Mohon tunggu...
KEVIN DIAS SYAHPUTRA
KEVIN DIAS SYAHPUTRA Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Fiksi-Non Fiksi

Penulis kelahiran Kota Mojokerto, beberapa cerpen saya dimuat di sejumlah media massa, yaitu (Suara Merdeka, Radar Mojokerto, Radar Bromo, Radar Lawu, Radar Banyuwangi, Radar Madura dan Radar Bojonegoro)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Tunggu Aku Kembali, ke Tempat Itu (Part 1)

13 Juli 2024   14:20 Diperbarui: 13 Juli 2024   14:26 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cerpen "Tunggu Aku Kembali, Ke Tempat Itu". (Unsplash.com)

Di tengah keheningan ruang kelas, hanya suara ritme rintik hujan deras yang menghantam jendela yang memecah kesunyian. Melodi alami itu menemani istirahat para siswa. Mereka tersebar di sudut-sudut ruangan; beberapa sibuk dengan buku-buku pelajaran, yang lain asyik dengan permainan gadget mereka.

"Hei, Fan!" sapa Davira sambil memeluk temannya yang sedang fokus makan.

 "Bulan depan kan libur semester, gimana kalau kita pergi berlibur? Aku bosan di rumah terus setiap liburan semester. Keseharianku cuma bangun, makan, dan tidur."

Fani mengernyitkan dahi dan berkata, "Boleh juga idemu, Vir. Ngomong-ngomong, kita mau berlibur ke mana?"

"Kita akan berlibur ke Yogyakarta, Fan. Aku pengen banget ke sana. Yogyakarta itu kota yang menawarkan keanekaragaman budaya. Aku sudah siapin wishlist-nya. Kamu jadi ikut, kan, Fan?" ucap Davira dengan antusias.

"Aku jadi ikut, kok, Vir. Kita berangkatnya naik apa? Kalau naik sepeda motor kejauhan, loh."

"Kita berangkatnya naik kereta api, Fan. Bulan depan langsung kupesankan tiketnya, dari stasiun Bandung ke stasiun Lempuyangan Yogyakarta."

"Wih, oke siap, Vir. Aku udah nggak sabar mau liburan ke sana."

***

Sebulan kemudian, libur semester pun tiba. Davira sudah memesankan dua tiket kereta api untuk liburan ke Yogyakarta.

"Huft, untung saja aku tepat waktu pesan tiket kereta dari Bandung ke Yogyakarta. Kalau tidak, bisa-bisa kehabisan tiket dan tidak bisa berlibur ke sana," ujar Davira sembari menggaruk-garuk kepalanya yang gatal.

***

Selesai adzan subuh, Fani yang sehabis sholat mendapatkan panggilan telepon dari Davira.

"Halo, Fan. Kamu sudah siap, kan? Barang-barang yang kusarankan jangan sampai lupa, mulai dari kamera dan tripod buat foto kenangan kita di sana. Aku sudah siapin banyak snack. Kutunggu di stasiun dan jangan sampai terlambat, ya, Fan."

30 menit setelah Davira menelepon. Fani pun tiba di stasiun Bandung. Terlihat Davira yang tertidur di kursi penungguan; mungkin ia tidak tidur dan memilih begadang. Fani langsung menghampirinya dan membangunkannya dengan menepuk bahunya.

"Oi, bangun, Vir." Davira terbangun dan mengusap-usap wajahnya. "Bentar lagi keretanya datang, tuh," ucap Fani, lalu menaruh tasnya dan duduk di sebelah Davira.

Mereka berbincang-bincang sampai kereta api datang.

***

 Saat kereta api sudah datang, keduanya langsung masuk dan duduk sesuai dengan tiket yang dipesan. 

Di sepanjang perjalanan, Fani selalu asyik merekam keindahan di luar kereta api untuk dijadikan cinematic. Tapi Davira sebaliknya, ia tertidur sampai-sampai suara mendengkurnya terdengar cukup keras.

"Hadeh... bisa-bisanya Davira mendengkur cukup keras. Padahal udah kuperingatkan dari kemarin sore untuk tidur terlebih dahulu sebelum berangkat, eh dia malah begadang," gumam Fani sambil merekam pemandangan luar kereta.

7 jam kemudian, akhirnya kereta tiba di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Davira terbangun dari tidurnya yang sangat nyenyak.

"Wow, akhirnya rencana liburan ke Yogyakarta terwujud juga, ya, Fan?" ujar Davira dengan mata berkaca-kaca.

"Iya, Vir. Ngomong-ngomong, sekarang kita mau ke mana dulu?" tanya Fani, menguncir rambutnya yang berantakan.

"Kita ke Malioboro dulu, Fan. Aku mau beli batik dan oleh-oleh buat keluarga di rumah. Kamu pasti juga, kan?" kata Davira sambil tersenyum.

"Pasti dong. Aku mau beli wayang kulit Arjuna dan Kresna, serta baju spesial Yogyakarta," balas Fani dengan semangat.

Mereka berdua langsung memesan Go-Car untuk pergi ke Malioboro.

***

Sesampainya di Malioboro, mereka membuka wishlist yang dicatat di ponsel masing-masing.

Di bawah terik matahari siang yang menyengat, Davira dan Fani berjalan menyusuri Malioboro yang ramai dengan langkah lincah. 

Sementara keringat mulai mengalir di leher mereka, mereka menelusuri toko demi toko mencari barang sesuai dengan wishlist mereka. Davira terpesona dengan keindahan batik dan kehalusan detail miniatur Candi Prambanan, sementara Fani tertarik pada keunikan wayang kulit dan baju bertuliskan Jogja. Meskipun panas terik matahari, mereka tetap bersemangat menjelajahi setiap sudut Malioboro untuk menemukan barang yang diinginkan.

Kevin Dias Syahputra 

[Mojokerto, 13 Juli 2024]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun