Mohon tunggu...
KKN 111 KEBOIRENG
KKN 111 KEBOIRENG Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA (PERIODE 11 JULI-25 AGUSTUS 2023)

Pemberdayaan adalah soal nurani, bukan kalkulasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Berani Beri Aksi Saat Terjadi Pelecehan Seksual

20 Juni 2021   09:33 Diperbarui: 20 Juni 2021   09:37 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak dahulu banyak mitos yang beredar bahwa kasus pelecehan seksual hanya akan menimpa wanita yang tengah sendiri, pada malam hari dan ditempat sepi. Namun, dewasa ini banyak survei yang mematahkan anggapan tersebut. Data menujukan bahwa pelecehan seksual justru lebih banyak dilakukan di ruang publik dan pada siang hari.

Mitos lainnya juga menyebutkan bahwa wanita yang rawan dilecehkan adalah ia yang berpakaian terbuka, namun lagi-lagi data secara statistik menunjukan bahwa jenis pakaian bukanlah satu-satunya faktor yang signifikan sebagai penyebab terjadinya pelecehan seksual.

Saat terjadi aksi pelecehan, mayoritas dari kita justru lebih menyalahkan sang korban. Padahal temuan pada survei yang dilakukan terhadap 62 ribu korban pelecehan seksual di ruang publik menyebutkan bahwa 18% dari korban pelecehan seksual mengenakan rok panjang, 17% memakai jilbab dan 16% mengenakan baju berlengan panjang.

Satu hal yang ingin saya sampaikan, bahwa fakta menunjukkan pelecehan seksual bisa menimpa siapa saja, aku, kamu dan kita semua. Jadi, mari berhenti untuk saling menghakimi dan mulai untuk lebih berempati.

Pelecehan di ruang publik selalu menjadi masalah besar, bukan hanya bagi wanita namun juga Bangsa Indonesia. Jangan sampai wanita merasa terbatasi ruang geraknya, dipenjara ekspresinya, dikucilkan nyalinya, diberatkan langkah-langkahnya, hingga wanita merasa bahwa ia tidak berharga.

Ruang publik, tempat yang seharusnya mampu memberikan perlindungan karena banyak raga dan mata yang bisa menjaga, namun justru menjadi ancaman bagi kaum wanita. Terlebih, saat terjadi pelecehan seksual, publik yang ada disekitar hanya berdiam diri, tanpa memberikan aksi.

Mayoritas dari kita tidak melakukan apapun untuk sang korban, bahkan jika kita menginginkan. Mengapa hal itu terjadi? Berikut alasannya:

  • Masyarakat takut bantuannya justru akan membuat keadaan semakin buruk
  • Masyarakat tidak tahu harus melakukan apa
  • Masyarakat merasa bahwa "ini bukanlah masalah saya"
  • Masyarakat merasa bahwa bantuannya tidak akan membuat perbedaan apapun
  • Tidak ada orang lain yang melakukan apapun

91% dari kita tidak tahu harus melakukan apa saat melihat pelecehan seksual di ruang publik. Sedangkan 73% dari kita merasa beresiko untuk membantu sang korban. Semua perasaan ini yang menyebabkan masyarakat tidak melakukan apapun.

Padahal hal semacam ini justru bisa memperdalam trauma bagi korban yang mengalami pelecehan seksual dan menunjukkan kepada para pelaku pelecehan bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar. Apakah kita menginginkan hal itu terjadi lagi, lagi dan lagi?

Saya yakin, semua orang akan berkata "Tidak!"

Lalu, apa yang sungguh bisa kita lakukan untuk membantu korban pelecehan?

Dipersembahkan cara 5 D, apakah itu? Yuk simak selengkapnya! 

1. Ditenangkan

Tenangkan sang korban setelah ia mengalami pelecehan seksual. Berikan sapaan yang menenangkan, ajak ia duduk atau berikan air putih, tanyakan kepada mereka bantuan apa yang bisa kita lakukan, katakan kepada mereka bahwa apa yang terjadi bukanlah hal yang benar, dan semua itu bukan kesalahan diri mereka. Berikan dukungan kita kepada mereka dengan tidak menanyakan hal-hal yang justru membuat perasaan mereka kian memburuk.

2. Dilaporkan

Jika kita tidak memiliki keberanian untuk terjun langsung membantu sang korban, kita bisa meminta orang lain untuk menolong korban. Beri tahu apa yang terjadi kepada seseorang di dekat kita dan tanyakan apakah mereka bisa melakukan sesuatu untuk korban.

Jika di rasa orang sekitar kita juga tidak bisa memberikan pertolongan, maka kita bisa bertanya kepada orang yang berwenang, seperti pengemudi bus, petugas keamanan, polisi, dan lain  sebagainya.

3. Dokumentasikan

Ini merupakan opsi kedua yang bisa kita lakukan untuk membantu sang korban tanpa harus berhadapan langsung dengan pelaku. Meski terlihat cukup mudah untuk dipahami, namun sebelum kita menyalakan kamera, jangan lupa bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk mendukung korban pelecehan seksual, dan bukan hanya mendokumentasikan sesuatu yang buruk yang bisa dijadikan konten untuk media sosial.

Kita hanya cukup mendokumentasikannya, lalu berikan kepada korban pelecehan seksual dan biarkan mereka yang menentukan apa yang akan mereka lakukan dengan dokumentasi itu.

Ingat, jangan pernah memposting atau menggunakan dokumentasi yang sudah kita abadikan tanpa izin dari korban.

4. Dialihkan

Menciptaan distraksi (gangguan) adalah cara tidak langsung untuk mengalihkan perhatian pelaku pelecehan dan benar-benar bisa membantu sang koban. Berikut beberapa contohnya:

  • Sok kenal dengan korban
  • Bertanya mengenai arah, waktu, dan lain-lain
  • Menghalang-halangi antara pelaku pelecehan dengan sang korban
  • Membuat keributan
  • Menjatuhkan atau menabrak sesuatu seakan-akan kita tidak sengaja
  • Cukup berdiri di dekat sang korban dan tidak mengatakan apapun juga bisa membantu

5. Ditegur

Ketika kita memiliki keberanian, kita bisa mulai bicara dan tegur pelaku pelecehan. Beri tahu pelaku bahwa apa yang mereka lakukan adalah suatu kesalahan. Tegur mereka, namun hindari terlibat dalam argumen bersama mereka. Kita cukup minta mereka untuk menjauhi korban atau kita berbicara dengan korban tentang apa yang sedang terjadi.

Cara "Ditegur" adalah upaya terakhir untuk mencegah terjadinya kekerasan. Namun keamanan diri kita dan keamanan korban yang perlu diutamakan.

Cara-cara diatas dirumuskan oleh Stand Up melalui penelitian-penelitian yang mereka lakukan. Dan semua cara tersebut sudah terbukti aman untuk dilakukan dan benar-benar membantu korban pelecehan.

Setelah membaca sejauh ini, maka tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tetap diam saat terjadi pelecehan seksual yang berangkat dari ketidaktahuan. Mari saling jaga dan tunjukan kepedulian kita terhadap sesama manusia.

Satu hal yang pasti "Setiap dari kita adalah berharga".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun