Kalo bicara tentang overthinking, sebetulnya belum ada definisi yang telah dirumuskan secara pasti. Ditinjau dari segi bahasanya, overthinking memiliki arti "berfikir berlebihan".Â
Secara sederhana, overthinking bisa dikatakan sebagai sebuah kebiasaan seseorang untuk memikirkan berbagai hal secara berlebihan, terus menerus, tanpa ia inginkan keberadaan pikiran berlebihan itu. Hal yang dipikirkanpun sangat beragam, mulai dari peristiwa masalalu, saat ini, ataupun masadepan.
Orang yang memiliki kebiasaan ini disebut overthinker. Gue adalah satu dari sekian banyak manusia yang terjebak dalam masalah ini.
Di saat manusia lain tidur dengan nyaman dan pulas, gue justru begadang  nurutin isi kepala yang semrawut bak benang kusut. Otak gue mulai muterin lagi kesalahan-kesalahan yang udah gue lakuin, peristiwa memalukan yang pernah gue alamin, dan gue juga sering banget mikirin skenario-skenario buruk yang akan terjadi di masadepan. Dan yaa! Gue bener-bener menghabiskan malam untuk terus bertanya-tanya dan memikirkan sesuatu yang nggak ada habisnya.
-Nanti masadepan gue gimana ya?
-Gue mau ngelakuin ini, tapi kalo gue gagal gimana? Kalo gak bisa gimana?
-Hari ini gue ngelakuin kesalahan apa ya sama orang-orang?
-Kalo gue gini, orang pasti bakal ngatain gue deh.
-Seandainya dulu gue nggak ambil keputusan ini, pasti semuanya nggak akan semenyedihkan ini.
Yap, itu dia beberapa pikiran yang sering banget muncul di kepala, yang buat gue jadi susah tidur, nangis sesegukan tengah malam, ganggu aktivitas gue, dan bener-bener nguras energi karena selalu dipake buat mikirin hal-hal yang nggak terlalu penting.
Gue paham betul kalo sebenernya semua pertanyaan-pertanyaan yang gue pertanyakan, suatu saat pasti akan terjawab dan kecemasan-kecemasan yang selalu gue khawatirkan, belum tentu atau bahkan nggak mungkin terjadi juga di hidup gue. Tapi gue pun bener-bener nggak menghendaki pikiran-pikiran ini muncul, karena gue tau ini sangat mengganggu produktifitas hidup gue.
Banyak artikel yang menyebutkan bahwa overthinking adalah hal yang wajar, karena memang di rentang usia 18-20an tahun, kita semua bakal berada di fase quarter life crisis. Dimana kita ngerasa rendah banget, kehilangan arah, bingung sama apa yang kita rasain, gak punya motivasi hidup seberapi-api dulu. Dan semua hal itu menggiring gue untuk selalu overthinking.
Overthinking bikin gue jadi sulit banget ngerasa bahagia. Gue seringkali terjebak dalam pikiran-pikiran gue sendiri, yang sebenarnya berkisar dan muter di situ-situ aja. Apalagi overthinking yang gue lakuin tanpa dibarengi dengan tindakan untuk mendapatkan solusi. Akhirnya overthinking akan terjadi terus menerus, seperti lingkaran setan yang buat gue semakin sulit untuk bisa keluar.
Gue lah si overthinker yang lagi berjuang cari jalan keluar. Lo gimana?
Kalo lo ngerasa punya cemas dan khawatir yang berlebihan, terlalu mikirin omongan orang, dan takut untuk mulai sesuatu, fix itu artinya kita satu server. Selamat! Lo juga bagian dari overthinker.
I know verry well, diposisi ini sangat nggak enak. Karena hidup rasanya melelahkan banget kan?
Tapi alhamdulillah, gue udah nemuin beberapa cara yang bisa bantu gue untuk ngurangin overthinking. Udah gue coba, sekarang giliran lo ya!
1. Fokus Pada Peristiwa Saat Ini
Saat gue lagi ngelakuin sesuatu, dan tiba-tiba overthinking gue kambuh, gue bakal cepet-cepet alihkan pikiran ke peristiwa saat ini. Caranya:
- Melalukan check-in (gue cek kesalahan/pikiran yang bikin gue jadi overthinking. Setelah bener-bener sadar sama hal yang gue pikirin, gue coba untuk menerima dan meminta maaf pada diri gue. Lalu gue akan berhenti memikirkannya dan kembali fokus pada apa yang lagi gue kerjakan)
- Metode 54321 (gue lihat sekeliling, lalu gue sebutin 5 benda yang bisa gue liat, 4 benda yang bisa gue sentuh/raba, 3 suara yang bisa gue dengar, 2 aroma yang gue hirup dan 1 rasa yang bisa gue rasain di lidah.
Dengan cara ini, gue bener-bener bisa mengontrol overthinking yang muncul tiba-tiba di sela-sela kegiatan gue.
2. Memfokuskan Diri Pada Hal Positif
Manusia cinderung lebih dominan memikirkan hal negatif daripada positif. Baik tentang diri sendiri ataupun orang lain. Gue pun sama. Gue sering lebih percaya sama perkataan negatif orang , dan menyalahkan gue atas apa yang terjadi. Hingga akhirnya gue selalu merasa "kurang" dan melupakan kelebihan yang juga gue punya. Tapi sekarang gue ngerti, daripada fokus sama kekurangan dan komentar buruk orang, gue harus mulai belajar untuk fokus pada kebaikan yang udah gue lakuin dan orang lain lakuin ke gue.
3. Mengelola Ekspetasi dan Mencoba Untuk Lebih Realistis
Masalah dari overthinking juga berakar dari tingginya ekspetasi gue terhadap sesuatu yang di luar kendali. Misalnya: dengan gue berusaha untuk berbuat baik, gue berekspetasi bahwa orang lain akan melakukan hal yang sama. Kalo orang lain justru berprilaku sebaliknya, gue bakal overthinking parah dan nganggep pasti ada yang salah sama apa yang gue lakuin. Padahal sebenernya nggak ada yang salah, yang salah adalah ekspetasi gue.
Satu-satunya hal yang bisa kita kedalikan, adalah diri kita sendiri. Jadi, sekarang gue belajar mengendalikan pikiran, ucapan dan prilaku gue daripada sibuk memikirkan feedback orang atau hal-hal yang nggak bisa gue kendalikan.
4. Meditasi
Kalo overthinking gue udah mulai tak terkendali dan bener-bener ganggu aktivitas, meditasi adalah pilihan yang paling tepat. Biasanya gue melakukan meditasi ini dengan cara sederhana: cukup dengan muter lagu self-healing, lalu duduk/berjalan dengan tenang. Pejamkan mata, dan mulai kendalikan tarikan nafas, nikmati setiap proses nafas masuk dan keluar. Setelah situasi sudah lebih tenang, gue akan mulai mempersilahkan kepala gue untuk memikirkan apapun yang pengen dia pikirin tanpa ada penolakan sedikitpun. Gue coba pahami satu persatu masalah, lalu mencoba untuk menerima dan mengiklaskan semua masalah yang memenuhi kepala gue. Di setiap meditasi, biasanya gue bakal nangis karena semua beban pikiran yang selama ini cuma gue tahan, akhirnya bisa gue keluarkan. Rasanya luar biasa lega, guys. Pikiran dan perasaan gue akan bener-bener plong, gue bisa lebih produktif dan ingin terus melanjutkan kehidupan.
Meskipun overthinking ini bukan disorder (gangguan), tapi memang sangat nggak baik kalo kita terlalu sering membiarkan diri tenggelam pada perasaan semacam ini. Jadi mari kita keluar sama-sama ya? Walaupun ini butuh proses yang panjang, tapi kita pasti bisa kok. Terima dan nikmati saja prosesnya. Yang penting, we must believe in ourselves.
Semangat:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H