Mohon tunggu...
Wayan Kerti
Wayan Kerti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kurikulum Oh Kurikulum, Riwayatmu Dulu Hingga Kini

17 Juli 2018   08:16 Diperbarui: 17 Juli 2018   14:45 3158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak dari revisi yang setiap tahun diberlakukan terhadap Kurikulum 2013 tentu besar. Diantaranya adalah, pendidik dan tenaga kependidikan (khususnya guru-guru) mesti harus turut pula dibelaki pelatihan-pelatihan. Buku-buku pun menumpuk menghuni gudang karena menjadi "afkir" ketika kontensnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan kurikulum edisi revisi.

Jadi, tidak salah jika perubahan kurikulum selalu mendapat respon positif dan juga negatif dari masyarakat, termasuk dari dunia pendidikan itu sendiri. Sering terdengar suara sumbang bahwa ganti mentri, ganti kurikulum; ganti mentri, ganti kebijakan.

Sejatinya inovasi kurikulum merupakan sebuah keharusan. Perkembangan sains, teknologi, dan seni. Tuntutan masyarakat lokal, nasional, dan global yang selalu bergerak maju, menuntut adanya pembaharuan dalam bidang kurikulum dan kebijakan dalam dunia pendidikan. 

Bila tidak kita lakukan, maka dunia pendidikan hanya akan menawarkan sesuatu yang ketinggalan zaman, yang berdampak pula pada lulusannya yang tidak siap menghadapi tantangan dunia luar pada masa gobalisasi ini.

Perubahan kurikulum yang terjadi, mari kita sikapi secara positif oleh semua pihak,bukan sebaliknya. Sikap positif tersebut antara lain ditunjukkan dengan upaya memahami latar belakang, filosofi, tujuan, isi, dan struktur, metode pembelajaran dan sistem penilaian dari kurikulum yang baru, utamanya oleh pelaksana kurikulum baik di tingkat pusat, daerah maupun sekolah.

Sebuah keputusan mengubah kurikulum memiliki makna yang sangat penting untuk mengantarkan peserta didik ke depan. Itu sebabnya, kurikulum wajar dievaluasi secara periodik dan dilakukan adjusment agar kurikulum tersebut comply dengan tuntutan zaman. 

Tentu, perubahan kurikulum bukan sekadar untuk memenuhi tuntutan "administratif" semata, karena saatnya dilakukan evaluasi dan adjustment, tetapi diharapkan secara arif kita mampu menangkap makna akan terjadinya perubahan ke depan.

Namun, di sisi lain tentu tidaklah semua lapisan masyarakat, utamanya masyarakat awam mengerti dengan maksud dinamika perubahan kurikulum tersebut. Mereka cendrung beranggapan bahwa apa yang dilakukan pemerintah pada sektor pendidikan hanyalah "proyek" semata, buang-buang uang, dan  memaksakan supaya terkesan menteri baru ada terobosan baru. Pendapat seperti itu tidaklah juga bisa disalahkan. 

Faktanya, perubahan kurikulum yang terkesan mendadak dan kejar target membuat pemborosan anggaran dan kebingungan di kalangan masyarakat, peserta didik dan juga guru-guru di lapangan. 

Oleh karena itu, jika ingin melakukan perubahan-perubahan kurikulum; (1) lakukanlah kajian yang lebih mendalam, (2) persiapkanlah pendidik dan tenaga kependidikan (utamanya guru-guru) dengan matang dengan memberikan pelatihan-pelatihan, (3) persiapkan sarana-prasarana (utamanya buku-buku) yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum sejak dini, (3) sosialisasikanlah perubahan kurikulum tersebut secara masif kepada masyarakat, (4) jika semua hal tersebut sudah matang dan lengkap dipersiapkan, berlakukanlah perubahan kurikulum tersebut secara serentak pada semua tataran pendidikan, sehingga tidak menimbulkan sebuah dilema dalam pengambilan keputusan dan kebijakan di sekolah-sekolah.

Guru adalah pelaksana paling sentral diantara pelaksana kurikulum.  Walaupun pada tataran desain kurikulum berubah, kalau di dalam kelas tidak terjadi perubahan dalam hal materi/kompetensi yang diajarkan dalam proses pembelajaran, maka pada hakikatnya inovasi/perubahan kurikulum belumlah berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun