***
Sesuai cerita di awal yang menjelaskan jika bu Tien ini adalah keturunan bangsawan surakarta, kompleks Astana Giri Bangun ini didirikan dibawah Astana Mangadeg, kompleks pemakaman para penguasa Mangkunegaran yang berada di ketinggian 750 mdpl. Sudah pasti harus mendaki kembali untuk tiba di Astana Mangadeg, karena tak lengkap rasanya jika sudah sampai Giri Bangun tak mengunjungi Mangadeg. Kali ini saya yang belum pernah ke pemakaman kerajaan, tentu agak sedikit bingung dan rada ngeri karena sepanjang perjalanan nampak beberapa ornamen-ornamen persis seperti film-film kolosal yang pernah saya tonton di TV, beruntung ada beberapa karyawan TMII yang hendak menengok ke atas, jadi ada temennya, gitu.
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Dinding batu dengan ukiran | Foto: Kevinalegion"]
Bagi masyarakat Solo yang ikut serta dalam ziarah ini, cerita-cerita kesaktian Pangeran Sambernyowo sangat melekat di otak mereka, Pangeran Sambernyowo menjadi tokoh penting ketika belanda memecah belah kerajaan mataram, selama 16 tahun Pangeran Sambernyowo berjuang untuk memukul mundur pasukan Belanda di negeri mataram. Namun, setelah Belanda mundur dan Raja dari kerajaan Mataram kosong, justru Pakubuwono III yang diangkat menjadi raja. Keputusan inilah yang akhirnya pecah menjadi kerajaan Surakarta dan Kerajaan Ngayogyakarta, serta keraton Mangkunegara yang dipegang langsung oleh Pangeran Sambernyowo yang dinobatkan sebagai Raja Mangkunegaran I, silakan baca cerita lengkapnya di Perjanjian Salatiga.
Pemakaman ini jugalah, sebelumnya menjadi tempat bertapa Pangeran Sambernyowo dan mendapatkan pusaka untuk mengusir penjajah Belanda di bumi Mataram.
Tak banyak tempat yang saya bisa eksplor disini karena keterbatasan waktu dan betapa luasnya lokasi yang berada di kaki gunung Lawu ini. Enggak kebayang bagaimana Pangeran Sambernyowo pada saat dahulu bisa menjelajahi lokasi yang sangat luas ini.
Simak Foto-foto lengkapnya di SINI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H