Orang yang berbeda ini, kemudian dapat memiliki perasaan beragam dalam memproses situasi tersebut. Salah satunya adalah perasaan takut karena tidak bisa menggenapi ekspektasi nilai-nilai umum yang disepakati masyarakat.
Akhirnya, dia merasa teralienasi, tapi tak dapat berbuat apa-apa, tetap memaksakan diri terhubung dengan manusia lain dengan menjadi manusia nggak enakan.
"Di permukaan, aku berhasil mempertahankan senyum yang tak sekalipun meninggalkan bibirku: ini kelonggaran yang kutawarkan kepada orang lain, pencapaian paling mengandung nestapa yang kuterapkan dengan mengorbankan usaha keras dari dalam."
Banyak sekali orang yang merekomendasikan novel ini untuk dibaca. Memang, karena novel ini memiliki banyak hal yang berharga untuk direnungi.
Tapi, hati-hati! Rangkaian kalimat apik yang disampaikan Osamu Dazai, bisa menggeret orang yang sudah depresi, terjatuh lebih dalam lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H