Mohon tunggu...
Wayan Kerti
Wayan Kerti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanti Janji dan Doa

24 Januari 2021   18:44 Diperbarui: 24 Januari 2021   18:50 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: orbitmetro.com

Menanti Janji

Begitu banyak kata-kata

yang kau tata di media

Aku terbuai, terinabobokan

oleh senandungmu yang mendayu

Berbulan-bulan aku menunggu

Kumulai ragu akan janji-janjimu

Sampai di penghujung waktu

Semu ...

Realita hanyalah untaian kata

yang kau tata mengelabui mata

Perut ini mulai meyadarkanku

Bahwa aku tak memakan kata

Tapi sepiring nasi

Tanakan istri di setiap pagi

Mengapa engkau masih menutup mata

pada orkestra pertut si jelata?

Jangan biarkan dirinya mati sia-sia

di lumbung kata-kata

Doa untuk Mamuju

Ketika alam telah mengusik tidurmu

menyadarkan mimpimu

derai air mata yang terjaga

bersenandung lara kabarkan derita

mataku turut berkaca

merasakan derita dan duka-cita

padamu, saudaraku

di Mamuju

aku untai kata ini dalam doa

dikuatkan hatimu, diselamatkan ragamu

deritamu adalah deritaku

di penghujung waktu kita kan bertemu

Kutabur Bunga Ini

Kutabur bunga ini

di selokan kecil dekat rumahku

Teriring doa:

Semoga hujan di bulan Januari

yang menyusuri selokan itu

sampai di Pulau Seribu

mengantar doa dan bunga ini

pada korban Sri Wijaya Air SJ 182

Kuberharap, doa dan bunga ini

yang tulus dan suci

menjadi penawar luka hati

sanak-famili yang ditinggal pergi

Kuberharap: doa dan bunga hatiku

yang tulus dan suci

tak tercemari sampah-sampah kata

yang terkadang nyinyir

menambah duka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun