Pilpres adalah pesta.
Pesta kita, pesta demokrasi.
Selayaknya pesta, yang dikedepankan adalah gelak tawa dan ceria.
Ya, Ini soal bangsa, soal rakyat yang lebih dari 240 juta jiwa.
Bukan dagelan yang isinya pura-pura, meski boleh lah kita bercanda.
Hanya,
Elok kah dalam pesta ini, untuk memoles jagoannya
Kau tebar fitnah dan emosi kebencian di dalamnya?
Kau gunakan jurus, "Bencilah dia!"
Kelebihan dan prestasi jagoanmu tak kau ungkap, apa jangan-jangan sebenarnya tak punya?
***
Isu lama dan basi kau poles sedemikian hingga,
Dulu kau gandeng ia, kau puja ia,
Kau jadikan ia pasangan yang nampak padu bersama
Kau berteriak lantang, sungguh bersih sosoknya!
Kau jelaskan dengan lugas tentangnya,
'Tak mungkin kami menggandeng dia kalau dia terlibat aksi pelanggaran HAM! Tidak!'
Kini, kau jadikan isu itu sebagai bumbu politik musiman.
Padahal,
Sosok aktor dibalik 98 justru kini tunggang langgang
Dia yang plesir ke Malang, katanya untuk Upacara
Padahal dia Panglima
Saat negara genting dia malah tak ada
Saat Prabowo menghadapi semua, sekedar minta tolong dibantu pesawat Hercules saja
Sang Panglima menolak dan berkata tidak
Hingga ruskalah kondisi ibu kota
***
Lupakah kau,
Siapa yang turut  mengangkatmu menjadi seperti kini adanya?
Berkacalah!
Sudah benar-benar siapkah dirimu kini untuk maju, maju di hadapan dunia?
Dengan bahasa yang kau gunakan,
Dengan sikap yang kau tunjukkan,
Akan hormatkah negara lain pada bangsa kita?
Ya, kamu bertarung dengan orang yang membuatmu kini berada
***
[caption id="attachment_327743" align="aligncenter" width="420" caption="http://sumsel.tribunnews.com/"][/caption]
***
Sungguh ksatria,
Dia Prabowo yang berkata
'Apapun hasil yang rakyat putuskan, kami menerima'
Bukan yang belum juga belum sudah sedikit gemetar berkata, 'pilih nomor dua!'
Prabowo,
Kau yang tak rela asing menginjak-injak bangsa kita
Kau yang tak rela warga negara dijadikan bulan-bulanan negri tetangga
Kau yang ingin mengembalikan kedaulatan bangsa
Kau yang ingin bersama-sama mengangkat harkat martabat bangsa
Kau yang ingin menjadikan INDONESIA MACAN ASIA!
Kau yang fasih berbahasa, 5 bahasa dunia
Kau yang bersikap ksatria, meski pernah dikhianati dan karir gemilangmu dihancurkan
Kau yang tak pernah kapok, meski kerap dijatuhkan dengan tudingan-tudingan pembolakbalikan fakta,
Kau bangkit lagi maju lagi, bergerak!
Kau yang hormat saat Bendera Indonesia dikibarkan, meski tak ada satupun orang yang melihatnya
Prabowo,
Sungguh tangguh mental ksatrianya
Terpaan segala lapis sudah ia lewati, tuntaskan
Lawan pun kau hormati, sungguh ksatria!
Prabowo,
Dukungan tak henti mengalir untuknya, untuk aksi nyata
Prabowo,
Tuhan tahu, Tuhan tahu Engkau wahai Ksatria!
Berapa banyak pengorbanan harta raga bahkan jiwa,
Prabowo,
Bangun bersama kami, warga negara Indonesia
Untuk menjadikan Indonesia negara bermartabat dan berdaulat
Macan Asia.
20.18
06 Juni 2014