Mohon tunggu...
Ketut Kristina
Ketut Kristina Mohon Tunggu... Lainnya - ketut kristina

dari bali

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Interpeersonal dalam Penerapan Physical Distancing Covid-19

22 Januari 2022   21:54 Diperbarui: 22 Januari 2022   21:58 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

MANAJEMEN KOMUNIKASI

 

PERAN TEKNOLOGI  DALAM KOMUNIKASI  INTERPERSONAL DI DALAM PENERAPAN PHYSICAL DISTANCING COVID-19

Oleh:

Ketut Kristina

NIM: 2012061037

 

Jurusan Dharma Duta Prodi Ilmu Komunikasi, Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Email : ketutkristina315@gmail.com

 

PENDAHULUAN

Artikel ini membahas tentang beberapa hasil penelitian yang berjudul "Peran Teknologi  Dalam Komunikasi  Interpersonal Di Masa Pandemi Covid-19". Tahun 2020 menjadi tahun yang bersejarah di dalam kehidupan manusia di seluruh dunia, yaitu munculnya pandemi virus Covid-19 yang menyebabkan seluruh belahan dunia terguncang dan menyebabkan angka kematian yang tinggi di berbagai Negara.

Melalui website resmi CNN Indonesia (2020), direktur WHO Thedros Adhanom Gehebreyesus menyatakan bahwa pandemi virus Covid-19 ini diperkirakan masih jauh dari berakhir.. Berdasarkan situs resmi WHO (2020) Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Gejala penyakit tersebut demam, rasa lelah, batuk yang dapat menyebabkan sesak nafas sampai berujung kematian. Serta penyakit tersebut sangat menular dengan cara kontak langsung dari manusia ke manusia lainnya melalui percikan cairan tubuh (bersin, batuk, dll).WHO dalam Kompas (2020) menyatakan bahwa pada awalnya pencegahan virus Covid-19 ini memakai istilah social distancing, lalu dirubah menjadi physical distancing dikarenakan agar orang-orang hanya menjaga jarak fisik bukan berarti tidak bersosialisasi bisa dibantu dengan menggunakan bantuan teknologi alat komunikasi.

Dalam anjuran WHO seluruh masyarakat di berbagai negara untuk menerapkan #STAYATHOME atau tetap dirumah masing-masing dan meminimalisir semua kegiatan yang ada di kerumunan orang banyak kecuali untuk membeli kebutuhan bahan pokok termasuk meliburkan sekolah, tempat beribadah, tempat hiburan serta perkantoran.

Dalam peraturan tersebut istilah physical distancing juga disebut dengan istilah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), juga tentang lockdown (karantina) bagi wilayah-wilayah yang penduduknya terjangkit virus ini. Gerakan ini khususnya berakibat langsung terhadap proses komunikasi yang biasa dilakukan seseorang dengan bertemu fisik yaitu direct communication berubah menjadi indirect communication dengan menggunakan media dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Banyak cara berkomunikasi dengan menggunakan media salah satunya yaitu menggunakan ponsel pintar atau biasa di sebut smart phone dengan memaksimalkan penggunaan internet untuk jaringannya. Contohnya; menggunakan applikasi whatsapp, zoom cloud, skype, line, snap chat, berbagai macam social media seperti facebook, instagram dan masih banyak lagi.

Penggunaan media dalam berkomunikasi tentunya memiliki hambatan-hambatan yang bisa menyebabkan terganggunya informasi yang disampaikan. Pada saat informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan tujuan pengirim, maka informasi menjadi tidak tersampaikan dengan efektif. Dalam artikel ini akan dibahas tentang apa saja hambatan-hambatan komunikasi interpersonal pada saat physical distancing berlangsung dalam masa pandemi covid-19. Tujuan pembahasan tersebut agar kelak dapat dilakukan penelitian lebih lanjut bagaimana solusi mengatasi hambatan hambatan komunikasi tersebut sehingga meminimalisir rusaknya hubunganinterpersonal manusia dalam berjuang ditengah-tengah kondisi pandemi covid-19 ini.

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, metode yang di gunakan yaitu metode literatur yang bersifat deskrifptif-analitis. Menurut    (Sugiono:    2009;    29)    deskriptif-analitis    merupakan    metode    yang mendeskripsikan  atau  menggambarkan  suatu  objek  yang  diteliti  melalui  data  atau sampel  yang  telah  dikumpulkan  apa  adanya  tanpa  melakukan  analisis  dan  membuat kesimpulan  yang  berlaku  untuk  umum.  Sedangkan  menurut  Burhan  Bungin  (2008) "metode  literatur  merupakan  salah  satu  metode  pengumpulan  data  yang  digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data rekam peristiwa". Literatur yang  digunakan  dalam  kajian  ini  bersumber  dari  artikel,  buku  dan  jurnal online yang berkaitan dengan judul kajian.Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam kajian literatur  ini  diantaranya  mendefinisikan  ruang  lingkup topik  yang  akan  di  review, mengidentifikasikan sumber-sumber yang relevan, mereview literatur, menulis literatur dan mengaplikasikan literatur pada kajian yang akan dilakukan

PEMBAHASAN

Pengertian komunikasi Interpersonal 

    Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar personal atau komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya. Atau dengan kata lain, komunikasi interpersonal adalah salah satu konteks komunikasi dimana setiap individu mengkomunikasikan perasaan, gagasan, emosi, serta informasi lainnya secara tatap muka kepada individu lainnya.Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dalam bentuk verbal maupun nonverbal.

Komunikasi interpersonal tidak hanya tentang apa yang dikatakan dan apa yang diterima namun juga tentang bagaimana hal itu dikatakan, bagaimana bahasa tubuh yang digunakan, dan apa ekspresi wajah yang diberikan. G.R Miller dan M. Steinberg (1975):  Komunikasi interpersonal dapat dipandang sebagai komunikasi yang terjadi dalam suatu hubungan interpersonal. Teori Komunikasi Menurut Para Ahli Judy C. Pearson, dkk (2011) : Komunikasi interpersonal sebagai proses yang menggunakan pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna antara-paling tidak-antara dua orang dalam sebuah situasi yang memungkinkan adanya kesempatan yang sama bagi pembicara dan pendengar.Joseph A. DeVito (2013) : Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan nonverbal antara dua atau kadang-kadang lebih dari dua orang yang saling tergantung satu sama lain.Ronald B. Adler, dkk (2009) : Komunikasi interpersonal adalah semua komunikasi antara dua orang atau secara kontekstual komunikasi interpersonal. 

  • Hambatan Komunikasi  Interpersonal Di Dalam Penerapan Physical Distancing Covid-19 Dengan Teknologi

Munculnya pandemi Covid-19 ditengah-tengah kehidupan memaksa kita sebagai manusia harus membatasi sosialisasi terutama kontak fisik dengan orang lain. Berbagai macam cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan berkomunikasi di dalam kondisi pandemi ini. Kemajuan teknologi modern membuat komunikasi tetap bisa dilakukan tanpa adanya kontak fisik dengan cara menggunakan bantuan media digital yang terkoneksi internet. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan media komunikasi yang semakin modern dan inovatif.

Penggunaan telfon genggam dengan basis internet atau yang biasa dikenal khalayak dengan sebutan smart phone bisa menggunakan fitur-fitur seperti aplikasi chatting, video call, conference call, social media dan lain-lain untuk berkomunikasi.

Dengan kemajuan teknologi model komunikasi dapat diciptakan untuk wadah komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) bermedia, komunikasi kelompok (group communication) maupun komunikasi massa (mass communication) Panuju, 2018. Alat komunikasi menjadi media penting demi kelangsungan manusia dalam memenuhi kebutuhannya didalam pandemi ini. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Yuliandre Darwis Komisionel KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) Pusat (2020) bahwa ditengah krisis ini kebutuhan manusia menggunakan media sebagai alat komunikasi menjadi sangat penting.

 Komunikasi interpersonal yaitu komunikasi antar pribadi dimana melibatkan dua orang sebagai sender dan receiver. Dalam proses komunikasi ini terjadi proses yang berkesinambungan dimana unsur pengirim pesan mengirimkan informasi dan terjadi proses pengartian pesan dapat melalui saluran media lalu  pesan tersebut dapat diinterpretasikan sehingga berusaha dipahami oleh penerima pesan dan langsung memberikan feedback (timbal balik) dan terjadi berulang kembali kepada pengirim pesan sehingga bertukar peran sebagai penerima pesan.

 (Wiryanto, 2004) Dalam komunikasi interpersonal, proses menjaga hubungan baik, meliputi sebuah usaha untuk menjaga hubungan dengan melakukan perbaikan-perbaikan, yakni dengan mencegah adanya permasalahan dan memperbaiki masalah yang telah terjadi. Upayanya dapat berupa Openess and routine talk, Positivity, Assurances, Supportiveness, Mediated communication, Conflict management,Humor (Guerero, Andersen, & Afifi, Walid, 2009). Dimana mengacu kepada Keyton (2011) bahwa proses komunikasi itu sendiri terdiri dari perpindahan informasi dari seseorang kepada orang lain ataupun dari satu orang kepada orang banyak. Pemilihan media tertentu dapat menimbulkan permasalahan yang muncul disetiap elemen sehingga membuat komunikasi menjadi tidak efektif. Merujuk kepada Eisenberg dalam Liliweri (2015) terdapat 4 jenis hambatan dalam komunikasi efektif yaitu hambatan proses, hambatan fisik, hambatan semantik, hambatan psikososial.

1.Hambatan Proses

Hambatan proses terjadi pada proses komunikasi itu sendiri. Dalam situasi physical distancing contohnya pada saat kita video call dengan orang lain. Meskipun bertatap muka terkadang koneksi atau sinyal provider internet terkadang membuat video call tidak berjalan lancar, sehingga pada saat membicarakan hal-hal yang penting dan video menjadi terputus-putus suaranya ataupun gambarnya membuat pesan tidak tersampaikan dengan baik. Dalam hambatan proses, faktor noise (gangguan) sangat berperan menjadi hambatan. Suara terputus-putus karena sinyal jelek, suara kurang jelas sehingga artikulasi tidak jelas, camera handphone buram sehingga orang yang diajak bicara tidak jelas ekspresi wajahnya. Sehingga proses komunikasi yang terjadi tidak berjalan lancar.

2.Hambatan Fisik

Hambatan fisik bisa berupa non verbal communication atau keterbatasan fisik seseorang. Namun, pada kali  ini pembahasan hambatan fisik pada physical distancing lebih kepada hambatan kontak fisik. Untuk sebagian orang yang terbiasa melakukan kontak fisik untuk berkomunikasi dengan orang lain seperti sentuhan kecil yang membuat seseorang merasa terikat dengan orang lain tentunya dapat menyebabkan perasaan kehilangan ketika tidak dapat melakukan hal tersebut. Contohnya: orang tua dan anak dimana pertanda sayang seorang ibu akan membelai anaknya pada saat berkomunikasi.

Di situasi ini misal anak sedang melakukan pekerjaan  diluar kota yang tidak diperbolehkan untuk pulang kekampung halaman karena pandemi ini. Meskipun bisa berkomunikasi lewat video call namun hal seperti memeluk tidak bisa dilakukan. Sehingga pesan tertentu yang diwakili oleh bahasa tubuh dengan menyentuh tidak dapat tersampaikan dengan baik. Hambatan fisik sendiri sudah pasti ada pada saat chatting, dimana unsur bahasa tubuh tidak ada dikarenakan menggunakan bahasan tulisan. Sehingga otomatis, komunikasi interpersonal menjadi tidak lengkap. Hambatan fisik tidak dapat dihindari atau diminimalisir dengan cara mengoptimalkan bahasa tubuh dan ekspresi wajah agar pesan yang disampaikan jelas maksudnya.

3.Hambatan Semantik

Hambatan semantik mengarah kepada tata bahasa dan kata-kata yang diucapkan oleh pengirim pesan. Dalam physical distancing contohnya pada saat kita chatting dengan seseorang cenderung bahasa yang digunakan bahasa singkatan, bahasa istilah masa kini, penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai kaidah bahasa, bahasa asing yang tidak dimengerti lawan bicara atau ekspresi seseorang pada saat berbicara ditunjukkan dengan emoticon (simbol). Maka, kecendrungan pesan dapat disalah artikan (miss interpretation) dan dapat menimbulkan miss communication.

Contohnya : Dalam bahasa chatting ada istilah-istilah singkatan yang tidak semua orang mengetahui maknanya seperti ASAP (As Soon As Possible), LOL ( Lot of Laugh), BRB (Be Right Back) dan masih banyak lagi. Selain singkatan contoh emoticon  yang terkadang penggunaannya menjadikan isi pesan ambigu artinya. Hambatan semantik kerap terjadi juga berkaitan dengan kondisi emosi seseorang pada saat membaca tulisan pesan tersebut.

4.Hambatan Psikososial

Hambatan psikosial adalah hambatan yang paling berpengaruh dalam komunikasi antapribadi (interpersonal) dimana kondisi emosi seseorang dapat menentukkan apakah pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dapat diterima dengan benar oleh penerima pesan sesuai denan maksud yang ingin disampaikan. Melihat kondisi pandemi saat ini, dimana informasi mengenai pandemi Covid-19 bertebaran disosial media, bahkan banyak juga informasi yang bersifat tidak benar  atau biasa di sebut dengan kata lain yaitu hoax. Ditambah anjuran untuk tetap dirumah membuat orang-orang mengalami tekanan emosi tertentu seperti rasa bosan dan rasa tidak aman atau bahasa kerennya biasa di sebut insecure dan stres.

 Keadaan emosi yang tidak stabil membuat kualitas komunikasi dapat menurun dengan tingkat stress seperti ini dapat menyebabkan orang mudah tersinggung atau marah, padahal belum tentu maksud pengirim pesan sengaja bertujuan menyinggung. Terlebih jika salah satu anggota keluarga, orang yang dikasihi, orang yang dikenal, teman ataupun kerabat yang terkena virus ini maka hal tersebut akan menyebabkan seseorang mengalami beberapa emosi seperti sedih, kesal, marah, putus asa. Contohnya, pada saat berkomunikasi chatting melalui aplikasi bahasa tulisan membuat pesan terkadang salah diartikan terlebih pada saat kita tidak mendengar nada lawan bicara sehingga faktor emosi pada saat membacanya terpengaruh emosi kita pada saat itu.

Contohnya tulisan "OK" jika kita membacanya dengan nada datar (emosi kita saat itu sedang netral) maka berarti semua baik-baik saja, namun jika kita membacanya dengan nada marah (emosi kita saat itu sedang marah) sehingga "OK" pertanda kita marah tidak ingin melanjutkan pembicaraan.Dalam hambatan psikososial pada kondisi physical distancing juga dapat disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi tentang cara penanganan pandemi ini.

 Seperti layaknya perbedaan pendapat tentang kebijakan pemerintah mendukung lockdown atau tidak mendukung. Perbedaan persepsi tersebut membuat pengirim pesan dan penerima pesan akan terganggu kualitas hubungannya yang menyebabkan komunikasi interpersonal terhambat.

Solusi Hambatan Komunikasi Antar Individu Di Masa Pandemi 

Adapun solusi yang dapat saya berikan dari hambatan tersebut yaitu di antaranya:

  • Hambatan Proses, nah dari hambatan tersebut yaitu dapat di berikan solusi yaitu pastikan terlebih dahulu apakah kita sudah memiliki kuota atau belum, kemudian jika masih ada gangguan bisa untuk mencari tempat yang memungkinkan adanya sinyal yang bagus, dan selain itu kita juga bisa menggunakan jenis kartu yang sesuai dan cocok dengan tempat tinggal kita, dan solusi yang terahir yaitu kita bisa memasang wifi di rumah agar internet lancer saat di gunakan video call dan lain lainnya.
  • Hambatan Fisik, hambatan fisik tidak dapat dihindari dalam situasi ini, namun dengan memaksimalkan aspek bahasa tubuh yang lain dengan ekspresi wajah atau gerak tubuh yang jelas terlihat (dalam penggunaan video call) bisa meminimalisir setidaknya kekosongan tersebut. . Hambatan fisik tidak dapat dihindari atau diminimalisir dengan cara mengoptimalkan bahasa tubuh dan ekspresi wajah agar pesan yang disampaikan jelas maksudnya.
  • Hambatan Semantik, hambatan semantik kerap terjadi juga berkaitan dengan kondisi emosi seseorang pada saat membaca tulisan pesan tersebut. Namun, hambatan ini bisa dihindari dengan cara adanya pemberian umpan balik. Pada saat melakukan komunikasi interpersonal proses komunikasi bersifat sirkuler. Unsur feedback (umpan balik) dari penerima pesan berarti membuat receiver dapat melakukan pengecekan arti sesungguhnya langsung kepada pengirim pesan.
  • Hambatan Psikososial, Seperti layaknya perbedaan pendapat tentang kebijakan pemerintah mendukung lockdown atau tidak mendukung. Perbedaan persepsi tersebut membuat pengirim pesan dan penerima pesan akan terganggu kualitas hubungannya yang menyebabkan komunikasi interpersonal terhambat. Solusi untuk perbedaan persepsi adalah dengan cara berusaha saling menghargai pendapat lawan bicara dengan mendengarkan secara aktif isi pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan meskipun berbeda pendapat. Dengan mendengarkan baik-baik pendapat orang lain maka diharapkan dapat menelaah isi pesan secara logis tidak terpengaruh keadaan emosi.

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam hal ini peneliti akan mencoba menarik kesimpulan berdasarkan fenomena masalah yang diteliti sebelumnya. Masalah terjadi karena wabah covid-19 yang mengakibatkan adanya jarak diantara kita, dan menyebabkan merenggangnya  hubungan. Namun adanya teknologi yang canggih telah mambantu kita dalam mengatasi hal ini, walaupun  dengan adanya beberapa himbauan untuk menjaga jarak dan tetap dirumah untuk mengurangi resiko penularan virus corona sudah teratasi.

Dengan adanya teknologi kita tetap bisa berkomunikasi dengan kelurga maupun teman dengan jarak jauh dan memanfaatkan teknologi yang tersambung dena internet.Namun Penggunaan bantuan media pada saat berkomunikasi tidak selalu lancar seperti yang diharapkan. Kendala-kendala teknis pada perangkat media bisa saja timbul salah satunya lemahnya sinyal internet pada smart phone.

Kendala teknis tersebut masuk kedalam hambatan proses. Hambatan psikososial paling berpotensi besar dalam mempengaruhi komunikasi interpersonal menjadi efektif atau tidak disamping hambatan proses. Kondisi psikologis seseorang dalam situasi pandemi ini dapat mempengaruhi pesan terhambat dalam penyampaiannya. Hilangnya unsur kontak fisik dapat mengurangi makna pesan tersampaikan dengan baik. Sehingga penggunaan media diragukan dapat menganggantikan arti kontak fisik sesungguhnya pada hubungan interpesonal tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Internet/Website :

http://proceedings.ideaspublishing.co.id/index.php/hardiknas/article/download/9/9/ ( Diakses 15 Januari 2022)

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220112181454-20-745820/rangkuman-covid-19-prediksi-60-ribu-kasus-per-hari-booster-dimulai ( Diakses  15 Januari 2022 )

http://www.covid19.kotabogor.go.id/  ( Diakses 15 Januari 2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun