Mohon tunggu...
Priyadi
Priyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai buku

Baru belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Rogo-rege dan Politik Produk Kelapa

25 Desember 2023   14:47 Diperbarui: 25 Desember 2023   14:50 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kebun kelapa

di tengah kota

telah tiada kebunnya

telah tiada kelapanya

(Kebun Kelapa, Terminal Kita, Wilson Nadeak:1981)

Pohon kelapa adalah salah satu jenis pohon yang masih kerap ditemukan di sekitar rumah di perdesaan. Selain kelapa, ada juga pohon nangka.

Kedua jenis pohon tersebut, memiliki banyak kegunaan. Ini khususnya untuk memenuhi kepentingan perut. Bonusnya ketika berbuah lebih, bisa dijual ke pasar, ke pedagang atau dibarter dengan bumbu.

Di dusun tempatku saat ini tinggal, masih ada beberapa rumah yang mempertahankan pohon kelapa tumbuh di halamannya. Tapi semakin bertambahnya penduduk, semakin menyusut pula halaman rumah, semakin menyusut juga tanaman pohon di depan rumah, termasuk kelapa.

Pohon kelapa, telah memainkan peran penting dalam tumbuh dan berkembangnya peradaban perdesaan. Dapat dibilang, semua bagian dari pohon kelapa dapat digunakan dan memiliki manfaat.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Salah satunya adalah lidi.

Sebagian besar lidi, kita tahu, digunakan sebagai sapu. Tapi berkembangnya peradaban, seperti teknik seni anyaman, dapat membuat lidi memiliki harga dan estetika yang lebih.

Produk anyaman lidi dari daerahku, tepatnya desa tetangga yakni Plumutan, adalah Rogo-rege. Ini adalah produk piring yang dibuat dari anyaman lidi. Ketika masa kecil dulu, barang ini kurang dianggap.

Tapi saat ini, Rogo-rege adalah salah satu produk andalan Desa Plumutan.

Di sekitar usia SLTP, saya pernah belajar menganyam membuat Rogo-rege ini. Mak Dhe yang mengajariku. Dengan bersusah-payah, aku berhasil membuatnya. Meski bentuknya tidak melingkar bagus.

Kini, ketrampilanku itu lindap. Mungkin kalau belajar lagi, aku masih bisa melakukannya.

Produk Rogo-rege adalah produk yang menurutku seharusnya berharga dan harus dihargai mahal. Selain bentuknya yang unik dan estetik, produk ini tentu saja sangat ramah lingkungan.

Lidi yang biasanya terbatas untuk dijadikan produk sapu, tapi di tangan terampil warga Plumutan, barang ini memiliki kualitas yang jempolan. Rogo-rege ini pun, jika berada di restoran-restoran high class, dapat meningkatkan value restoran tersebut.

Pada masanya, pernah Rogo-rege ini begitu jaya dan membuat nama Desa Plumutan populer sebagai basis utama pembuatan piring anyaman lidi. Bahkan, ketika dulu saya jalan-jalan ke Plumutan, hampir di setiap teras rumah, ada ibu-ibu, bapak-bapak dan beberapa anak muda yang bisa dipastikan terlihat menganyam Rogo-rege. 

Kini pemandangan itu berkurang dan semakin berkurang. Aku tidak tahu apa penyebabnya. Beberapa ada yang mengatakan karena sulitnya bahan baku, karena tidak jelasnya uang di jalur distribusi produk, dan berbagai penyebab lainnya.

Di pasar daring, para penjual menawarkan piring lidi ini sekitar harga Rp3.000. Menurutku, harga tersebut tidak sebanding dengan ketekunan dan ketepatan pengrajinnya dalam menganyam.

Bahkan kini, ada produk plastik yang dicetak mirip piring lidi tersebut. Produk yang tidak ramah lingkungan ini, dijual dengan harga lebih murah. Satu lusin berada di kisaran harga Rp12.000.

Politik Produk Kelapa

Kelapa masuk dalam 21 jenis komoditas program hilirisasi. Sejauh ini, produk dari kelapa yang masuk dalam industrialisasi adalah buah kelapa utuh dan santan instan.

Ada juga cocofiber dan briket kelapa. Produk briket kelapa ini disebut telah banyak disukai oleh berbagai negara. Mungkin karena harganya lebih murah dibanding batu bara.

Tapi bagaimana dengan produk olahan dari lidi kelapa? Sepertinya belum ada dan sulit untuk menjadi produk yang strategis.

Dulu, ketika Pemilu 2019 digelar, ada politikus nasional salah satu partai yang datang ke Plumutan. Dia sempat melihat para pengrajin Rogo-rege dan "berupaya" menyerap aspirasi masyarakat. Bahkan ada media nasional yang juga meliput kunjungan itu.

Politikus itu mengatakan, produk Rogo-rege adalah produk yang layak ekspor. Tapi setelahnya, tidak ada gerakan yang jelas tentang gagasan tersebut.

Ketika Pemilu 2019 rampung, politikus itu tidak terpilih.

Kini menjelang Pemilu 2024, politikus itu tak lelah kembali mencoba duduk di kursi legislatif pusat. Dia kembali lagi berkunjung.

Kini dia tidak datang ke Plumutan, tapi ke desa lain. Saya tidak tahu apalagi "dagangan" yang dia bawa untuk meraup suara warga-warga dusun ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun