Di malam yang kelam, ketika angin berbisik,
Roh jahat berkeliaran, mencari balas dendam.
Di antara mereka, Sumini, wanita teraniaya,
Meninggal dibunuh, oleh kekejaman manusia.
Dua pemuda, dengan hati busuk,
Melangkah gelap, mencari mangsa yang lemah.
Sumini tak berdaya, dihantui kengerian,
Nyawa diambil, tanpa ampun dan belas kasihan.
Namun malam itu, bukanlah akhir dari kisahnya,
Sumini bangkit, dari alam yang gelap, alam baka.
Dendam membara, memenuhi hati yang hancur,
Siap membalas, dengan kekuatan yang tak terkira.
Di balik kabut tebal, Sumini muncul,
Wajahnya penuh kemarahan, matanya membara.
Pemuda-pemuda pengecut, terguncang ketakutan,
Mengerti bahwa balas dendam telah tiba.
Dalam bayangan malam, terjadi pertarungan,
Antara roh teraniaya dan manusia yang jahat.
Terdengar jeritan, teriakan penuh derita,
Saksi bisu dari balas dendam yang terjadi.
Darah pemuda-pemuda itu membasahi tanah, suara gemuruh malam,
Sumini tidak berhenti, sampai pembalasan selesai.
Pemuda-pemuda itu, menyesali kekejaman mereka,
Namun terlambat, kini pemuda-pemuda itu menyusul ke alam baka.
Di ujung malam, keheningan merajai,
Namun cerita tentang Sumini takkan pudar.
Sebagai peringatan, bagi mereka yang berani,
Melanggar batas, dan menginjakkan kaki pada yang lemah.
Kevin Dias Syahputra
[Mojokerto, 08 Juli 2024]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H