Perut ini mulai meyadarkanku
Bahwa aku tak memakan kata
Tapi sepiring nasi
Tanakan istri di setiap pagi
Mengapa engkau masih menutup mata
pada orkestra pertut si jelata?
Jangan biarkan dirinya mati sia-sia
di lumbung kata-kata
Doa untuk Mamuju
Ketika alam telah mengusik tidurmu
menyadarkan mimpimu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!