Mohon tunggu...
Kevin Sairullah
Kevin Sairullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Humanisme

Pecandu Keheningan | Penikmat Kopi | Membaca Dan Menulis |

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Arus Pilkada dalam Pusaran Rapuhnya Masyarakat Sipil Boalemo

24 Juli 2024   13:41 Diperbarui: 24 Juli 2024   19:54 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA)  Tahun  2024 yang akan dilakukan secara serentak sedang menjadi diskursus publik di Boalemo. sebab proses elektoral ini seolah-olah hanya menjadi arena politik yang memfasilitasi kelompok-kelompok tertentu saja. Seperti kelompok pengusaha,pejabat,kerabat,bahkan keluarga. 

Dalam bahasa lain,term fenomena politik ini  memiliki pertalian yang saling mengikat antara satu sama lain sedang tumbuh subur menjelang kontestasi politik yaitu Pilkada di Boalemo. Boalemo merupakan teritorial politik yang ada di Provinsi Gorontalo yang harus menjadi perhatian bersama demi meningkatkan kualitas Pilkada di Boalemo salah satunya yang berkaitan dengan preferensi politik.

Merujuk teritorial   politik Boalemo  dalam beberapa tahun terkahir ini masih selalu sama dan belum ada warna baru yang memberikan pengaruh yang signifikan. Dominasi kekuatan Besar  Yang memiliki afiliasi politik ke pengusaha,pejabat,kerabat,ataupun keluarga bersama figur,tokoh dan elit politik akan menjadi tontonan menarik di arena  Pilkada Boalemo nanti. Ini juga tak bisa lepas dari "cengkraman"politik orang kuat lokal yang berhasil melakukan perubahan transisi  politik di Boalemo.

namun kekuatan politik yang  besar ini hanya sekedar mendorong sirkulasi elit politik dan kelompok-kelompok lokal tertentu  yang berjalan  dan mengabaikan keterlibatan masyarkat sipil. Kekuatan yang saling mengikat tersebut tentunya telah menutup peluang politik Masyarakat sipil. 

karena itu,dalam proses kontestasi politik di Boalemo masyarkat sipil selalu terpinggirkan dalam arena politik. harusnya mengkonsolidasikan demokrasi, justru masyarakat sipil Boalemo hanya dipandang sebagai kebutuhan politik yang keterlibatanyya cukup dibalik bilik suara saja.  

masyarakat sipil tampaknya masih belum bisa terlibat secara proaktif dalam membangun konsolidasi politinya  Sebab, sebagian masyarakat sipil juga menjadi bagian yang tidak bisa dinafikan dari elit politik lokal yang telah mengikatnya karena adanya pola relasi patronase yang diciptakan oleh para elit politik lokal seperti dijanjikanyya jabatan,program hingga hak hak istemewa lainyya.

rapuhnya masyarakat sipil tidak secara tiba-tiba muncul dalam arena politik Boalemo ini disebabkan oleh kekuatan absolut di suatu jabatan dan jaringan kekuasaan menyebar dari kelompok tertentu. masalah ekonomi,sosial dan politik seringkali dijadikan isntrumen politik untuk mendulang perolehan suara dalam hal ini, seperti patronase ekonomi, misalnya, bisa saja para  kontestan politik akan lebih mempriortitaskan para kelompok pengusaha Besar yang siap bekerja sama  sebagai mesin modal politiknya di banding kelompok masyarakat kecil  mengingat  kekuatan insentif besar dalam arena politik. Terlebih masyarakat atau pemilih Boalemo  yang cenderung permisif terhadap politik uang.

faktor biaya politik yang sangat tinggi menjadi sesuatu yang inheren dan akan berdampak pada Pilkada  Tahun 2024. Sehingga pola politik ini seperti rangkaian tali menali yang saling mengikat  dan tidak bisa dilepaskan. Oleh karena itu, para pemilik modal atau  yang disebut oligarki juga akan terlibat dalam proses kontestasi, karena ada hubungan timbal-balik di antara pemodal, politisi, dan masyarakat.

disisi lain,patronase sosial di Boalemo juga mudah ditemui seperti beberapa anggota keluarga politik yang sudah menjadi pengurus organisasi ataupun memegang jabatan tinggi dalam lembaga pemerintahan keterlibatan mereka secara ekslusif merupakan bagian dari  strategi politik untuk menutup struktur peluang politik masyarakat dan memobilisasi massa. 

Tak hanya itu, individu ataupun kelompok seperti ini  akan menerima dukungan berupa program maupun akomodasi politik lainnya. tidak heran fenomena menempatkan orang bukan pada bidanya menjadi masalah yang setiap tahun terus bermunculan pada sektor pemerintahan maupun sektor lainyya di Kabupaten Boalemo. 

Adanya persoalan tersebut  menyebabkan kekuatan patronase politik di Boalemo seperti kekuatan birokrat yang pada pilkada Boalemo  bisa menjai kekuatan dominan, terlebih jika ada intervensi politik sebelumnya,pengerahan ataupun memobilisasi PNS/ASN untuk memenangkan kandidat calon tertentu bisa saja menjadi kunci kemenangan pada Pilkada Boalemo tentunya upaya seperti ini akan dilakukan oleh instrumen politik masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun