Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mengapa Ahok Sebaiknya Mundur Sekarang!

20 April 2017   13:11 Diperbarui: 20 April 2017   13:24 3403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock.com

Jika mau berpikir efisien, rumah subsidi yang ditawarkan pemerintah pusat jauh lebih ringan bagi warga menengah ke bawah dibandingkan Anda harus maksa tinggal di Jakarta, cicilan per bulannya hanya sekitar 900 ribu.

Balik lagi, program ini ditujukan untuk siapa? Warga miskin atau mampu? Saya tidak tahu, silakan bantu awasi siapa yang akhirnya sanggup untuk mencicil rumah di Jakarta.

Stadion Sepakbola "Old Trafford" di Jakarta

Foto: Kompas.com
Foto: Kompas.com
Siapa yang tidak tergiur dengan program ini, saya yakin bukan hanya Jakmania yang berbungah ketika mendapatkan janji ini, semua pencinta sepakbola pun akan menantikan hal ini sebagai alternatif dari stadion GBK.

"Kami akan bangun stadion 18 bulan setelah kami dilantik. Kami akan bangun stadion berkelas, seperti Manchester United. Rumputnya seperti Old Trafford dan kursinya seperti Allianz Arena milik Bayern Munich," kata Sandiaga ketika memaparkan program ini kepada seluruh Jakmania. WOW!

Jakmania memang cukup "seksi", untuk dijadikan alat pendulang suara, jumlahnya tidak sedikit. Bahkan dengan program yang dijanjikan ini mampu menggerakan anak-anak abegeh baru punya KTP yang dahulu sangat anti politik, menjadi ingin menggunakan suaranya demi stadion klub tercinta. Tapi lagi-lagi warga Jakarta, jangan lupakan program yang sudah dijanjikan ini, Jakmania saya yakin tidak akan lupa. 18 bulan setelah dilantik Sandi dan tim hukum berjanji akan menyelesaikan sengketa Taman BMW dengan mudah, dan proses pembangunan akan berjalan. Ingat lokasinya Taman BMW, jika dihitung 18 bulan dari pelantikan pada Oktober 2017, April 2019 stadion yang akan jadi kebanggan Jakmania ini akan mulai dibangun. Selesainya kapan? Kita belum tahu, mungkin tunggu dua periode seperti yang sudah-sudah.

Berapa biaya membangunnya? Apakah melibatkan swasta? Kita belum tahu penjelasan rincinya, mudah-mudahan jika mengunakan dana APBD, dananya masih cukup dan tidak kehabisan karena subsidi pendanaan DP 0 rupiah.

Stop Reklamasi?!

Foto: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Foto: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Sebagai rakyat awam, pasti bingung apa sih gunanya reklamasi. Apakah dalih melindungi Jakarta bisa terbukti atau hanya karena ada nilai ekonomi yang dikejar dari proses tersebut. Saya sendiri pun belum tahu pasti, dan yang saya tahu pun reklamasi sudah berjalan cukup lama khususnya yang saya tahu di pingir pantai wisata Ancol. Proses pemindahan pasir sebenarnya sudah berjalan sangat lama, bahkan lucunya dulu proses reklamasi dianggap sedang menambang pasir.

Isu reklamasi menjadi bahan paling seksi yang ada di pilkada. Kata kunci yang sering menjadi pelengkap pamungkas kalimat adalah "Pro pengembang atau pro nelayan", paling ganas deh ini kalimat. Pengembang selalu dicap sebagai "musuh", "orang kaya berduit", sementara nelayan selalu dicap sebagai pihak yang paling "miskin" dan tertindas. Pilihan paling culas adalah ke nelayan. Mengapa? Karena secara citra orang akan dianggap sebagai pahlawan yang membela orang miskin. Soal nantinya proyek akan jalan atau tidak, itu urusan nanti. Yang terpenting rakyat bisa dijanjikan dulu, pengembang kemudian.

Anies Sandi bersikap untuk tolak reklamasi dengan dalih ada mata pencaharian nelayan yang tersingkir akibat reklamasi. Dan Jakarta punya Kepulauan Seribu sebagai "hiburan" pengganti pulau mewah reklamasi. Saya sendiri pun tidak mengerti apa dampak baik dan buruk reklamasi, tapi sebagai janji yang sudah diusung poin pentingnya adalah bagaimana nelayan bisa hidup sejahtera di utara Jakarta, bagaimana Kepulauan Seribu menjadi daya tarik wisatawan dunia. Ini yang harus ditagih nantinya seandainya Anies Sandi menepati janjinya untuk stop reklamasi. Nelayan dan Kepulauan Seribu harus sejahtera, nelayan mampu menjaring ikan dengan pendapatan yang melimpah, tidak terpapar limbah seperti sekarang, siapa sekarang yang mau makan seafood langsung di deretan rumah makan Muara Angke? sedikit? Ya itu realitas. Padahal dulu deretan rumah makan ini menjadi primadona untuk menikmati seafood segar. Jangan nanti sudah stop reklamasi, ujung-ujungnya nelayan juga tidak dapat apa-apa karena tidak ada langkah konkret untuk menanggulangi masalah limbah ini. Pernah lihat air laut di Muara Angke? atau sekitar Jakarta lainnya? Mau makan ikan dari situ? Eh.. ada apa enggak yah ikannya. Mmmhhh...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun