Ketika kegiatan di perpustakaan mulai berhenti, maka kehidupan di dalamnya juga ikut mati. Jika perpustakaan tidak dapat menjalankan peran dan tugasnya dengan baik, itu sama saja seperti keberadaannya menjadi sia-sia dan bisa jadi mulai dipertanyakan.Â
Tentu saja ini akan mengancam eksistensinya dan bisa berujung pada penutupan karena tidak bisa memenuhi tugasnya dalam menyediakan informasi.
Hal ini terjadi hanya karena pustakawan yang memiliki citra buruk, tetapi pengaruhnya sangat besar pada keberadaan pustakawan.Â
Tentunya ini menjadi permasalahan dan tantangan tersendiri yang dimiliki perpustakaan dan pustakawan. Terutama pustakawan harus memiliki solusi untuk memperbaiki citra tersebut karena ini juga berkaitan dengan harga diri perpustakaan.
Pustakawan perlu untuk intropeksi diri mengenai kekurangan yang ada dalam dirinya terutama pada sikap dan perilakunya pada pelayanan terhadap masyarakat.Â
Ia harus melatih diri untuk mampu bersikap ramah, proaktif pada pemustaka dan memberikan kesan yang positif.Â
Sikap seperti senyum, sopan, peka terhadap lingkungan sekitar, hingga cara berkomunikasi yang baik dan benar penting untuk diperhatikan. Pengembangan diri ini bisa dilakukan secara mandiri atau dengan mengikuti pelatihan khusus bagi pustakawan.
Jika pustakawan telah mampu menciptakan citra yang positif, pemustaka tidak perlu lagi merasa khawatir atau takut saat berkunjung perpustakaan. Justru mereka akan merasa nyaman dan puas dengan pelayanan yang diberikan.Â
Jika pemustaka sudah mau datang ke perpustakaan, tugas dan perannya dalam menyediakan informasi pada masyarakat juga akan terpenuhi dengan baik.Â
Eksistensi perpustakaan juga akan menjadi lebih baik dan kembali hidup dengan kegiatan antara pustakawan dan pemustaka di dalamnya.
Referensi