3. tanggung jawab, yaitu memiliki kemampuan dan kemauan untuk memikul tanggung jawab lebih dari yang dipimpinnya,
4. aktif, yaitu mereka lebih mampu dan mau berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan bersosialisasi secara aktif dibandingkan dengan yang dipimpinnya, dan meskipun mereka belum tentu memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi dari yang mereka pimpin.
Namun, variasi dalam atribut pribadi ini dapat bervariasi dari satu situasi organisasi ke situasi lainnya. Organisasi dengan situasi dan karakter tertentu menuntut pemimpin memiliki variasi atribut tertentu.
1. Teori Trait
Teori ini berpendapat bahwa pemimpin memiliki gaya yang berbeda karena mereka memiliki sifat atau kecenderungan yang melekat. Ada lima karakteristik utama kepemimpinan menurut teori ini:
yaitu percaya diri, empati, ambisi, pengendalian diri, dan rasa ingin tahu.
Teori ini mengatakan bahwa Anda dilahirkan sebagai pemimpin dan bahwa kepemimpinan tidak dapat dipelajari.
2. Teori situational
Teori ini menekankan bahwa kepemimpinan muncul dalam situasi yang berbeda sebagai respons terhadap kebutuhan dan lingkungan yang berbeda. Teori ini dikembangkan sebelumnya oleh Blanchard & Hersey (1976), yang menyatakan bahwa pemimpin harus dibedakan untuk memenuhi kebutuhan dan kematangan bawahan, tidak ada cara yang lebih baik untuk gaya kepemimpinan. Pemimpin harus mengembangkan gaya kepemimpinan dan mampu mendiagnosa pendekatan mana yang tepat digunakan dalam suatu situasi.
Kredibilitas
adalah atribusi yang dihasilkan dari proses interaktif antara pemimpin dan pengikut. Atribut karisma meliputi kepercayaan diri, keyakinan, ketenangan, kefasihan, dan yang terpenting, keselarasan atribut dan visi pemimpin dengan kebutuhan pengikutnya. Banyak teori kepemimpinan kharismatik yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran ini. Teori kepemimpinan karismatik House menekankan identitas individu, motivasi pemimpin, dan pengaruh pemimpin pada tujuan dan kepercayaan diri bawahan. Teori atribusi lebih menekankan pada identifikasi personal sebagai proses pengaruh primer dan internalisasi sebagai proses sekunder. Teori konsep diri menekankan internalisasi nilai-nilai, identitas sosial, dan pengaruh pemimpin pada self-efficacy dengan hanya peran kecil untuk identitas pribadi. Sementara itu, teori media sosial menjelaskan bahwa perilaku pengikut dipengaruhi oleh pemimpin mungkin melalui identifikasi pribadi dan pengikut lainnya dipengaruhi oleh proses transmisi sosial.