Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sosok Wanita Paling Setia Bersemayam di Astana Giri Bangun

17 April 2015   23:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:58 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Sesuai cerita di awal yang menjelaskan jika bu Tien ini adalah keturunan bangsawan surakarta, kompleks Astana Giri Bangun ini didirikan dibawah Astana Mangadeg, kompleks pemakaman para penguasa Mangkunegaran yang berada di ketinggian 750 mdpl. Sudah pasti harus mendaki kembali untuk tiba di Astana Mangadeg, karena tak lengkap rasanya jika sudah sampai Giri Bangun tak mengunjungi Mangadeg. Kali ini saya yang belum pernah ke pemakaman kerajaan, tentu agak sedikit bingung dan rada ngeri karena sepanjang perjalanan nampak beberapa ornamen-ornamen persis seperti film-film kolosal yang pernah saya tonton di TV, beruntung ada beberapa karyawan TMII yang hendak menengok ke atas, jadi ada temennya, gitu.

[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Dinding batu dengan ukiran | Foto: Kevinalegion"]

Dinding batu dengan ukiran | Foto: Kevinalegion
Dinding batu dengan ukiran | Foto: Kevinalegion
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Gapura yang menyambut ke makam Pangeran Sambernyowo | Foto: Kevinalegion"]
Gapura yang menyambut ke makam Pangeran Sambernyowo
Gapura yang menyambut ke makam Pangeran Sambernyowo
[/caption]
Menurut beberapa informasi, untuk masuk ke lokasi ini sebenarnya hanya diperkenankan dikunjungi oleh para keturunan raja-raja Mangkunagaran. Beruntung beberapa rombongan TMII ini diperkenankan masuk oleh para penjaga makam, walaupun juga tak banyak yang mengunjungi tempat peristirahatan Raja Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyowo dan lebih dikenal dengan nama Raden Mas Said yang memiliki kesaktian luar biasa saat melawan penjajah Belanda, ini juga alasannya mengapa Gubernur VOC memberikan julukan Pangeran Sambernyowo karena dalam setiap peperangan, selalu membawa maut musuh-musuhnya. Tapi kompleks makam ini sangat terawat dan tertata rapi oleh para penjaga makam.

Bagi masyarakat Solo yang ikut serta dalam ziarah ini, cerita-cerita kesaktian Pangeran Sambernyowo sangat melekat di otak mereka, Pangeran Sambernyowo menjadi tokoh penting ketika belanda memecah belah kerajaan mataram, selama 16 tahun Pangeran Sambernyowo berjuang untuk memukul mundur pasukan Belanda di negeri mataram. Namun, setelah Belanda mundur dan Raja dari kerajaan Mataram kosong, justru Pakubuwono III yang diangkat menjadi raja. Keputusan inilah yang akhirnya pecah menjadi kerajaan Surakarta dan Kerajaan Ngayogyakarta, serta keraton Mangkunegara yang dipegang langsung oleh Pangeran Sambernyowo yang dinobatkan sebagai Raja Mangkunegaran I, silakan baca cerita lengkapnya di Perjanjian Salatiga.

Pemakaman ini jugalah, sebelumnya menjadi tempat bertapa Pangeran Sambernyowo dan mendapatkan pusaka untuk mengusir penjajah Belanda di bumi Mataram.

Tak banyak tempat yang saya bisa eksplor disini karena keterbatasan waktu dan betapa luasnya lokasi yang berada di kaki gunung Lawu ini. Enggak kebayang bagaimana Pangeran Sambernyowo pada saat dahulu bisa menjelajahi lokasi yang sangat luas ini.

Simak Foto-foto lengkapnya di SINI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun