Narasumber kedua yang saya wawancarai merupakan wanita yang berumur 41 tahun. Beliau tinggal dan asli di Yogyakarta. Slang yang dimiliki beliau memiliki kesamaan slang dengan narasumber pertama karena slang Yogyakarta tidak jauh berbeda. Perbedaannya disini dapat dilihat dari slang sapaan wanita berbeda dengan sapaan pria. Beliau memiliki slang sapaan seperti 'say' yang artinya sayang dan 'cin'Â yang artinya cinta. Kedua slang sapaan tersebut beliau gunakan kepada teman dekat wanitanya ketika remaja. Kata slang 'say' yang biasa digunakan oleh generasi milenial dan Z ini juga ternyata berasal dari kata slang dari tahun 90an.Â
Dari kata-kata slang yang saya dapat, saya dapat menyimpulkan bahwa slang tahun 90an tidak kalah keren dengan slang pada jaman sekarang. Tiap slang dari jaman 90an maupun jaman sekarang memiliki keunikannya masing-masing yang membuat slang itu memiliki suatu kekhasan tersendiri ketika digunakan. Jika dilihat lagi slang jaman 90an dan jaman sekarang juga memiliki makna yang sama seperti 'ngab' yang sering digunakan saat ini dengan "ndes, to, dab, lay, yu, jo". Dari keenam slang sapaan tersebut, slang era 90an ternyata memiliki banyak pilihan kata dan varian yang lebih fleksibel daripada slang di era sekarang yang hanya memiliki sedikit variasi slang.Â
Referensi:
Abdan, M, R,. Khoirurrohman, Taufiq,. (2020). Analisis Pemakaian Variasi Bahasa Slang Pada Remaja Desa Kalinusus : Kajian Sosiolinguistik. Jurnal Semantika, 1(2). 1-11.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H