Akhirnya ada yang penasaran dan membukanya. Orang-orang terkejut! Di dalamnya ada mayat dengan bekas luka tembak. Dia cerita, kemungkinan mayat tersebut adalah korban Petrus (Penembak Misterius).
Penyair Prancis yang Tersesat
Dalam catatan di buku Sejarah Kecil Indonesia-Prancis 1800-2000 garapan Jean Rocher dan Iwan Santosa, Stasiun Tuntang adalah titik akhir perjalanan kereta api penyair besar Prancis, Arthur Rimbaud.
Penyair itu mendaftar sebagai tentara bayaran kolonial Belanda dan dikirim ke Jawa. Dia ditugaskan di pos Salatiga. Biografi perjalanan Rimbaud di Jawa disebut sebagai salah satu episode paling tidak jelas dalam kehidupannya.
Kapal yang membawa Rimbaud bersandar di Batavia pada Juli 1876. Kapal itu kemudian melanjutkan ke pelabuhan Semarang dan melanjutkan perjalanan dengan kereta api.
Andri Setiawan mengutip tulisan Jamie James dalam Rimbaud in Java, The Lost Voyage, bahwa penyair itu berada di satu gerbong dengan orang sakit dari Semarang menuju Kedungjati, dan pindah ke kereta yang lebih kecil menuju Stasiun Tuntang.
Ini berarti Rimbaud juga melewati Stasiun Bringin yang kini terlihat sangat nelangsa.
Dari Tuntang, Rimbaud dan rombongan berjalan sejauh delapan kilometer menuju barak militer yang berada di dekat Alun-alun Salatiga. Ini terjadi sekitar Agustus 1876.
Rimbaud kemudian melakukan desersi, kabur dari barak militer pada 14 Agustus. Pada 31 Desember di tahun yang sama, dia dikabarkan telah berada di rumah ibunya di Charleville, Prancis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H