Mohon tunggu...
Priyadi
Priyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai buku

Baru belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Book

Manusia Nggak Enakan

19 Januari 2024   07:40 Diperbarui: 19 Januari 2024   07:44 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel semi-auto biografi ini terbit pada 1948 dan disebut-sebut sebagai mahakarya Osamu Dazai.

Tokoh utama Oba Yozo dalam novel, bisa disebut sebagai manusia nggak enakan. Sepanjang cerita dari awal hingga akhir, Yozo bahkan hampir tidak memiliki kekuatan penolakan untuk bilang "tidak".

Buku ini mendedahkan gambaran rinci dari karakter utama yang memiliki depresi, kecemasan, ketakutan, alienasi dan empati berlebihan yang berujung destruktif.

Buku tidak memiliki atmosfer ceria, tapi suram.

Hal yang mengejutkan dari buku ini adalah, meski ditulis 75 tahun yang lalu, tapi gangguan mental tokoh utama dengan mudah mengingatkan pembaca pada masalah kiwari tentang depresi, alienasi dan kecemasan.

Lebih jauh, gangguan menjadi manusia nggak enakan yang dikisahkan Dazai, tidak berhenti pada masalah psikologis belaka tapi menjalar pada diskusi eksistensi manusia.

Pertempuran perasaan internal dalam menghadapi objektivitas masyarakat (eksternal), membuat diri merasa dihantam berulang-ulang sehingga menganggap diri tidak bisa memasuki tabir objektivitas tersebut.

Ini dapat berujung pada penilaian personal: menganggap diri bukan golongan masyarakat manusia. Bahkan akhirnya dia menganggap dirinya gagal untuk menjadi manusia.

Namun di sisi lain, ada semacam kritik tajam yang disampaikan.

Nilai-nilai objektif masyarakat sebenarnya dibentuk dari sekumpulan besar nilai-nilai subjektif. Tapi karena jumlahnya yang besar, nilai-nilai itu disepakati oleh mayoritas subjek sehingga dianggap objektif.

Nilai-nilai itu menjadi dominan bahkan otoriter, yang tak jarang memaksa orang lain yang memiliki cara pandang berbeda untuk mengikutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun