Selain pada sektor tambang, larangan ekspor juga dilakukan di sektor perkebunan. Komoditas yang menjadi unggulan dan yang paling dicari oleh dunia, yaitu minyak kelapa sawit atau CPO (Crude Palm Oil), yang merupakan bahan dasar minyak goreng.Â
Indonesia merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia disusul oleh Malaysia. Meski begitu, negara-negara luar lebih memilih untuk ekspor dari Indonesia dikarenakan harganya yang relatif lebih murah dari Malaysia. Indonesia sempat mengalami krisis ketersediaan minyak goreng nasional sehingga harus melakukan penghentian ekspor sementara di pertengahan 2022 lalu.
Walaupun pada sektor perkebunan, industri ekspor minyak kelapa sawit dan kopi sudah berjaya, namun komoditas lain seperti karet masih kurang berkembang dan perlu dilakukan industrialisasi dan hilirisasi gencar-gencaran. Indonesia merupakan penghasil karet alam terbesar kedua di dunia.Â
Menyadari potensi yang besar tersebut, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan nilai komoditas karet mengingat kebutuhan akan karet alam di dunia terus menurun disebabkan oversupply.
Pada tahun 2019 tiga negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang tergabung dalam ITRC sepakat untuk mengurangi ekspor karet alam untuk meningkatkan harga komoditas tersebut. Indonesia sendiri mulai memanfaatkan karet alam dalam berbagai inovasi salah satunya sebagai salah satu bahan pembuatan aspal.
 Dengan begitu, komoditas yang menjadi salah satu penyumbang devisa nasional dengan tenaga kerja sebanyak 60.000 orang ini dapat bertahan.