agar buana ini, harmoni nan damai di hati.
Senja kalaning, hiruk-pikuk kian beraduk.
Lantun tabuh gamelan menebar, hingar-bingar,
campur-baur aroma "tetabuhan"; tuak, arak,
mengiringi arak-arakan sang Bhuta Kala,
"Pengerupukan" punya makna.
(Sibetan, 16 Maret 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!