hadirnya berbagai kebijakan yang memberikan keleluasaan kepada daerah seperti desentralisasi juga turut mendorong kemunculan elite lokal dalam menguasai ekonomi-politik.Â
Konsolidasi demokrasi masih belum sampai ke akar rumput masyarakat khususnya kepada masyarakat sipil sebab arena politik Boalemo masih dalam  sentralisasi kekuasaan yang dominan dan tertutupnya peralihan sirkulasi elite ke masyarakat yang disebabkan karena dimensi patronase yang mengakar. Akhirnya masyarakat sipil tidak bisa melakukan akselerasi secara sistemik.
Pada perheletan Pilkada Tahun 2024 Masyarakat sipil Boalemo dihadapakan pada kekuatan politik superior  atau lebih tepatnya masyarakat sipil bisa saja terisolasi dari arena politik. Karena arena politik Boalemo telah dikuasai oleh kelompok-kelompok para elit. Kecemasan yang dialami oleh masyarakat sipil berdampak pada upaya pembangunan konsolidasi demokrasi terlebih lagi masyarakat sipil sejauh ini belum sebagai subjek melainkan  hanya objek dari para elit politik ataupun kandidat calon Kepala Daerah.Â
Pada akhirnya, pemilih dan masyarakat sipil di Boalemo tampaknya masih mengalami kesulitan untuk bisa survive dalam arena politik. jika hal itu akan terus terjadi sampai pada pilkada nanti sudah bisa dipastikan kedepan Kabupaten Boalemo hanya dikuasai oleh individu atau kelompok politik tertentu dan akan mengakibatkan munculnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.Â
Sebab, kelompok yang memiliki afiliasi politik  tentunya memiliki privilese untuk bisa mengakses berbagai program pemerintah. imbasnya pilkada pada Tahun 2024 tidak akan menjadi kompetisi yang fair untuk masyakat sipil Boalemo dalam berdemokrasi.
Oleh : Kevin Sairullah
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H