saya sendirian disini diserbu dengan bredelan kampanye hitam disini, bukan saya tidak mau menanggapi, tapi untuk apa pula ditanggapi, mereka memang jago ngeles.
Satu pesan saya, Tuhan tidak bisa Anda bodohi. Semakin anda ngotot berkampanye hitam disini, semakin jelas siapa yang sebenarnya kebakaran jenggot dan yang sebenarnya hitam.
Sportif dan Bersikaplah Ksatria. Salam Damai. Wassalamualaikum Wr Wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H