Mobil Penumpang: Daihatsu Xenia
Pilihannya hanya, Anda mau macet-macetan di tol karena antrean bayar tiket atau macet di jalur Joglo dan Pos Pengumben. Jalur yang lebih variatif, tetapi waktu yang harus ditempuh jauh lebih banyak. Anda bisa bayangkan jika sepeda motor saja bisa memakan waktu yang cukup banyak saat macet, bagaimana dengan mobil? Jadi pilihan terbaiknya adalah melalui tol. Beruntungnya Alam Sutera sudah memiliki akses langsung menuju tol di dalam perumahannya, mulai dari start saya bisa langsung melaju di tol, ada dua titik kemacetan ketika saat antre di pintu Karang Tengah dan Tomang, selebihnya lancar. Biaya yang saya keluarkan untuk setiap gerbangnya Rp 30 ribu untuk pergi-pulang dalam satu hari. Untuk satu bulan, hanya untuk biaya tol saya harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 720.000,-
Itu baru tol, untuk bahan bakar dalam perkiraan kasar Rp 150 ribu untuk 6 hari, jadi satu bulan saya harus mengeluarkan dana kurang lebih sebesar Rp 600.000,- untuk penggunaan bahan bakar. Total pengeluaran sebanyak Rp 1.220.000,- untuk satu bulan ketika saya menggunakan mobil penumpang.
Waktu yang ditempuh saat melaju di tol sekitar 1,5 - 2 jam.
Keuntungannya, menggunakan mobil itu nyaman parah. Tidak kepanasan, duduk nyaman, melalui uji satu bulan ini juga saya jadi mengetahui alasan mayoritas orang yang memiliki mobil itu sulit bahkan enggan beralih ke transportasi umum. Walaupun macet, ya saya tidak merasakan kelelahan yang berlebih jika dibandingkan menggunakan sepeda motor. Maka dari itu juga alasan mengapa mobil LCGC itu laku di pasaran, selain irit juga kenyamanan saat menggunakan transportasi ini yang membuat pengguna mobil enggan beralih.
Satu alasan pengguna mobil beralih ke transportasi umum hanya waktu, menunggu bosan dengan kemacetan dan telat ke kantor setiap hari.
Commuter Line: Jalur Serpong (Kombinasi Transportasi)
Bagi saya yang rutin menggunakan moda transportasi ini, saya paling tidak setuju dengan rencana petisi mundurnya Pakde Jonan. Commuter Line adalah wujud pasti majunya negara Indonesia di sektor transportasi. Peradaban Indonesia menjadi lebih maju dengan kehadiran Commuter Line. Melalui transportasi inilah bukti konkret edukasi moral berjalan. Masyarakat Indonesia diajak untuk lebih tertib, lebih peduli kepada orang lain, diajak untuk mengenal teknologi ticketing tanpa kertas.
Dari transportasi ini pula, developer perumahan elite mau menjajaki pelosok Jabodetabek, memberikan program rumah murah subsidi MBR di era pemerintahan Pakde Joko. Jika tidak percaya Anda bisa telusuri stasiun ujung Commuter Line ini seperti deretan Parung Panjang hingga Maja, Citayam, Bojong atau sebentar lagi Rangkasbitung yang sebelumnya orang enggan untuk menjamahnya dari Jakarta.