Mohon tunggu...
Kevin Putra Barinda
Kevin Putra Barinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UAJY

Mahasiswa umur 20 yang sedang menjalani kehidupan yang tidak rasional dan abstrak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Slang Jaman Dahulu Enggak Kalah Keren Loh!

3 November 2021   02:49 Diperbarui: 3 November 2021   17:29 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita hidup di dunia ini tentu membutuhkan suatu komunikasi dengan orang lain entah itu menggunakan komunikasi verbal seperti berbicara secara tatap muka maupun non-verbal seperti gerakan tubuh, tulisan, maupun chatting melalui handphone. Untuk berkomunikasi kita juga memerlukan suatu bahasa atau kosakata pemersatu yang dapat dimengerti oleh orang lain maupun pembacanya. 

Hal ini tentu digunakan untuk mempermudah pemaknaan supaya terdapat satu makna yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak ataupun suatu kelompok. Tetapi hal ini terkadang tidak relevan dengan kehidupan berkomunikasi. 

Dalam berkomunikasi, tiap individu biasanya memiliki bahasa yang hanya mereka sendiri yang tahu artinya atau suatu kelompok yang dapat memahami artinya. Tidak sembarang orang dapat mengerti arti dari bahasa tersebut. Hal inilah yang biasa dinamakan slang atau bahasa gaul. 

Slang (dalam Nurpratiwiningsih, 2020, h. 2) merupakan variasi sosial yang memiliki sifat khusus dan rahasia. Artinya, variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok. Oleh karena itu kosakata yang digunakan dalam slang ini dapat berubah-ubah.

Slang umumnya merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh kaum muda dan kaum remaja. Biasanya kita tahu bahwa penggunaan slang lebih banyak digunakan oleh generasi millenial dan generasi Z. Contohnya seperti 'ngab' yang artinya panggilan 'bang' tetapi dibalik kata-katanya, kemudian 'sokin' yang artinya menggantikan kata 'sini'.

Jadi kalau kedua kata itu digabung menjadi "sokin ngab" yang artinya "sini bang". Selain itu ada slang seperti 'bund' yang diambil dari kata 'bunda' yang artinya memanggil teman wanita sebaya, kemudian 'halu' yang diambil dari kata 'halusinasi'. Jika kedua kata tersebut digabungkan menjadi "Lagi halu ya bund?" yang artinya adalah "sedang halusinasi ya?". 

Masih banyak sekali kata slang keren yang digunakan oleh generasi millenial dan generasi Z. Tapi apakah kalian tahu bahwa jumlah slang yang digunakan pada generasi boomer juga tidak kalah banyak dan keren dibandingkan dengan generasi millenial maupun Z? Pada artikel kali ini, saya akan membahas mengenai kata-kata slang yang digunakan oleh remaja di era 90an. Di artikel ini saya juga mewawancarai beberapa narasumber yang dahulu pernah hidup di era 90an.

Pada artikel ini saya mewawancarai dua narasumber yang masing-masing dari narasumbernya pernah mengalami masa remaja di era 90an. Tentunya masing-masing dari mereka memiliki bahasa gaulnya sendiri yang unik, keren, dan tidak kalah dengan slang di generasi millenial dan Z. Narasumber pertama yang saya wawancarai merupakan pria berumur 43 yang berasal dari Yogyakarta. Ketika masa mudanya, beliau memiliki beberapa slang sapaan terhadap teman dekatnya seperti 'to', 'dab', 'ndes', 'yu', 'lay', 'jo'. 

Keenam kata slang sapaan tersebut beliau gunakan ketika beliau menyapa temannya yang memang sudah sangat akrab sekali ketika jaman 90an karena menurut beliau, sapaan tersebut jika dilontarkan kepada orang yang tidak dikenalnya akan menimbulkan masalah. Jika dilihat-lihat ada beberapa persamaan slang diantara beberapa kata slang tersebut seperti 'ndes' dan 'to' yang juga kerap kali digunakan oleh remaja generasi milenial dan Z khususnya di pulau Jawa karena kedua kata tersebut masih erat terhadap bahasa Jawa lokal.

Selain sapaan, beliau juga memiliki beberapa kosakata yang beliau gunakan ketika berbicara dengan teman dekatnya seperti "poya" yang artinya 'tidak', 'motik' yang artinya uang. Jika digabungkan menjadi "poya motik dab" artinya adalah "tidak punya uang kawan". Beliau juga memiliki slang bahasa kasar seperti 'pabusakilab' yang artinya adalah "asu bajingan".  Menurut beliau 'asu' diambil dari bahasa jawanya binatang anjing sedangkan 'bajingan' yang artinya "kurang ajar". Beliau mengatakan bahwa kata-kata tersebut ia lontarkan hanya sebagai bercandaan saja karena kata-kata tersebut beliau lontarkan kepada teman dekatnya saja.

Narasumber kedua yang saya wawancarai merupakan wanita yang berumur 41 tahun. Beliau tinggal dan asli di Yogyakarta. Slang yang dimiliki beliau memiliki kesamaan slang dengan narasumber pertama karena slang Yogyakarta tidak jauh berbeda. Perbedaannya disini dapat dilihat dari slang sapaan wanita berbeda dengan sapaan pria. Beliau memiliki slang sapaan seperti 'say' yang artinya sayang dan 'cin' yang artinya cinta. Kedua slang sapaan tersebut beliau gunakan kepada teman dekat wanitanya ketika remaja. Kata slang 'say' yang biasa digunakan oleh generasi milenial dan Z ini juga ternyata berasal dari kata slang dari tahun 90an. 

Dari kata-kata slang yang saya dapat, saya dapat menyimpulkan bahwa slang tahun 90an tidak kalah keren dengan slang pada jaman sekarang. Tiap slang dari jaman 90an maupun jaman sekarang memiliki keunikannya masing-masing yang membuat slang itu memiliki suatu kekhasan tersendiri ketika digunakan. Jika dilihat lagi slang jaman 90an dan jaman sekarang juga memiliki makna yang sama seperti 'ngab' yang sering digunakan saat ini dengan "ndes, to, dab, lay, yu, jo". Dari keenam slang sapaan tersebut, slang era 90an ternyata memiliki banyak pilihan kata dan varian yang lebih fleksibel daripada slang di era sekarang yang hanya memiliki sedikit variasi slang. 

Referensi:

Abdan, M, R,. Khoirurrohman, Taufiq,. (2020). Analisis Pemakaian Variasi Bahasa Slang Pada Remaja Desa Kalinusus : Kajian Sosiolinguistik. Jurnal Semantika, 1(2). 1-11.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun