Mohon tunggu...
kesatria sughani
kesatria sughani Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Desainer, Ilustrator, freethinker

Lahir di Jakarta, 16 April 1984. gemar membaca, menulis, dan menggambar. Pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SMK Broadcast Ghama Caraka Depok dan telah mendapatkan sertifikasi sebagai pendidik oleh Kementrian Pendidikan Republik Indonesia untuk materi ajar Bahasa Indonesia. Gemar Seni, filsafat, dunia pendidikan, dan banyak lagi yang lainnya. Sekarang telah menjadi ASN dan bertugas di SMA Negeri 1 Depok sebagai Guru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengecek Handphone Anak adalah Kewajiban Orangtua

26 Januari 2021   22:40 Diperbarui: 26 Januari 2021   22:55 2954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal itu sudah menjadi kesepakatan awal sekolah kami dengan mereka. Bahwa pihak sekolah memiliki hak untuk melakukan razia sebagai bentuk kontrol. Namun nampaknya, budaya di rumah lebih kuat daripada budaya sekolah. Sehingga kami kesulitan. Pada akhirnya, karena orang tua tidak memiliki sikap untuk dapat menyita handphone anak, maka kami kembalikan anak itu kepada orang tuanya. 

Mungkin banyak orang tua lain yang berpikiran sama dengan orang tua anak di atas, bahwa handphone adalah hak asasi anak sehingga orang tua tidak boleh memasuki privasi mereka. Namun melalui ini, saya mengajak seluruh orang tua untuk mulai menganggap penggunaan handphone anak bukan sebagai hak asasi. 

Kita harus memandang bahwa semua itu hanya hak istimewa yang kita wajib memberikan batasan. Memberikan hak orang dewasa kepada anak-anak kita adalah suatu sikap melangkahi tahap-tahap pendidikan moral, di mana anak yang belum memiliki pertimbangan moral yang baik sudah lebih dulu diajarkan kebebasan. Padahal, jika orang tua seperti itu, maka akan dapat menjerat anak-anak mereka dalam kehidupan bebas, hedonis, dan rendah dalam kemampuan menahan diri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun