Mohon tunggu...
KKN 111 KEBOIRENG
KKN 111 KEBOIRENG Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA (PERIODE 11 JULI-25 AGUSTUS 2023)

Pemberdayaan adalah soal nurani, bukan kalkulasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alami Quarter Life Crisis? Siapa Takut!

26 Mei 2021   16:54 Diperbarui: 26 Mei 2021   17:09 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quarter life crisis, alami kebingungan tentang masa depan

"Kok rasanya hidupku nggak ada tujuannya." Siapa di sini yang sering berfikir demikian?

Yak, lo dan gua mungkin salah duanya.

Usia 20-an merupakan usia persimpangan dari masa remaja yang katanya begitu indah, menuju realita usia dewasa. Masa transisi ini adalah masa yang sangat stressful, banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul secara tiba-tiba, seperti:

- Setelah lulus sekolah atau kuliah mau ngapain?

- Nanti mau kerja apa?

- Apa sih passion gua?

- Gimana caranya biar bahagia?

- Gimana cara jadi orang kaya?

BTW, kenapa pertanyaan- pertanyaan ini muncul?

Well, pertanyaan ini muncul karena di masa ini kita mulai kehilangan support dan hal-hal yang selalu mengarahkan tindakan kita selama ini, baik dari lingkungan sekolah, keluarga dan sosial. Dari yang biasanya selalu diarahkan dalam setiap pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah yang kita hadapi, pada masa ini kita justru dituntut untuk mengambil keputusan dan menyelesaikan segala permasalahan secara mandiri, dan hal tersebut menempatkan kita pada tingkat kebingungan dan stres yang cukup tinggi.

Secara teori, masa transisi sebetulnya merupakan kesempatan bagi kita untuk bisa mengeksplorasi identitas diri, khususnya dalam hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan, cinta dan pandangan/cara berfikir kita. Namun disisi lain, adanya banyak perubahan pada diri dan lingkungan yang terjadi pada masa ini, justru membuat kita jadi ngerasa hampa, kehilangan arah, dan nggak punya tujuan.

Bicara mengenai usia 20-an tahun, memang erat kaitannya dengan istilah Quarter Life Crisis (QLC). Kamu pasti pernah denger istilah ini kan? Yuk coba kita review kembali, apa itu QLC.

Definisi mengenai istilah ini sebenarnya sudah banyak dijabarkan oleh para ahli. Salah satunya Fischer (2008) yang mengungkapkan bahwa quarter life crisis adalah munculnya perasaan khawatir atas ketidakpastian kehidupan mendatang seputar relasi, karier, dan kehidupan sosial yang terjadi sekitar usia 20-an. Intinya, QLC ini adalah krisis kehidupan yang terjadi karena kebingungan dan kecemasan tentang masa depan.

Nah, sebenarnya wajar nggak sih kalau kita merasakan quarter life crisis?

Yups, jawabannya "tentu wajar dong". Quarter life crisis dialami oleh 86% generasi millenial yang mengaku merasakan kegelisahan, kekecewaan, kesepian dan depresi (Stepleton, 2012).

Masa quarter life crisis adalah masa yang mau nggak mau memang harus kita hadapi. Di masa ini kita berusaha menyesuaikan diri dengan masyarakat, lingkungan, perkembangan zaman dan proses pendewasaan diri. Jadi, tidak ada yang salah dengan fase ini.

Meskipun berat, ternyata quarter life crisis bisa memberikan manfaat yang positif juga bagi diri kita loh. Diantaranya yaitu: kita bisa menemukan identitas diri, QLC  membuat kita lebih berkembang, dan mulai mencoba keluar dari zona nyaman.

Fase krisis kehidupan ini memang ada manfaatnya, tapi kalau tidak mengerti bagaimana cara menghadapi fase ini, yang mungkin terjadi adalah krisis berkepanjangan dan kecemasan berlebihan. Jadi, bagaimana nih caranya untuk menghadapi quarter life crisis dan menyelesaikan fase ini dengan tumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih berarti?

Tadaaaaa!! Berikut adalah kiat- kiatnya:

  • Terapkan Filosofi Santuy/Taoism

Filosofi taoism adalah sebuah filsafat yang mengungkapkan bahwa kehidupan yang baik adalah kehidupan yang mengikuti jalan dari alam semesta. Jadi, terima saja bahwa saat ini kita tengah mengalami quarter life crisis, sebuah proses yang memang harus kita lewati untuk mengenal diri lebih dalam.

  • Akui dan Identifikasikan Penyebab Terjadinya Quarter Life Crisis

Cobalah untuk mengakui dan cari tau penyebab kita mengalami QLC, dan berusaha untuk cari solusinya sedikit demi sedikit. 

Pelan-pelan saja, jangan terburu-buru karena semua butuh proses.

  • Kenali Personal Values yang Kita Miliki

Personal values adalah hal-hal penting bagi kita yang mengarahkan prilaku serta pengambilan keputusan kita terhadap segala sesuatu. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena personal values bisa membantu memberikan makna pada diri kita, dan membuat kita paham sama apa yang sebenarnya kita inginkan dan puas atas keputusan/pilihan yang kita ambil.

Personal values, bisa kita ketahui dengan menanyakan pertanyaan reflektif kepada diri sendiri. Misalnya: apa sih yang paling penting di hidup gua, nilai- nilai apa yang layak untuk dijadikan prinsip hidup gua, dll.

Dengan begitu kita bisa lebih mudah menyelesaikan masalah yang tengah kita hadapi, karena kita sangat tau apa yang sebenarnya kita inginkan.

  • Pandang Quarter Life Crisis sebagai Tantangan, Bukan Masalah

Riset menunjukan bahwa orang yang memandang kesulitan sebagai tantangan untuk  berkembang cinderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Jadi, coba untuk melihat sesuatu secara positif dan nikmati saja setiap prosesnya.

  •  Perhatikan Pola Hidup

Sadar nggak sadar, ternyata pola hidup juga berpengaruh terhadap tingkat stres seseorang loh. Jadi mari coba kita check and recheck gimana pola hidup kita dan coba yuk perbaiki satu per satu.

  • Temukan Support System

Untuk menghadapi quarter life crisis yang memang tidak mudah, adanya dukungan dari orang sekitar memiliki andil yang sangat besar. Jadi, pastikan kita mempunyai orang yang mendukung kita untuk berkembang, dan siap menjadi tempat untuk mencurahkan kegelisahan. Oiyaa, support system nggak melulu tentang kekasih, namun bisa keluarga, sahabat, dan lain sebagainya.

Nah, itu dia kiat-kiat yang perlu dilakukan dalam menjalani proses pendewasaan. Tulisan ini akan diakhiri dengan sebuah quotes indah dari bukumojok.com "Quarter life crisis tidak akan selesai jika hanya diratapi. Hanya meratapinya, justru membuatmu berkutat pada satu kebingungan ke kebingungan yang lain". Sederhananya, udah bingung malah tambah bingung -gua udah ngalamin- .

Jadi, ambil langkahmu, nikmati proses quarter life crisismu, temukan siapa dirimu dan jadilah pemenang dalam panggung kehidupanmu.

Semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun